lailiving
lailiving
  • Home
  • Personal
  • About
  • Features
    • Beauty
    • Health
    • Learning
    • Support
    • Documentation
      • Privacy Policy
      • Disclaimer
      • Comment Policy
      • Archives
  • Contact Us

Mom's Life

Books

Collaboration




The Woman in the Purple Skirt by Imamura Natsuko is told through the eyes of the Woman in the Yellow Cardigan, who narrates it continuously without chapter titles or numbers. The Woman in the Yellow Cardigan becomes curious about a woman in her neighborhood. She nicknames her the Woman in the Purple Skirt because of her always wearing a purple skirt. Intrigued by the mystery surrounding this woman, our narrator starts following and observing her. The more she learns about the Woman, the stronger her wish becomes to be friends. However, approaching her directly feels awkward to the narrator. This sets the stage for an exploration of the intricate relationship between these two characters.
(Perempuan Rok Ungu oleh Imamura Natsuko diceritakan melalui sudut pandang Perempuan Kardigan Kuning yang menceritakan kisahnya secara terus menerus tanpa judul dan nomor bab. Perempuan Kardigan Kuning merasa penasaran dengan seorang wanita di lingkungannya. Dia menjulukinya Perempuan Rok Ungu karena dia selalu memakai rok ungu. Penasaran dengan misteri seputar wanita ini, narator kita mulai mengikuti dan mengamatinya. Semakin banyak dia belajar tentang Wanita tersebut, semakin kuat keinginannya untuk menjadi temannya. Namun, mendekatinya secara langsung terasa canggung bagi si narator. Hal inilah yang menjadi awal sebuah eksplorasi hubungan rumit antara kedua karakter ini.)

BOOK INFORMATION

Title                       : Perempuan Rok Ungu

Original title        : むらさきのスカートの女

Author                  : Imamura Natsuko 

Publisher             : Penerbit Haru

Language             : Indonesian 

Length                  : 120 pages

Released               : November, 2023

Read                     : November 17, 2023

GR Rating            : 3.58

My rating            : 3.50

Where to buy     : Penerbit Haru


BOOK REVIEW

In The Woman in the Purple Skirt by Imamura Natsuko, we dive into the lives of the characters and how they see themselves. The narrator views herself with a bit of distance, almost like she's not really a main character in her own life. This makes the story more interesting and gives us a different way to look at things.
The Woman in the Purple Skirt, known for her purple skirt, seems oblivious of her attracting other people's interest, it makes her different and seems a bit lonely. But when she starts working at the hotel, she drops this role and goes by her real name. This change shows her journey to being her new different self and being accepted by society. On the other hand, the Woman in the Yellow Cardigan, who stepped away from what society expects, is fascinated by the Woman in the Purple Skirt. Her actions show how it's complicated to be yourself and the risk of losing freedom when you try to fit in.
In this story, we learn about blindly admiring someone, especially seen through the character of the Woman in the Yellow Cardigan. This reflects what's happening in today's world, where many people obsessively follow famous personalities without considering the consequences. The book shares important lessons about the results of wanting too much attention, connection, and acknowledgment, giving us a sneak peek into the challenges of admiring others in the modern age.
The idea of blindly admiring someone and the acts of obsession and stalking in the story resemble situations in real life. Think of super fans who sometimes go too far to learn about their beloved idols or famous people. The book shows how extreme admiration can lead to problems.
Towards the end of the book, it shows what happens when people trust and admire others blindly. It reveals that the trust placed in idols might not be real, and blindly trusting and sacrificing for them can bring additional troubles like losing things or feeling more alone. This part of the story warns us about the risks of blindly following idols and how it can affect those who invest a lot in their admiration for famous people.
This book also touches the working culture in Japan, where things can be a problem, especially in the hotel where the story happens. We get a peek into how work life is there, looking at power, competition, and how relationships between people at work can be both important and dangerous as it can turn into a manipulative one. This makes the story more interesting, helping us understand the characters better and the things they go through at work which shows us how women's relationships and rivalry in a working environment.
The Woman in the Purple Skirt, who was interesting to the locals, becomes the talk of the town, showing how certain things about ourselves which are labelled as 'different' can put you in an uncomfortable spotlight and provoke various reactions in the society. This part of the story is relatable and making us think about what society expects and how it affects who we are.
(Dalam Perempuan Rok Ungu oleh Imamura Natsuko, kita menyelami kehidupan karakter dan cara mereka memandang diri mereka sendiri. Naratornya seperti memiliki jarak dengan dirinya sendiri, seolah-olah dia sebenarnya bukan karakter utama dalam hidupnya. Hal ini membuat cerita menjadi lebih menarik dan memberi kita cara berbeda dalam memandang sesuatu.
Perempuan Rok Ungu yang dikenal dengan rok ungunya ini seolah tidak menyadari ketertarikan orang lain pada dirinya, hal itu membuatnya berbeda dan terlihat kesepian. Namun ketika dia mulai bekerja di hotel, dia melepaskan peran tersebut dan menggunakan nama aslinya. Perubahan ini menunjukkan perjalanannya menjadi sosok dirinya yang berbeda dan diterima masyarakat. Di sisi lain, Perempuan Kardigan Kuning yang menjauh dari ekspektasi masyarakat justru terpesona dengan Perempuan Rok Ungu. Tindakannya menunjukkan betapa rumitnya menjadi diri sendiri dan risiko kehilangan kebebasan saat mencoba menyesuaikan diri.
Dalam kisah ini, kita belajar tentang mengagumi seseorang secara membabi buta, terutama yang terlihat melalui karakter Perempuan Kardigan Kuning. Hal ini mencerminkan apa yang terjadi di dunia saat ini, di mana banyak orang secara obsesif mengikuti tokoh terkenal tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Buku ini membagikan pelajaran penting tentang akibat dari menginginkan terlalu banyak perhatian, koneksi, dan pengakuan, yang memberi kita gambaran sekilas tentang tantangan dalam mengagumi orang lain di zaman modern.
Gagasan tentang mengagumi seseorang secara membabi buta dan tindakan obsesif serta kegiatan menguntit dalam cerita ini menyerupai situasi dalam kehidupan nyata yaitu penggemar berat yang terkadang bertindak terlalu jauh untuk mengetahui tentang idola atau orang terkenal yang mereka cintai. Buku ini menunjukkan bagaimana kekaguman yang berlebihan dapat menimbulkan masalah.
Menjelang akhir buku ini, kita diperlihatkan apa yang terjadi jika orang memercayai dan mengagumi orang lain secara membabi buta. Hal ini mengungkapkan bahwa kepercayaan yang diberikan kepada seorang idola mungkin tidak nyata, dan mempercayai serta berkorban secara membabi buta demi mereka dapat membawa masalah tambahan seperti kehilangan barang atau merasa lebih sendirian. Bagian cerita ini memperingatkan kita tentang risiko mengikuti idola secara membabi buta dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi mereka yang banyak berinvestasi dalam kekaguman mereka terhadap orang-orang terkenal.
Buku ini juga menyentuh aspek budaya kerja di Jepang, dimana segala sesuatunya bisa menjadi masalah, terutama di hotel tempat cerita ini terjadi. Kita melihat bagaimana kehidupan kerja di sana, melihat kekuatan, persaingan, dan bagaimana hubungan antar individu di tempat kerja bisa menjadi sangat penting dan berbahaya di saat yang bersamaan di mana hal ini bisa menjadi hubungan manipulatif. Hal ini membuat cerita menjadi lebih menarik, yang membantu kita memahami karakter dengan lebih baik dan hal-hal yang mereka lalui di tempat kerja, terutama menunjukkan kepada kita bagaimana hubungan dan persaingan diantara para perempuan di lingkungan kerja.
Perempuan Rok Ungu yang menarik perhatian penduduk setempat dan menjadi perbincangan, menunjukkan bagaimana hal-hal tertentu dalam diri kita yang diberi label 'berbeda' dapat menempatkan kita dalam posisi yang tidak nyaman dan memancing berbagai reaksi masyarakat. Bagian ini terasa relatable dan membuat kita berpikir tentang apa yang diekspektasikan oleh masyarakat dan bagaimana hal tersebut memengaruhi diri kita.)

