lailiving
lailiving
  • Home
  • Personal
  • About
  • Features
    • Beauty
    • Health
    • Learning
    • Support
    • Documentation
      • Privacy Policy
      • Disclaimer
      • Comment Policy
      • Archives
  • Contact Us

Highlight

Books

Collaboration

plant tree microsoft weather


Beberapa tahun sebelumnya aku sudah pernah bikin blog post Browsing Sambil Menanam Pohon Lewat Ecosia, nah blog post itu menjadi salah satu blog post dengan jumlah views terbanyak lho. Seneng juga banyak pembaca yang antusias dengan tema penghijauan atau penanaman pohon meski kita tidak punya lahan khusus sendiri yaitu melalui hal-hal yang kita lakukan sehari-hari seperti browsing menggunakan search engine atau mengakses widget weather di komputer kita.  Cara kerjanya mirip dengan Ecosia, saat kita sudah mencapai level atau point tertentu maka sebuah pohon akan ditanam di wilayah proyek penghijauan Microsoft.

 

Ceritanya sekitar bulan April, aku iseng-iseng klik widget weather yang ada di taskbar. Biasanya aku gak begitu peduli dengan widget ini karena isinya banyak banget, dan temperatur serta cuaca hari itu sudah kelihatan di taskbar tanpa mengklik apapun. Karena hari itu panas banget, aku pengen lihat warning atau berita tentang cuaca panas yang siapa tahu memberiku penjelasan kenapa bisa sepanas itu di daerah pegunungan. Ternyata ada icon pohon di sebelah see full forecast, yang membuatku penasaran. Setelah diklik, pengguna diarahkan pada halaman weather di Microsoft Edge dan ada welcome screen seperti ini.

microsoft weather


Iseng-iseng aku klik kemudian aku mendapatkan seed yang ditanam sebagai e-tree di Microsoft Weather ini. Konsepnya sama seperti menanam pohon beneran yaitu membutuhkan sinar matahari, air dan perawatan setiap hari. Maka setiap hari kita diharuskan mengecek tanaman kita dan akan mendapat 10 point untuk daily log. Untuk mendapatkan point tambahan, kita bisa mengklik task yang ada di baris bawah daily log seperti collect solar power, collect wind power dan collect hydro power serta check weather news di browser ini.

 

Kalau sudah berhasil menyelesaikan satu tugas, akan muncul bubble point sebesar 30 point per tasknya.

 

Selain dengan melakukan task di bagian penanaman e-tree, kita juga bisa mendapat tambahan sebesar 10 point saat menggunakan fitur microsoft weather di tampilan map seperti menampilkan peta wilayah bersalju, peta angin, peta badai, peta kelembaban, peta tekanan udara, dan lain-lain.

 

Kalau sudah menyelesaikan semua task hari ini, tampilannya bakal seperti ini.



Jangan khawatir, tidak setiap hari kamu bakal menyelesaikan semua tugas harianmu. Misalnya ada hari dimana ada task yang mengharuskan kita menemukan wilayah dengan severe weather, sementara tidak ada wilayah yang bertanda seperti itu, sehingga kita tidak bisa menyelesaikan task ini.


severe weather

Kita juga bisa mengganti nama pohon kita dengan nama apapun yang kita inginkan, misalnya karena aku suka apel, maka pohonnya aku beri nama apple tree.



Untuk melihat progresnya sampai mana, kita bisa lihat di bagian atas tempat point kita terkumpul. Jika kita sudah mencapai 10.000 point, maka sebuah pohon nyata akan benar-benar ditanam di wilayah proyek penghijauan. Dalam proyek penghijauan ini Microsoft bekerja sama dengan Eden Restoration Project yaitu organisasi non-profit untuk penanaman pohon dan restorasi ekosistem di wilayah beresiko tinggi dan kurang stabil. Wilayah yang ditargetkan dalam proyek ini tersebar di seluruh dunia, bahkan ada yang di Indonesia lho. Sedangkan untuk penanaman pohon dari batch ini bakal berada di Mwamdudu, Mombasa, Kenya. Kamu bisa cek wilayah yang akan menjadi tempat penanaman pohon yang kamu tanam ini di bagian certificate.



Bakal ada link yang membawa kita ke halaman baru berisi wilayah proyek penghijauan Microsoft dan Eden Restoration Project ini.


kenya reforestation project

Selain sebuah pohon beneran, kamu sendiri bakal mendapatkan e-certificate dari Microsoft, yang kali ini belum bisa aku jelaskan karena aku belum mencapai 10.000 point.


Nah bagaimana? Tertarik untuk menanam pohon lewat Microsoft Weather? Atau kamu jangan-jangan sudah menanam banyak pohon? Share di kolom komentar ya.