THE FAVORITES

■The book takes a close look at what character is thinking, especially the Woman in the Yellow Cardigan. It talks about what she is obsessed with, her loneliness, or feeling complicated emotions in a way that makes us really see the world through her eyes.
■This story talks about problems we face today. It looks at how workplaces situation look like, how women interact with each other in workplaces, and how society expects certain things from individuals. It's like a story that makes you think about the challenges of being human right now.
■This book is like a tour of Japanese life. It shows you how people in Japan act, how they work, and how they relate to each other. It's like learning about a different way of life, helping you understand Japanese culture better.
■Page turner! This story is full of excitement and surprises. It keeps you interested as it tells secrets and goes in unexpected directions. The excitement builds up slowly, making it a story that you'll want to keep reading to find out what happens next.
(■Buku ini mencermati apa yang dipikirkan karakternya, terutama Perempuan Kardigan Kuning. Hal ini membahas tentang apa yang menjadi obsesinya, perasaan kesepiannya, atau emosinya yang rumit sedemikian rupa sehingga membuat kita benar-benar melihat dunia melalui mata narator.
■Kisah ini membahas tentang permasalahan yang kita hadapi saat ini, seperti melihat bagaimana situasi tempat kerja, hubungan para perempuan di tempat kerja, dan bagaimana masyarakat mengharapkan hal-hal tertentu dari individu. Buku ini seperti sebuah cerita yang membuat kita berpikir tentang tantangan menjadi manusia pada saat ini.
■Buku ini menunjukkan kehidupan masyarakat Jepang yang menunjukkan kepada kita bagaimana orang-orang di Jepang bertindak, bagaimana mereka bekerja, dan bagaimana mereka berhubungan satu sama lain. Hal ini seperti mempelajari cara hidup yang berbeda, yang membantu kita memahami budaya Jepang dengan lebih baik.
■Page Turner! Buku ini berisi hal-hal seru dan menarik yang membuat kita tetap tertarik karena menceritakan berbagai rahasia dan kisahnya sendiri menuju ke arah yang tidak terduga. Keseruan yang dihadirkan secara bertahap menjadikannya sebuah cerita yang terus kita ingin baca untuk mengetahui apa yang terjadi selanjutnya.)

THE DRAWBACK

The story might leave you feeling a bit puzzled because it doesn't neatly tie up all the loose ends. In fact, the ending is quite open, making it tricky to grasp certain aspects. This led me to create some theories that the two women in the book might be the same person or there might be magical realism aspects in it. However, I eventually settled on the idea that the two women switched places in the end. This ambiguity might be a bit confusing for some readers, especially those who prefer clearer resolutions in their stories.
(Ceritanya mungkin membuat kita merasa sedikit bingung karena tidak menyelesaikan semua hal dengan rapi. Faktanya, endingnya cukup terbuka sehingga sulit untuk memahami aspek-aspek tertentu di dalam cerita. Hal ini membuat aku untuk membuat beberapa teori seperti kedua wanita dalam buku ini mungkin adalah orang yang sama atau ada unsur magical realism di dalamnya. Namun, aku akhirnya memutuskan bahwa kedua wanita ini hanya bertukar tempat. Ambiguitas ini mungkin sedikit membingungkan bagi sebagian pembaca, terutama mereka yang lebih menyukai resolusi yang lebih jelas dalam cerita.)

CONCLUSION

The Woman in the Purple Skirt is a book that explores deep feelings and modern life challenges. It delves into our minds and talks about loneliness, work, and society, giving us a glimpse into Japanese culture. The suspenseful story keeps you interested, but some parts may be a bit unclear. Still, the book makes us think about how we look up to others and what can happen when we admire someone too much. Imamura Natsuko tells a story that makes us reflect on relationships and how society affects us, making it a book worth pondering over.
(Perempuan Rok Ungu adalah buku yang mengeksplorasi perasaan mendalam dan tantangan kehidupan modern. Buku ini menggali pikiran kita dan membahas tentang kesepian, pekerjaan, dan masyarakat, yang memberi kita gambaran sekilas tentang budaya Jepang. Kisah yang menegangkan membuat kita tetap tertarik, tapi beberapa bagian mungkin terasa agak kurang jelas. Buku ini membuat kita berpikir tentang bagaimana kita memandang orang lain dan apa yang bisa terjadi jika kita terlalu mengagumi seseorang. Imamura Natsuko menceritakan sebuah kisah yang membuat kita merenungkan hubungan dan bagaimana masyarakat mempengaruhi kita, yang menjadikannya sebuah buku yang layak untuk direnungkan.)

 


Pregnancy is a time filled with changes and emotions, which can sometimes bring stress. While a bit of stress is normal, too much can be harmful for both the mom and the baby. So, it's vital to understand and handle stress for a healthy and happy pregnancy.

When you're pregnant, your body goes through many physical and emotional changes. Some are exciting, but others can be overwhelming. Physically, you experience things like changing hormones, gaining weight, and your body adapting for the baby. Emotionally, you might worry about becoming a mom, labor, and the baby's well-being, causing stress.

It's important to know that stress doesn't just affect your mind, it can also affect your body. Managing stress doesn't mean getting rid of it completely, which is often impossible. Instead, it's about finding helpful ways to deal with it. This blog post will share tips on creating a calm pregnancy routine to reduce stress and have a happier and healthier pregnancy.

(Kehamilan merupakan masa yang penuh dengan perubahan dan emosi, yang terkadang dapat menimbulkan stres. Meskipun sedikit stres adalah hal yang normal, stres yang berlebihan dapat membahayakan ibu dan bayinya. Jadi, sangat penting untuk memahami dan menangani stres untuk kehamilan yang sehat dan bahagia.

Saat hamil, tubuh mengalami banyak perubahan fisik dan emosional. Ada yang menarik, namun ada pula yang bisa membuat kewalahan. Secara fisik, ibu hamil mengalami hal-hal seperti perubahan hormon, penambahan berat badan, dan tubuh yang beradaptasi dengan bayi. Secara emosional, ibu hamil mungkin khawatir bagaimana menjadi seorang ibu, mengenai persalinan, dan kesehatan bayi, sehingga menyebabkan stres.

Penting untuk diketahui bahwa stres tidak hanya memengaruhi pikiran, tetapi juga dapat memengaruhi tubuh. Mengelola stres tidak berarti menghilangkannya sepenuhnya, yang seringkali tidak mungkin dilakukan. Sebaliknya, hal ini tentang menemukan cara yang tepat untuk menghadapinya. Postingan blog kali ini akan berbagi tips dalam menciptakan rutinitas kehamilan yang tenang untuk mengurangi stres dan menjalani kehamilan yang lebih bahagia dan sehat.)


A. Common Sources of Stress During Pregnancy

Knowing where the common sources of stress come from is the first step to dealing with them. It's important to remember that these stress sources are common and normal during pregnancy. Every woman's experience is unique. Coping with stress means understanding these sources and finding effective ways to deal with them. 

1. Changes in your body: Pregnancy brings many physical changes, like gaining weight, hormonal shifts, and discomfort as the baby grows. These can make you feel self-conscious and physically uncomfortable, leading to anxiety about your body and overall well-being.

2. Worries about health: It's natural to worry about the health of both you and your baby during pregnancy. Concerns might include things like gestational diabetes, preeclampsia, or birth defects. These worries, while valid, can sometimes cause more stress.

3. Fear of labor and delivery: The upcoming labor and delivery can be a big source of stress. The fear of the unknown, pain, and complications during childbirth can make you anxious. However, learning and preparing can help ease some of this stress.

4. Money concerns: Preparing for a new family member often means financial worries. Healthcare costs, baby supplies, and the possibility of taking time off work can be overwhelming. These money concerns can add to your stress.

5. Changes in relationships: Changes in your relationships, especially with your partner, family, and friends, can be hard to handle. Expectant mothers may feel pressure and judgment from others, which can be emotionally taxing.

6. Mood swings: Hormonal changes during pregnancy can lead to mood swings and emotional ups and downs. Dealing with these changes can sometimes be distressing and stressful for your emotional well-being.