 

the shark caller book review

Hello! I finished my 200th book or the 200th I read since I started tracking my reading journey on Goodreads. I finished this book today on April 27 as part of Orilium readathon quest. By the time you find this blog post published, it might be on May (because you know, April is a busy month for me because of the blog challenge, hahaha). For the quest, I have to choose a book with butterly or moth in the cover. I looked for the book with this criteria on my Storytel, my library and my physical copies. It’s so difficult to find one under 300 pages because the quests were up on April 25, meaning I only have 5 days to complete all the new 5 prompts. The other 3 prompts I chose are : the book that you think will make you cry, the book featuring assassins and the book from the library.

 

When I browsed my Storytel app, I found this book (and I already know this book before because it’s been translated and published here) and randomly Googled for its bigger cover to see whether it has any tiny butterlies there. And I found them, the butterflies! So I instantly picked this book for the butterly prompt.

 

The Shark Caller by Zillah Bethell | Book Review

Length                                  : 8 hours 29 mins / 291 pages

Goodreads rating                 : 4,48 / 5

My rating                             : 5 / 5

Keywords                      : middle grade, ocean, Papua New Guinea, shark, culture, grief, loss of the loved ones,  friendship, family, book with butterfly on the cover, nature, book that will make you cry

Where to read                      : Storytel

Indonesian title                    : The Shark Caller – Sang Pemanggil Hiu

Publisher                             : Bentang Pustaka

Trigger warning               : death, loss of the loved ones, mention of world war, grief, witnessing the dead of parents, family member’s illness, torturing animal


BLURB :

"Desperate to become a shark caller to avenge the death of her parents, Blue Wing is instead charged with befriending infuriating newcomer Maple. At first they are angry and out of sync with the island and each other. But when the tide breathes the promise of treasure, can they overcome their differences and brave the deadliest shark in the ocean?" (Goodreads)

 

MY THOUGHTS :

THIS BOOK WILL FULFILL THE BOOK THAT MAKES YOU CRY PROMPT!

I CRIED A LOT.

The Shark Caller is a beautiful well-written story about people who met and understood each other through grief and loss of the loved ones. We follow the story of Blue Wing, a girl who lost her parents 2 years ago and she lived with Siringe whom she called waspapi (or the person who takes care of someone and not their parents). One day a professor called Mr. Atlas Hamelin and his daughter Maple Hamelin came to the island for the coral study. They lived in Blue Wing’s family old hut which has been empty since the death of her parents. While Siringe accompanied Mr. Hamelin for his coral research, Maple and Blue Wing found their way to each other, recognized their differences in language and culture, finding the same pain and grief and understanding and helping each other. This book shows you how different people coped with guilt, grief and loss differently, but they’re connected by the similar feeling of holding the past and not move on from it.

 

What I love from this book is everything! The Shark Caller asks you to respect nature especially the ocean and animals inside it, as well as respect the dead and the living. This book also carries beautiful message to see beyond someone’s rude words or the shark’s anger. They tried to hurt you because they carried the wounds for so long. If you hurt them back, then you don’t make anything better, it applies to ourselves too. Maple mentioned about how it’s easier to fix other people’s wound than our own. This made me realize that most of the time we neglect our tiny sadness or complain and think that it can be dealt later, but it grows bigger over the time until we meet something truly different – a big wound that changes how we react and how we behave.

"It’s always easier to see how to fix somebody else’s problems. It’s much harder to fix your own."

This is the first book with the setting in Papua New Guinea and this book made me want to go to the beach. Zillah Bethell describe the land, the beach and the water perfectly and I can picture them all in my head. When Blue Wing mentioned “the long now” (the Pidgin English for “forever”), I pictured the endless blue ocean forward, and I think I learned my first few Papuan Pidgin English words through this book.

 

When I first got into this book I didn’t think this book would bring so many great messages and lessons, and I didn’t think I would love it this much. I only thought that this is a book with a message to love the ocean and animals which is a perfect book to read to celebrate Earth Day and to learn more about ocean and its animals. And I thought I might give this book 4 stars for the beautiful ocean, island and culture which are the whole new world for me. By the time Blue Wing and Maple interacted and talked about themselves and shared their stories, I couldn’t stop reading (listening to) this book. I finished 2/3 part of the book in one day and I couldn’t wait for the next day to know what will happen next. I cried when it mentioned about a scary big shark named Xok who hated humans and would attack them and the story about him. I cried when it’s about animal and how they show their feelings through their action because most humans can’t understand their language and act like they are not worthy because animals are animals.


the shark caller zillah bethell


I don’t live near beach or in an island surrounded by ocean, but I hope every creature inside the ocean are well and happy and there will be no humans who hurt them.

 

Oh no, I’m crying while writing this review.

 

This book really gives powerful impact for me as a reader.

 

I’m still having runny nose because of this book. Haha.

 

This is a short book under 300 pages but you will get great so many things from it. And I changed my mind about giving 4 stars for this book. The Shark Caller is a five star read!