7. Uncertainty about parenting: If you're a first-time mom, you might feel unsure about how to take care of a baby, make parenting decisions, and balance your responsibilities. This uncertainty can add stress.

(A. Penyebab Umum Stres Selama Kehamilan

Mengetahui dari mana penyebab umum stres adalah langkah pertama untuk mengatasinya. Penting untuk diingat bahwa sumber stres ini umum dan normal terjadi selama kehamilan. Pengalaman setiap wanita adalah unik. Mengatasi stres berarti memahami sumber-sumber ini dan menemukan cara efektif untuk menghadapinya.

1. Perubahan pada tubuh: Kehamilan membawa banyak perubahan fisik, seperti penambahan berat badan, perubahan hormonal, dan ketidaknyamanan seiring pertumbuhan bayi. Hal ini dapat membuat ibu hamil merasa minder dan tidak nyaman secara fisik, sehingga menyebabkan kecemasan terhadap tubuh dan kesehatan secara keseluruhan.

2. Kekhawatiran terhadap kesehatan: Wajar jika ibu hamil mengkhawatirkan kesehatannya dan bayinya selama kehamilan. Kekhawatiran bisa mencakup hal-hal seperti diabetes gestasional, preeklamsia, atau cacat lahir. Kekhawatiran ini, meskipun valid, terkadang dapat menyebabkan lebih banyak stres.

3. Takut akan persalinan: Persalinan yang akan datang dapat menjadi sumber stres yang besar. Ketakutan akan hal yang tidak diketahui, rasa sakit, dan komplikasi saat melahirkan bisa membuat ibu hamil cemas. Namun, belajar dan mempersiapkan diri dapat membantu meringankan sebagian stres ini.

4. Masalah uang: Mempersiapkan anggota keluarga baru sering kali berarti kekhawatiran finansial. Biaya perawatan kesehatan, perlengkapan bayi, dan kemungkinan mengambil cuti kerja bisa sangat membebani. Kekhawatiran tentang uang ini dapat menambah stres.

5. Perubahan dalam hubungan: Perubahan dalam hubungan, terutama dengan pasangan, keluarga, dan teman, mungkin sulit untuk ditangani. Ibu hamil mungkin merasakan tekanan dan penilaian dari orang lain, yang dapat membebani secara emosional.

6. Perubahan suasana hati: Perubahan hormonal selama kehamilan dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan naik turunnya emosi. Berhadapan dengan perubahan-perubahan ini terkadang bisa menyusahkan dan membuat stres bagi kesehatan emosional.

7. Ketidakpastian dalam mengasuh anak: Jika seseorang baru pertama kali menjadi ibu, ia mungkin merasa tidak yakin tentang cara merawat bayi, membuat keputusan mengasuh anak, dan menyeimbangkan tanggung jawab. Ketidakpastian ini dapat menambah stres.)


B. How Stress Affects Both the Mother and Baby

Stress is a natural response to challenging situations, but when it becomes chronic or severe during pregnancy, it can have significant consequences for both the expectant mother and the developing baby.

1. Mother's health: Prolonged stress can harm the mother's health. High levels of stress during pregnancy have been linked to an increased risk of conditions like high blood pressure and gestational diabetes. Chronic stress may also contribute to complications during labor and delivery.

2. Emotional well-being: Stress can take a toll on the mother's emotions, leading to feelings of anxiety, depression, and irritability. Emotional well-being is crucial during pregnancy, and excessive stress can affect the mother's ability to enjoy this transformative period.

3. Baby's development: Stress can affect the developing baby in various ways. Studies have shown that maternal stress can lead to an increased risk of preterm birth, low birth weight, and developmental issues. The baby's brain development may be affected, potentially leading to long-term consequences.

4. Hormonal changes: Stress triggers the release of hormones like cortisol, which, in excess, can cross the placenta and affect the baby's development. These hormonal changes can disrupt the natural development of the baby's organs and systems.

5. Behavioral effects: High maternal stress has also been associated with changes in the baby's behavior. Children born to mothers who experienced high levels of stress during pregnancy may be more prone to emotional and behavioral issues later in life.

6. Bonding and attachment: Maternal stress can influence the emotional bond between the mother and baby. An excessively stressed mother may have difficulty bonding with her child, affecting the emotional well-being of both.

(B. Bagaimana Stres Mempengaruhi Ibu dan Bayi

Stres adalah respons alami terhadap situasi yang sulit, namun jika stres menjadi kronis atau parah selama kehamilan, hal ini dapat menimbulkan konsekuensi yang signifikan bagi ibu hamil dan bayi yang sedang berkembang.

1. Kesehatan ibu: Stres yang berkepanjangan dapat membahayakan kesehatan ibu. Tingkat stres yang tinggi selama kehamilan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit seperti tekanan darah tinggi dan diabetes gestasional. Stres kronis juga dapat menyebabkan komplikasi selama persalinan.

2. Kesehatan emosional: Stres dapat berdampak buruk pada emosi ibu, menyebabkan perasaan cemas, depresi, dan mudah tersinggung. Kesehatan emosional sangat penting selama kehamilan, dan stres yang berlebihan dapat memengaruhi kemampuan ibu untuk menikmati masa ini.

3. Perkembangan bayi: Stres dapat mempengaruhi perkembangan bayi dalam berbagai cara. Penelitian telah menunjukkan bahwa stres pada ibu dapat menyebabkan peningkatan risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan masalah perkembangan. Perkembangan otak bayi mungkin terpengaruh, dan berpotensi menimbulkan konsekuensi jangka panjang.

4. Perubahan hormonal: Stres memicu pelepasan hormon seperti kortisol, yang jika berlebihan dapat melewati plasenta dan mempengaruhi perkembangan bayi. Perubahan hormonal tersebut dapat mengganggu perkembangan alami organ dan sistem bayi.

5. Dampak perilaku: Stres ibu yang tinggi juga dikaitkan dengan perubahan perilaku bayi. Anak-anak yang lahir dari ibu yang mengalami tingkat stres tinggi selama kehamilan mungkin lebih rentan mengalami masalah emosional dan perilaku di kemudian hari.

6. Ikatan: Stres ibu dapat mempengaruhi ikatan emosional antara ibu dan bayi. Seorang ibu yang mengalami stres berlebihan mungkin mengalami kesulitan menjalin ikatan dengan anaknya, sehingga memengaruhi kesejahteraan emosional keduanya.)


C. Building a Relaxing Daily Routine

Having a daily routine that's all about relaxation isn't just about reducing stress. It's also a way for soon-to-be moms to feel more connected to their bodies and the growing baby. This daily routine is a chance to put self-care and well-being first, creating a positive and soothing environment during pregnancy. Plus, these routines can be customized to suit your own likes and needs, making them a vital part of a healthy and joyful pregnancy.

(C. Membangun Rutinitas Harian yang Santai

Memiliki rutinitas harian yang mengutamakan relaksasi bukan hanya tentang mengurangi stres. Hal ini juga merupakan cara bagi calon ibu untuk merasa lebih terhubung dengan tubuh mereka dan bayi yang sedang tumbuh. Rutinitas harian ini adalah kesempatan untuk mengutamakan perawatan dan kesehatan diri, menciptakan lingkungan yang positif dan menenangkan selama kehamilan. Selain itu, rutinitas ini dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan, yang menjadikannya bagian penting dari kehamilan yang sehat dan menyenangkan.)

a. Morning Routine for a Positive Start

Mornings are important, and during pregnancy, it's extra crucial to start the day on a positive and calming note. Here are some morning routines that can help moms-to-be have a good start to the day:

1. Gentle stretching: Sometimes, pregnancy can bring physical discomfort like back pain and stiffness. Gentle stretching exercises can help ease these discomforts and improve flexibility. Just a few minutes of stretching in the morning can leave you feeling more relaxed and ready for the day.

2. Deep breathing exercises: Taking deep, mindful breaths is a simple yet effective way to reduce stress and promote relaxation. Doing deep breathing exercises in the morning can calm your mind and help you stay focused. It's a great way to manage anxiety and keep a positive outlook.

3. Healthy breakfast: Breakfast is often called the most important meal of the day, especially during pregnancy. A nutritious breakfast provides the energy and nutrients both you and your baby need. You can include whole grains, fruits, and protein in your morning meal to give you the energy for the day.

4. Positive thoughts: Pregnancy brings changes and sometimes doubts and worries. Starting your day with positive thoughts and encouraging words can boost your confidence and reduce stress. 

5. Mindful moments: Take a few moments in the morning to be mindful and fully present. You can do this while sipping a cup of herbal tea, watching the sunrise, or simply enjoying the quiet before the day gets busy. Being mindful can help you feel more connected to your body and your baby, creating a sense of peace and gratitude.

(a. Rutinitas Pagi untuk Awal yang Positif

Pagi hari itu penting, dan selama kehamilan, sangat penting untuk memulai hari dengan positif dan menenangkan. Berikut beberapa rutinitas pagi hari yang dapat membantu calon ibu mengawali hari dengan baik:

1. Peregangan ringan: Terkadang, kehamilan dapat menimbulkan ketidaknyamanan fisik seperti nyeri punggung dan kaku. Latihan peregangan yang ringan dapat membantu meringankan ketidaknyamanan ini dan meningkatkan fleksibilitas. Peregangan beberapa menit saja di pagi hari dapat membuat ibu merasa lebih rileks dan siap menjalani hari.

2. Latihan pernapasan dalam: Mengambil napas dalam-dalam dan penuh kesadaran adalah cara sederhana namun efektif untuk mengurangi stres dan meningkatkan relaksasi. Melakukan latihan pernapasan dalam di pagi hari dapat menenangkan pikiran dan membantu ibu tetap fokus. Ini adalah cara yang bagus untuk mengelola kecemasan dan menjaga pandangan positif.

3. Sarapan sehat: Sarapan sering disebut sebagai waktu makan terpenting dalam sehari, terutama saat hamil. Sarapan bergizi memberikan energi dan nutrisi yang ibu dan bayi butuhkan. Ibu dapat memasukkan biji-bijian, buah-buahan, dan protein ke dalam makanan pagi untuk memberi energi untuk hari itu.

4. Pikiran positif: Kehamilan membawa perubahan dan terkadang keraguan dan kekhawatiran. Memulai hari dengan pikiran positif dan kata-kata penyemangat dapat meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi stres. 

5. Momen penuh perhatian: Luangkan beberapa saat di pagi hari untuk sadar dan hadir sepenuhnya. Ibu bisa melakukannya sambil menikmati secangkir teh herbal, menyaksikan matahari terbit, atau sekadar menikmati ketenangan sebelum hari yang sibuk. Menjadi penuh perhatian dapat membantu ibu merasa lebih terhubung dengan tubuh dan bayi, yang menciptakan rasa damai dan syukur.)


b. Daytime Strategies for Staying Relaxed

Pregnancy can bring its own set of challenges and stress during the day, but there are simple strategies to help you stay relaxed and feel good. Remember that even small moments of self-care and stress reduction can make a big difference in your overall experience. Your well-being is important both for you and your growing baby.