 

sweet bean paste durian sukegawa book review

Hello! Before posting my April Wrap-up and probably my May Reading Plans, I’m going to show you the 18th book I finished reading on April that I really like because it delivers beautiful messages about life and humanity. This book titled Sweet Bean Paste by Durian Sukegawa. I’ve put this book on my TBR for so long because I heard good reviews about this under 200 page book. Finally this month I got the chance to get into this book. This book is originally written in Japanese, titled あん (An). I thought this book would be a light read with one or two good messages about patience and respect to the food. It turned out to be more than that. I got more knowledge about topic which I didn’t expect to be discussed inside this book.

(Halo! Sebelum mengepos April Wrap-up dan mungkin May Reading Plans, aku bikin satu blog post untuk buku kedelapan belas yang aku selesai baca di bulan April ini, yang aku suka banget karena pesan-pesan yang disampaikan tentang kehidupan dan kemanusiaan. Buku ini berjudul Sweet Bean Paste oleh Durian Sukegawa. Buku ini sudah berada di list TBR aku cukup lama karena aku sudah mendengar banyak review bagus tentang buku yang tebalnya di bawah 200 halaman ini. Akhirnya bulan ini aku berkesempatan untuk membacanya. Buku ini aslinya ditulis dalam bahasa Jepang dengan judul あん (An). Aku awalnya berpikir buku ini bakal menjadi buku yang ringan dengan satu atau dua pesan mengenai kesabaran dan penghargaan terhadap makanan. Tapi ternyata lebih dari itu saudara-saudara. Aku mendapat pengetahuan baru mengenai topik yang tidak aku duga bakal didiskusikan di dalam buku ini.)

 

Sweet Bean Paste by Durian Sukegawa | Book Review

Length                                  : 186 pages

Goodreads rating                  : 4,07 / 5

My rating                              : 4,50 / 5

Keywords                        : adult, contemporary, literary fiction, Japanese literature, food, friendship, book that will make you cry

Where to read                       : Scribd

Trigger warnings       : suicidal thoughts, suicide attempt, death, loss of loved ones, forced institutionalization, illness, isolation, anxiety, panic attack, burnout, fear of illness, description about the physical appearance as the side effect of a disease


Blurb :

"Sentaro has failed: he has a criminal record, drinks too much, and hasn’t managed to fulfil his dream of becoming a writer. Instead, he works in a tiny confectionery shop selling dorayaki, a type of pancake filled with sweet bean paste. With only the blossoming of the cherry trees to mark the passing of time, he spends his days listlessly filling the pastries. Until one day an elderly, handicapped woman enters the shop.

Tokue makes the best bean paste imaginable, and begins to teach Sentaro her art. But as their friendship flourishes, societal prejudices become impossible to escape, in this quietly devastating novel about the burden of the past and the redemptive power of friendship." (Goodreads)


My thoughts :

It’s a book which gave me knowledge about Hansen’s disease and sweet bean paste. So I decided to put my thoughts in one review post dedicated to this book. This book contains shorter pages in each chapter, so you (if you’re like me) will feel less intimidated when you first get into this book. Another good thing is there are not too many characters to introduce inside this book, and they are introduced as the story goes, not all at once (compare to Before The Coffee Gets Old’s character introduction, if you have read it).

(Buku ini memberiku pengetahuan tentang penyakit lepra sekaligus pasta kacang merah. Jadi aku memutuskan untuk mencurahkan pikiran dan perasaaku dalam satu review di blog ini didedikasikan untuk Sweet Bean Paste. Buku ini berisi bab yang pendek-pendek, jadi jika kamu seperti aku maka bakal tidak terasa terintimidasi ketika pertama kali membacanya. Hal bagus lainnya adalah tidak terlalu banyak karakter yang diperkenalkan dalam buku ini dan mereka dimunculkan saat cerita berjalan, tidak langsung bersamaan.)

 

Centering in the human-universe relationship through sweets and three different people from different backgrounds, this book left me thinking a lot about life, universe, relationship, and existence after finishing it. There were parts where it made me cry because I can’t not cry when someone has a dream (that’s often seen as something simple because it’s the thing everyone else has without they ever knowing) and finally they reached it after so long. It’s so rare for me to cry over an author’s note page, but I did. By reading the super short paragraph about why this book is written, I got more insight and more stuff to think about once I closed this book.

(Berfokus pada hubungan manusia dan alam semesta melalui makanan manis dan tiga orang dari tiga latar belakang berbeda, buku ini membuatku kepikiran tentang kehidupan, alam semesta, hubungan dan keberadaan kita di dunia setelah selesai membacanya. Ada beberapa bagian yang membuatku menangis karena aku gak bisa gak nangis kalau  menyangkut mimpi seseorang (yang mungkin dianggap sebagai hal sederhana karena hal tersebut bisa dimiliki semua orang yang lain bahkan tanpa menyadarinya) dan akhirnya bisa mencapai mimpi itu setelah sekian lama. Sangat jarang pula aku nangis saat baca catatan penulis di bagian akhir buku ini. Dengan membaca paragraf singkat mengenai latar belakang ditulisnya buku ini, aku mendapat pengertian dan beberapa hal lain untuk aku pikirkan setelah menutup buku ini.)