1. Mindful breaks: Take short breaks to practice mindfulness. Spend a few minutes deep breathing or focusing on the present moment to reduce stress and feel more grounded.

2. Stay hydrated: Drinking enough water during the day is important. Dehydration can make you feel stressed and uncomfortable. Being well-hydrated can help keep your mood and energy levels steady.

3. Balanced meals: Eating balanced meals is not only good for your health but also helps maintain your energy and mood. Include a variety of fruits, vegetables, whole grains, and protein in your meals to feel your best.

4. Time outdoors: If you can, spend some time outside during the day. A short walk or just sitting in a park can give you a mental break, connect you with nature, and help you relax.

5. Supportive talks: Talk to loved ones or friends who provide support. Sharing your feelings and concerns with them can be a helpful way to reduce stress and feel understood.

6. Positive thoughts: Take a moment during the day to think about a positive and calm birth experience. This can reduce anxiety about labor and delivery and give you a sense of control.

7. Enjoy hobbies: If you have a hobby or activity that relaxes you, set aside some time for it during the day. Whether it's reading, knitting, or listening to soothing music, doing what you enjoy can be therapeutic.

8. Time management: Manage your time and responsibilities effectively. Prioritize tasks and don't hesitate to ask for help when needed. Good time management can reduce the pressure and stress in your daily life.

(b. Strategi Siang Hari untuk Tetap Santai

Kehamilan dapat membawa tantangan dan stres tersendiri sepanjang hari, namun ada strategi sederhana untuk membantu ibu tetap rileks dan merasa lebih baik. Ingatlah bahwa momen kecil untuk perawatan diri dan pengurangan stres dapat membuat perbedaan besar secara keseluruhan. Kesehatan penting bagi ibu dan bayi yang sedang tumbuh.

1. Istirahat dengan penuh perhatian: Beristirahatlah sejenak untuk melatih mindfulness. Luangkan beberapa menit untuk bernapas dalam-dalam atau fokus pada momen saat ini untuk mengurangi stres dan merasa lebih seimbang.

2. Tetap terhidrasi: Penting untuk minum cukup air sepanjang hari. Dehidrasi bisa membuat ibu merasa stres dan tidak nyaman. Terhidrasi dengan baik dapat membantu menjaga suasana hati dan tingkat energi tetap stabil.

3. Makanan seimbang: Makan makanan seimbang tidak hanya baik untuk kesehatan tetapi juga membantu menjaga energi dan suasana hati. Sertakan berbagai buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein dalam makanan untuk mendapatkan yang terbaik.

4. Waktu di luar ruangan: Jika bisa, luangkan waktu di luar ruangan pada siang hari. Berjalan-jalan sebentar atau sekadar duduk-duduk di taman dapat memberikan istirahat mental, menghubungkan ibu dengan alam, dan membantu untuk rileks.

5. Pembicaraan suportif: Bicaralah dengan orang-orang tersayang atau teman yang dapat memberikan dukungan. Berbagi perasaan dan kekhawatiran dengan mereka dapat menjadi cara yang berguna untuk mengurangi stres dan merasa dipahami.

6. Pikiran positif: Luangkan waktu sejenak sepanjang hari untuk memikirkan pengalaman melahirkan yang positif dan tenang. Hal ini dapat mengurangi kecemasan tentang persalinan dan memberikan rasa kendali.

7. Nikmati hobi: Jika ibu memiliki hobi atau aktivitas yang membuat rileks, luangkan waktu untuk melakukannya di siang hari. Baik itu membaca, merajut, atau mendengarkan musik yang menenangkan, melakukan apa yang ibu sukai bisa menjadi terapi.

8. Manajemen waktu: Kelola waktu dan tanggung jawab secara efektif. Prioritaskan tugas dan jangan ragu untuk meminta bantuan bila diperlukan. Manajemen waktu yang baik dapat mengurangi tekanan dan stres dalam kehidupan sehari-hari.)


c. Evening Routines for a Peaceful Night's Sleep

Having a good night's sleep is very important for managing stress and staying well during pregnancy. Here are some things to do in the evening to help you enjoy a calm and restful night:

1. Relaxing bath or shower: A warm bath or shower can relax your muscles and calm your mind. This is especially helpful if you're feeling physically uncomfortable during pregnancy. You can add some gentle essential oils like lavender for extra relaxation.

2. Reading a good book: If you love books and reading, you'll understand the calming power of a good book. Choose something light and enjoyable to read before bedtime. Reading can take your mind off worries and transport you to a different world.

3. Light dinner and no caffeine: Eating a light and healthy dinner is best in the evening. Also, avoid caffeine a few hours before bedtime, as it can interfere with your sleep.

4. Relaxation exercises: Try relaxation exercises like deep breathing, progressive muscle relaxation, or prenatal yoga before bedtime. These practices can help you release tension and get your body ready for sleep.

5. Comfortable sleep space: Make sure your sleeping area is comfortable and suitable for rest. This includes a comfortable mattress, soft pillows, and a cool, dark room. Creating a cozy sleep environment is important for a peaceful night's rest.

6. Bedtime routine: Set up a bedtime routine that tells your body it's time to wind down. This could include activities like gentle stretching, writing in a journal, or listening to calming music.