 

You might think that it’s not fair that someone can’t feel the freedom while the other don’t realize it. That’s one of the things that this book talked about. Why. Your question might not be answered and life just goes on as it is. But you got sweet bean paste.

(Kamu mungkin berpikir bahwa tidak adil kalau seseorang tidak bisa mendapatkan kebebasan sementara orang-orang lainnya tidak menyadari kebebasan yang mereka miliki. Hal ini adalah salah satu hal yang dibahas dalam buku ini. Kenapa. Pertanyaanmu mungkin tidak terjawab di buku ini dan kehidupan akan terus berjalan seperti biasanya. Namun kamu dapat ilmu pasta kacang merah)



 

Sentaro’s character is relatable where he wants to resign from this dorayaki place, but at the same time he has a debt to pay, as well as about him feeling unskilled when it comes to other job and his age is seen unqualified for applying the job he wanted. He wanted his daily job to end as soon as possible and he didn’t care what kind of dorayaki he made, until he met Tokue and her brilliant sweet bean paste. Even though the way he got the debt and how his boos kindly gave him this dorayaki place to manage is still something that I hardly accept. Let me know if you have read this book and think differently about this part. I might miss something important here.

(Karakter dan kondisi Sentaro sebagai tokoh utama cukup relatable terutama dimana dia pengen resign dari pekerjaannya sebagai penjual dorayaki namun di saat yang sama dia punya hutang yang harus dibayar, selain juga tentang Sentaro yang merasa tidak memiliki keahlian yang cukup untuk perkerjaan lain dan usianya yang tidak lagi memenuhi persyaratan. Dia menginginkan pekerjaannya sehari-hari segera berakhir sehingga dia tidak peduli dorayaki seperti apa yang dia buat dan jual, hingga dia bertemu dengan Tokue dan pasta kacang merahnya yang super lezat. Meski menurutku bagaimana dia memiliki hutang dan bagaimana bos pemilik usaha dorayaki itu mempercayakan toko itu kepadanya masih tidak bisa aku terima begitu saja. Beritahu aku ya jika kamu sudah membaca buku ini dan berpikir berbeda mengenai bagian ini.)

 

This book gives you the balanced amount of knowledge about some sweets and how to make traditional sweet bean paste and the information about leprosy or Hansen’s disease especially in Japan (how the patients were treated in the past, how the side effect of the disease as well as the society’s reaction, how the place they live look like, and how the sanatorium could be another isolated world). The words it uses are easy to understand and the paragraph are mostly shorter, so it’s less crowded when you read it through your phone.

(Buku ini memberimu porsi seimbang antara pengetahuan tentang makanan manis, cara membuat pasta kacang merah secara tradisional dan informasi mengenai wabah lepra di Jepang (bagaimana pasien diperlakukan di masa lalu, bagaimana efek samping penyakit ini sekaligus reaksi masyarakat, bagaimana sanatorium tempat mereka tinggal dan bagaimana kesan isolasinya masih terasa hingga bertahun-tahun kemudian). Kata-kata yang digunakan dalam buku sangat mudah dipahami dengan paragraf yang pendek dan tidak terlalu padat saat kamu membacanya melalui handphone.)

 

Overall it’s a heartwarming story to follow (and please read the trigger warnings) with the topic it talked about is varied from sweets to illness. This book is the first book that I read that pick Hansen’s Disease as topic and it opens my eyes about many more things about freedom, people are forgotten and left and isolated and also about appreciating foods and nature.

(Secara keseluruhan, cerita dalam buku ini cukup mengharukan buat aku (jangan lupa baca trigger warningnya ya) dengan topic yang luas dari makanan manis hingga penyakit. Buku ini adalah buku pertama yang aku baca yang membahas mengenai penyakit lepra dan sudah membuka mataku untuk lebih banyak hal mengenai kebebasan, orang-orang yang keberadaannya tidak lagi diingat dan juga mengenai penghargaan terhadap makanan dan alam.)