7. Less screen time: Reduce screen time in the evening, especially from devices with blue light, as it can disrupt your body's natural sleep patterns. Instead, consider reading a book or listening to calming music.

8. Control hydration: While it's important to stay hydrated, it's a good idea to limit your fluid intake in the hours leading up to bedtime to avoid waking up for bathroom trips during the night.

(c. Rutinitas Malam untuk Tidur Malam yang Tenang

Tidur malam yang nyenyak sangat penting untuk mengelola stres dan menjaga kesehatan selama kehamilan. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan di malam hari untuk membantu menikmati malam yang tenang dan tidur nyenyak:

1. Mandi santai: Mandi air hangat dapat mengendurkan otot dan menenangkan pikiran. Hal ini sangat membantu jika ibu merasa tidak nyaman secara fisik selama kehamilan. Ibu dapat menambahkan beberapa minyak esensial lembut seperti lavender untuk relaksasi.

2. Membaca buku: Jika ibu menyukai buku dan membaca, ibu akan memahami kekuatan menenangkan dari buku. Pilih sesuatu yang ringan dan menyenangkan untuk dibaca sebelum tidur. Membaca dapat mengalihkan pikiran dari kekhawatiran dan membawa ibu ke dunia yang berbeda.

3. Makan malam ringan dan tanpa kafein: Makan malam yang ringan dan sehat paling baik untuk malam hari. Selain itu, hindari kafein beberapa jam sebelum tidur, karena dapat mengganggu tidur.

4. Latihan relaksasi: Cobalah latihan relaksasi seperti pernapasan dalam, relaksasi otot progresif, atau yoga prenatal sebelum tidur. Latihan-latihan ini dapat membantu melepaskan ketegangan dan menyiapkan tubuh untuk tidur.

5. Ruang tidur yang nyaman: Pastikan area tidur nyaman dan cocok untuk istirahat. Hal ini termasuk kasur yang nyaman, bantal empuk, dan ruangan yang sejuk dan gelap. Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman penting untuk istirahat malam yang nyenyak.

6. Rutinitas sebelum tidur: Tetapkan rutinitas sebelum tidur yang memberi tahu tubuh sudah waktunya untuk beristirahat. Hal ini dapat mencakup aktivitas seperti peregangan ringan, menulis jurnal, atau mendengarkan musik yang menenangkan.

7. Kurangi waktu menatap layar: Kurangi waktu menatap layar di malam hari, terutama saat menggunakan perangkat dengan cahaya biru, karena dapat mengganggu pola tidur alami tubuh. Sebaliknya, pertimbangkan untuk membaca buku atau mendengarkan musik yang menenangkan.

8. Kontrol hidrasi: Meskipun penting untuk tetap terhidrasi, ada baiknya membatasi asupan cairan beberapa jam menjelang waktu tidur untuk menghindari terbangun karena ke kamar mandi di malam hari.)


D. Coping with Emotional Changes

Dealing with emotional changes during pregnancy is a natural and important part of the journey. These strategies can help you embrace your emotions, stay positive, and make your well-being a priority. It's important to know that your emotional health is closely connected to your baby's health, so self-care and managing your emotions are crucial in your pregnancy routine.

1. Understand your feelings: The first step in handling emotional changes is to recognize your feelings. It's normal to have moments of happiness, anxiety, excitement, and even some mood swings. These emotions are part of being pregnant.

2. Talk to your loved ones: Have open and honest conversations with your partner and family. Sharing your emotions and concerns with them can give you the support and understanding you need. Your loved ones can be a source of comfort and reassurance.

3. Seek professional help: If your emotional changes are too much to handle and affect your daily life, consider talking to a therapist or counselor who specializes in maternal mental health. They can offer guidance and ways to cope.

4. Take care of yourself: Prioritize activities that make you happy and relaxed. Whether it's reading a good book, taking a slow walk, or practicing mindfulness, self-care is important for your emotional well-being.

5. Connect with other expectant moms: Joining support groups or online communities for pregnant women can be a good way to share your experiences and get advice. Knowing that you're not alone in your emotional journey can be comforting.

6. Learn about your pregnancy: Knowing what's happening to your body and how your baby is developing can ease fears and worries. Take some time to educate yourself about the different stages of pregnancy.

7. Find ways to express yourself: Consider creating outlets for your emotions. Writing in a journal, expressing yourself through art, or taking part in prenatal classes can help you process your feelings in a positive way.

8. Be kind to yourself: Remember to be patient and gentle with yourself. You're going through a big change in life. Self-compassion can help you deal with emotional challenges more easily. 

(D. Menghadapi Perubahan Emosional

Menghadapi perubahan emosional selama kehamilan adalah bagian alami dan penting dari kehamilan. Strategi-strategi ini dapat membantu ibu menerima emosi, tetap bersikap positif, dan menjadikan kesehatan sebagai prioritas. Penting untuk diketahui bahwa kesehatan emosional berkaitan erat dengan kesehatan bayi, jadi perawatan diri dan pengelolaan emosi sangat penting dalam rutinitas kehamilan.

1. Pahami perasaan: Langkah pertama dalam menangani perubahan emosional adalah mengenali perasaan. Mengalami momen kebahagiaan, kecemasan, kegembiraan, dan bahkan perubahan suasana hati adalah hal yang wajar. Emosi ini adalah bagian dari kehamilan.