 


Hai semuanya! Sesuai dengan tema terakhir dalam challenge ini yaitu mengenai belanja online dan offline, maka aku bakal bahas spesifik mengenai buku saja, karena kayaknya blog ini bakal lebih banyak bahas mengenai buku. Sebelum kita mengenal online shopping dan segala promo di dalamnya, di masa lalu kalau beli buku selalu di toko buku atau di tempat apapun yang menjual buku meski namanya bukan toko buku seperti koperasi sekolah. Jadi kangen beli buku paket pelajaran di sekolah nih. Dulu tuh paling suka kalau tiap awal semester kan ada buku-buku pelajaran baru yang harus dibeli (selain ada beberapa buku lain yang dipinjamkan oleh perpustakaan sekolah). Aku suka banget kalau sudah beli buku baru karena baunya enak banget. Bisa dibilang aku ketagihan bau buku baru, hahaha. Jadi aku paling suka kalaupulang sekolah bawa buku baru, gak sabar mau melihat-lihat isinya dan bakal dapat tugas apa saja nanti di sekolah selama satu semester ke depan.

 

Begitu lulus sekolah, aku mulai kenal online shopping yang ternyata lebih praktis daripada mengantri di koperasi sekolah atau di toko buku (dan bahkan bisa dapat cashback hahaha). Buku-buku yang aku beli pun sudah bukan buku pelajaran lagi melainkan buku fiksi seperti buku-buku klasik dan buku-buku yang sudah aku suka sebelumnya setelah mendengar audiobook, membaca versi e-booknya atau mendapatkan arc-nya. Belanja online ternyata juga bisa membantuku mendapatkan harga yang lebih murah karena banyak sekali toko yang bisa kita pilih dan bandingkan. Selain itu rasanya menyenangkan kalau mendengar kurir paket datang membawa buku pesananku.

 

Kalau disuruh memilih, aku gak bisa menyebutkan satu saja yang terbaik dari kedua pilihan di atas karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, dan keduanya memiliki fungsi yang bisa kita manfaatkan sesuai kondisi kita. Misalnya nih lagi pengen melihat jajaran rak-rak buku yang berisi buku-buku baru dan kebetulan kita punya banyak waktu luang, maka belanja offline bisa jadi pilihan terbaik. Sedangkan di waktu yang lain kita sibuk banget sementara ada buku-buku tertentu yang harus kita miliki, sehingga belanja online bisa mempersingkat waktu mencari-cari buku yang kamu inginkan di toko-toko buku di kotamu.

 

Kekurangan dan kelebihan beli buku offline :

(+)

Bisa langsung pegang bukunya

Bisa memilih sendiri buku dengan kondisi yang diinginkan

Bisa lihat-lihat berbagai macam buku yang dijual

Bau toko buku yang tentu saja bau buku

Bisa baca-baca buku lain yang disediakan untuk dibaca

Refreshing cuci mata biar gak lihat layar komputer / handphone terus

(-)

Tidak bisa dilakukan kalau sedang sibuk

Belum tentu buku yang kamu cari masih ada

 

Kekurangan dan kelebihan belanja buku online :

(+)

Bisa membandingkan harga

Sekali search langsung muncul toko-toko yang menjual buku yang kita cari

Ada promo potongan harga maupun ongkos kirim dan cashback

Menghemat waktu

Tidak bikin capek keluar rumah

Unboxing paket buku sangat menyenangkan

Pilihan buku lebih beragam seperti buku impor, buku bekas atau buku jadul

(-)

Lama waktu pengemasan dan pengiriman yang bervariasi

Kondisi buku yang dijual terkadang berbeda dari foto

Banyak sekali buku-buku bajakan dijual secara online

 

Nah, jadi kamu kamu lebih suka belanja buku secara online atau offline? Atau kamu suka dua-duanya karena sama-sama membuatmu mendapat buku-buku baru? Apapun pilihanmu adalah yang terbaik buatmu. Jika kamu menemukan kekurangan dan kelebihan belanja buku online dan offline bisa banget kamu sebutkan di kolom komentar di bawah ya.

 

hemat uang thr sikat habis

Halo hai! Sudah memasuki hari ke-28 challenge BPN Ramadhan 2022 nih. Apa masih tetep nulis atau bakal nulis ketigapuluh tema harian langsung dalam sehari? Atau kamu hanya ingin menulis beberapa tema saja? Gak ada yang salah sih, lagian juga yang kamu isi blogmu sendiri, bebas mau ngapain aja. Karena udah deket lebaran, pasti topik bahasannya menyangkut THR dan baiknya uang ini diapain biar gak nyesel. Apa disimpen aja di dalam peti yang dikubur di kebon belakang? Apa dibelanjain bakso buat warga sekecamatan?

Menurutku sih terserah kamu, kan duit kamu sendiri. Gak harus menghemat dan juga gak harus dibelanjain. Kamu bingung karena kebanyakan uang THR? Boleh kok dikasih ke aku, langsung kasih tau aku aja lewat pesan, email, anything that can connect us (ea) dan bakal aku kasih tau juga kemana kamu bisa kirim uang yang membuatmu kebingungan karena gak habis-habis itu. Aku akan dengan senang hati menerimanya.

Nah, kamu masih bingung mau berbuat apa dengan uang THRmu? Baca list di bawah ini deh, nomor 12 dan 13 adalah favoritku lho! 


Hal-hal yang bisa kamu lakukan dengan uang THR

1. Masukkan tabungan, kapan-kapan dibelanjain

2. Masukkan tabungan, gak akan dibelikan apapun karena THR hanya setahun sekali

3. Jajan sepuasnya sampe gak pengen jajan lagi sebulan ke depan

4. Traktir orang-orang sekomplek

5. Beli apapun deh pokoknya THR harus habis tanpa sisa biar gak kepikiran

6. Bepergian

7. Bagi-bagi untuk orang rumah biar seneng

8. Bayar cicilan

9. Masukkan peti, kubur di kebon belakang

10. Sumbang ke lembaga yang kamu suka

11. Pigurain uang THR buat koleksi

12. Transfer ke pemilik blog ini

13. Beli setumpuk buku terus dikirim ke pemilik blog ini

 

Jika kamu tidak ingin menyesal sudah membelanjakan uang THRmu namun kamu juga gak ingin menyesal sudah melewatkan diskon belanja, aku sarankan kamu mengetahui dengan jelas total uang THRmu saat ini, lalu catat apapun jasa atau benda yang sudah kamu tukar dengan uangmu. Dengan begitu, kamu gak bakal kaget tahu-tahu udah gak ada uang di rekeningmu alias gaji, THR dan uang sisa di bulan sebelumnya tersikat habis saat lebaran. Saran ini berlaku jika kamu berpotensi menyesal di akhir masa libur lebaran setelah menggunakan uang THRmu.

 

Kalau aku sendiri, biasanya selalu ada sisa (di penghujung masa libur lebaran), karena aku kalap belanja gak pas lebaran alias di saat-saat random di luar lebaran. Uang THR ini bakal aku bagi dalam beberapa kategori kayak dibagiin buat anggota keluarga (aku suka bikin amplop lebaran lucu-lucu, jadi buat menyebar kelucuan amplopku aku bakal pakai amplop ini buat membagikan uang THR ini), dana jajan selama libur lebaran, buat ngisi e-wallet biar mereka juga kecipratan THRnya, dan juga dimasukkan amplop THR untuk diriku sendiri biar gemes. Dari pembagian uang ini biasanya masih ada sisa, yang bakal aku gunakan untuk kalap di masa mendatang tentunya. Hahaha.

 

Sebenernya gak ada aturan khusus sih berapa persentase untuk kategori tertentu, karena aku gak suka hitung-hitungan ribet. Kamu juga begitu, kalau kamu gak pengen menggunakan rumus penghematan yang kamu temukan saat browsing, ya jangan dipakai, gak berdosa kok say. Sebaliknya kalau kamu pengguna setia rumus keuangan, bisa banget kamu ceritain ke aku kesan-kesan kamu selama menggunakan rumus tersebut di kolom komentar di bawah ini. Kalau kamu mau mengikuti beberapa kegiatan dari list di atas juga boleh, kalau kamu berpikir kalau ide-ide dari list di atas kurang banyak juga aku bakal nerima ide apapun dari kamu untuk dimasukkan di list tersebut siapa tahu ada orang yang cocok dengan ide tersebut, atau kamu berpikir you will do nothing to your THR because you will do nothing during lebaran, THAT’S TOTALLY OKAY DEAR.

 

Kamu boleh bijak menggunakan uang THRmu, atau boleh juga sebaliknya, toh uangnya sudah menjadi milikmu, jadi bos di tempat kerjamu gak bakal protes kalau uang THRmu sudah berubah jadi tiket nonton Dr. Strange untuk teman-teman sekelurahan. Kamu boleh saja menggunakan uang THRmu sesuka hati dan menyebut dirimu bijak dalam hal finansial dan membagikannya di blog kamu, aku gak akan marah say.

 

Nah karena Microsoft Word sudah menunjukkan bahwa blog post ini sudah lebih dari 500 kata, maka saatnya aku beralih pada tema selanjutnya. Semoga apapun yang kamu lakukan dengan uang THRmu membuatmu bahagia yaa say. Kalau ada ide buat list hal-hal yang bisa kamu lakukan dengan uang THR, boleh banget kamu sebutin di kolom komentar. Terima kasih sudah membaca blog post yang aku buat di tengah siang bolong hari Kamis yang super panas ini. Satu view dari kamu bermakna lho, karena kehadiranmu di dunia ini bermakna. Sampai jumpa.

 

kue sagon kacang hijau

Halo! Hai!

Lebaran sudah semakin dekat, sudah menemukan inspirasi baju lebaran, tinggal mencari kue kering untuk dihidangkan di meja ruang tamu nih. Sebenernya untuk kue kering atau cemilan, kita sudah tahu bahwa di berbagai toko mulai dari yang kecil sampai level supermarket bakal menyediakan kue kering dalam berbagai kemasan dan bahkan sudah dibungkus jadi parcel. Kue-kue kering yang umum ditawarkan biasanya nastar, kastangel, kue putri salju, kacang panggang, stik keju, cookies choco chip, kue kelapa, semprit, emping melinjo hingga kue-kue dalam kaleng yang kalau sudah habis bakal berisi rengginang atau bahkan benang jahit.

Kue lebaran favoritku bukan nastar bukan kastengel, bukan juga biskuit roma atau khong guan, melainkan kue sagon kacang hijau. Kue ini juga dikenal dengan putu kacang hijau atau kue kacang hijau, tergantung dimana kamu mengenalnya. Pertama kali makan kue kering ini waktu berkunjung ke rumah nenek di Sidoarjo. Nenek punya banyak stok kue sagon kacang hijau ini di dalam lemari, dan aku disuruh nyobain. Ternyata enak dan aku suka banget karena dia gurih dan gak terlalu manis, dan tentu saja rasa kacang hijau (sebagai peserta posyandu yang rajin, aku selalu suka bubur kacang hijau – saking sukanya waktu udah umur 7 tahun pun aku tetep ikut ke posyandu buat “nganterin adek” biar dapet bubur kacang hijau juga, hahaha).

Sayang sekali aku jarang banget menemukan kue kering ini dihidangkan saat berkunjung kesana kemari saat lebaran, kalau nanya kue sagon saja bakal dikasih kue sagon kelapa dan kue ini kayaknya lebih sering aku temui daripada saudaranya yang dari kacang hijau. Tapi pada suatu lebaran, aku diajak berkunjung ke rumah salah satu teman ayah, ada kue sagon kacang hijau nongol di antara deretan kue-kue lebaran lainnya. Otomatis jadi incaran utamaku dong.

Aku sempet bertanya ke ibu, gimana cara bikin kue ini biar dibikinin sendiri di rumah. Ternyata kata ibu ini bikin kuenya tuh dari kacang hijau yang dijadikan tepung kemudian dimasukkan cetakan dan dipanggang. Bahkan kata ibu, ada yang gak dipanggang, langsung aja gitu dimakan. Gulanya adalah gula halus dan tidak terlalu banyak, pantesan tidak terlalu manis, dan aku cocok nih.

Beneran dong ternyata, waktu aku browsing di google atau youtube, kuenya dibuat dari kacang hijau yang disangrai, dijemur lalu ditumbuk dan diayak hingga jadi tepung beneran. Namun sudah ada tepung kacang hijau kemasan yang bisa dibeli di toko bahan kue, sehingga lebih menghemat waktu.

 

Resep Kue Sagon Kacang Hijau

200 gr Kacang hijau atau Tepung Kacang Hijau aja biar gak ribet

150 gr Gula halus

2 sdm air

Cetakan kesukaanmu

 

Cara membuat :

1. Kalau kamu pakai kacang hijau beneran, maka kamu harus sangrai dulu kacang hijaunya biar terpisah dari kulitnya, kemudian cuci bersih lalu dijemur. Setelah dijemur, kemudian dihaluskan dan diayak hingga jadi tepung kacang hijau.

2. Kalau sudah ada tepung kacang hijaunya tinggal campurkan semua bahan. Airnya gak usah banyak-banyak, hanya dibutuhkan untuk melembabkan adonan biar gak tepung banget kelihatannya.

3. Setelah tercampur semua, saatnya dimasukkan cetakan. Setelah tercetak, tata di loyang kemudian panggang dengan suhu 150 derajat hingga kering.

4. Kue sagon kacang hijau bisa kamu lahap.

 

Nah, itu tadi curhatan mengenai kue sagon kacang hijau dan gambaran cara membuatnya, karena aku gak pernah bikin sendiri. Nanti kalau sudah pernah bikin, bakal aku pamerin di sini deh. Kayaknya gak bakal ada kue kering lain yang bisa menggeser kue sagon kacang hijau ini di hatiku, selain karena rasanya yang cocok juga karena kenangan masa kecil dan betapa jarangnya kutemukan kue ini dihidangkan di meja saat lebaran. So, kue lebaran favoritmu yang mana? Ceritain dong di kolom komentar.

 

inspirasi baju lebaran

Halo semuanya, lebaran sudah dekat ya, kurang dari seminggu lagi kita bakal menemui banyak hal khas yang kita lihat bertebaran di mana-mana hanya sekali dalam setahun seperti banner ucapan lebaran, iklan lebaran, tumpukan parcel dan kue-kue kering, sampai diskon baju lebaran di berbagai toko offline dan online. Tahun ini seperti tahun sebelumnya aku gak bakal beli baju baru buat lebaran karena aku beli baju baru saat aku membutuhkannya atau lagi penasaran dengan model baju tertentu yang tentu saja gak selalu menjelang lebaran. Selain memberiku banyak waktu untuk mencoba baju yang sudah aku beli, mencuci, menyeterika dan melihat efeknya pada baju tersebut, juga menurutku tidak membingungkan karena waktu bulan puasa bakal lebih sibuk dan mencari atau mencoba baju baru untuk lebaran gak bakal masuk ke dalam daftar kegiatanku (bulan ini aku juga tidak membuat video journaling baru, karena kesibukan juga).

 

Lagipula aku jenis orang yang bakal mencari inspirasi gaya berpakaian di saat aku kepengen browsing aja. Sehingga waktu lebaran atau mau bepergian atau mau menghadiri acara penting, gak bakal browsing lagi, karena buat aku pakaian yang aku sukai adalah yang nyaman, gak bikin panas dan gampang diapa-apain.

 

Untuk lebaran tahun ini aku bakal menggunakan pakaian yang sudah aku miliki cukup lama namun masih terlihat baru karena memang baru beberapa kali cuci-setrika. Sebenernya untuk menentukan baju lebaran mana yang cocok dengan kamu ya dengan menggunakan beberapa jenis baju yang kamu miliki sehari-hari dan menentukan mana yang paling cocok dan nyaman dipakai. Buat aku yang ukuran badannya kayak gak masuk standar ukuran universal di Indonesia, sehingga jika jenis kain yang dipakai pada baju yang aku kenakan tidak sesuai, maka jadi kayak rempong kelihatannya, seperti terlihat berantakan dan membingungkan.

 

Dari sekian tahun mengenakan berbagai jenis dan model pakaian, aku sudah bisa menentukan mana baju-baju yang paling cocok dan nyaman aku gunakan. Aku lebih memilih bahan yang sejuk dipakai, tidak kaku dan juga tidak terlalu tipis. Dalam blog post ini tidak bakal banyak penjelasan mengenai baju lebaran yang bakal aku gunakan karena the photo will explain everything here.


crinkle blouse

Aku beli baju ini online, keywordnya blouse crinkle, dan bakal muncul berbagai macam produk dari berbagai toko. Masih ada beberapa model baju dengan jenis bahan crinkle ini namun aku memutuskan membeli pakaian yang ini for science. Bahan yang seperti ini adalah bahan terfavorit buat aku karena gampang pakainya, gampang nyetrikanya dan gampang dipadukan dengan celana atau rok yang aku miliki (kalau aku bakal pakai celana, karena I have trust issue dengan rok, hahaha).

Bajunya sudah pernah aku pakai beberapa kali untuk bekerja, dan sejauh ini gak bikin gerah dan juga gak bakal ketahuan kalau sudah lama disimpan di lemari setelah disetrika karena bahannya yang sudah ada patternnya dan sedikit lebih berat dari baju-baju lain (you know lah kalau lebih berat bakal jadi kesukaan gaya gravitasi bumi sehingga dia gak mengembang ke samping atau lecek gimana-gimana setelah kamu dudukin atau rebahin). Ditambah lagi di bagian lengannya ada karetnya, sehingga bisa ditarik ke atas kalau kamu mau berurusan dengan air atau toilet. Ukuran baju ini termasuk besar kalau buat aku, karena masih sisa banyak di bagian samping-sampingnya dan bagian lengannya, which is good karena gak bikin aku insecure yang ujung-ujungnya masuk kategori tidak nyaman.

 

Oke. Itu tadi sekilas update baju yang bakal aku gunakan saat lebaran nanti. Sebenernya aku punya beberapa warna dari jenis blouse ini karena aku tahu aku bakal suka banget dan bakal pakai ini tiap hari karena kenyamanan dan ketidakribetannya. Nah kalau kamu, mau pakai baju lebaran seperti apa tahun ini? Ceritakan di kolom komentar ya.

Older Posts Home

ABOUT ME

Contact | Collaboration |

Hello, I'm Lala, a lifestyle blogger from Malang, Indonesia. I share some stuff here in lailiving such as books I enjoy reading, songs I love listening to, bullet journal, and many other thing I like as well as my thoughts about life in general, in Bahasa Indonesia and/or English. For more information, reach me through some links below and above and everywhere in this blog. Feel free to leave your comments in the comment box for this blog improvement.

Professional Reader
Web Hosting
Web Hosting

POPULAR POSTS

  • Masih Haruskah Kita Minum Air 8 Gelas Setiap Hari?
  • Don't Worry, Your Gift is on The Way
  • How to Build Skincare Routine
  • Self-Discovery Tools : Kenali Dirimu
  • Monthly Highlight : September 2019
  • You are What You Love
  • Menanam Pohon Lewat Microsoft Weather
  • The Shark Caller by Zillah Bethell | Book Review
  • Saya Dapat Liebster Award!
  • Monthly Highlight : September 2020
Foods
Self Growth

Add to Reading List

Blogger Perempuan

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates

DMCA.com Protection Status