2. Bicaralah dengan orang-orang terkasih: Lakukan percakapan yang terbuka dan jujur dengan pasangan dan keluarga. Berbagi emosi dan kekhawatiran dengan mereka dapat memberi dukungan dan pengertian yang dibutuhkan. Orang-orang terkasih dapat menjadi sumber kenyamanan dan kepastian.

3. Cari bantuan profesional: Jika perubahan emosi terlalu berat untuk ditangani dan memengaruhi kehidupan sehari-hari, pertimbangkan untuk berbicara dengan terapis atau konselor yang berspesialisasi dalam kesehatan mental ibu. Mereka dapat menawarkan bimbingan dan cara untuk mengatasinya.

4. Jaga diri: Prioritaskan aktivitas yang membuat bahagia dan rileks. Baik itu membaca buku, berjalan santai, atau melatih kesadaran, perawatan diri penting untuk kesehatan emosional.

5. Berkomunikasi dengan ibu-ibu hamil lainnya: Bergabung dengan kelompok atau komunitas untuk ibu hamil dapat menjadi cara yang baik untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan nasihat. Mengetahui bahwa ibu tidak sendirian dalam perjalanan ini dapat membuat ibu merasa nyaman.

6. Pelajari kehamilan: Mengetahui apa yang terjadi pada tubuh dan bagaimana perkembangan bayi dapat meredakan ketakutan dan kekhawatiran. Luangkan waktu untuk belajar tentang berbagai tahap kehamilan.

7. Temukan cara untuk mengekspresikan diri: Pertimbangkan untuk menyalurkan emosi. Menulis jurnal, mengekspresikan diri melalui seni, atau mengikuti kelas kehamilan dapat membantu ibu memproses perasaan dengan cara yang positif.

8. Bersikaplah baik pada diri sendiri: Ingatlah untuk bersabar dan lembut terhadap diri sendiri. Ibu sedang mengalami perubahan besar dalam hidup. Rasa sayang pada diri sendiri dapat membantu menghadapi tantangan emosional dengan lebih mudah.)


E. Conclusion

It's crucial to manage stress during pregnancy. We started by highlighting the importance of handling stress during pregnancy, understanding what typically causes stress, and creating a daily routine for relaxation. We discussed easy methods for well-being in the morning and throughout the day, as well as bedtime routines for peaceful nights. We also looked at dealing with emotional changes through empathy and taking care of yourself. These straightforward approaches aim to ensure a positive and calm pregnancy for all expectant moms. By focusing on self-care, recognizing your feelings, and finding a balance between your body and mind, we hope to create a supportive environment for both the mother and the growing baby.

(Sangat penting untuk mengelola stres selama kehamilan. Kita memulai dengan memahami pentingnya menangani stres selama kehamilan, memahami apa yang biasanya menyebabkan stres, dan menciptakan rutinitas harian untuk relaksasi. Kita membahas metode yang mudah untuk menjadi sehat di pagi hari dan sepanjang hari, serta rutinitas sebelum tidur untuk malam yang tenang. Kita juga melihat cara mengatasi perubahan emosional melalui empati dan menjaga diri sendiri. Pendekatan sederhana ini bertujuan untuk memastikan kehamilan yang positif dan tenang bagi ibu hamil. Dengan berfokus pada perawatan diri, mengenali perasaan, dan menemukan keseimbangan antara tubuh dan pikiran, kita berharap dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi ibu dan bayi yang sedang tumbuh.)

 


Books are more like living thoughts in the minds of readers. When we read, we bring our own life experiences, beliefs, and where we come from into the picture. These things shape how we see the book, and that's why people can have all sorts of different ideas about the same story. What's fascinating is that what one person finds interesting, someone else might find a bit boring. It's because our way of seeing things when we read is very personal, tied to how we think and what we believe. So, it's quite natural for people to have different opinions about the same book.

What's really interesting is how different people can have completely different thoughts about the same story. This variety of opinions makes reading more exciting. In this blog post, we'll talk about why people can like or not like the same book, and we'll look at the things that affect these opinions. By understanding these different views, we can learn more about books and see how they can mean different things to different people.


A. The Interpretation

When we read books, stories come alive in our minds. It's not just about getting information, it's about getting involved in the story. The way we understand and feel about a book is personal, shaped by our own experiences.

One reason why people can have different thoughts about the same book is that we all see things a little differently. Our own beliefs, values, and where we come from color how we see the story. For instance, a book about love and loss might touch someone deeply if they've felt those things, but not as much if they haven't. The way we read is like putting on our own special glasses, and everyone's glasses are a bit different. So, when two people read the same book, they might see the themes, messages, and characters in their own way. This is what makes reading so interesting; it's not a problem, but a sign of how rich and complex stories can be.

How a story is written also matters. Some people love it when words flow like music and paint pictures in their minds. Others prefer writing that gets straight to the point. The way a book is written can make us feel different things and shape how we see the whole book. This is all part of the magic of reading.


B. Factors That Shape What We Think

1. WHAT YOU LIKE

One of the main things that affect how you feel about a book is what you like. We all have our own special things we enjoy when we read. Some people love stories with magic and far-off lands, while others prefer books that take them back in time. What you like includes stuff like the kind of story it is, how it's written, and if you like the characters. All of this makes a big difference in how you feel about a book. What makes one person really excited about a book might make someone else not very interested.

2. WHAT YOU KNOW AND LIVED

What you know and have lived through in your life also plays a big part in what you think about a book. When you read, you use what you've learned and the things you've been through to understand the story. For example, if you know a lot about science, a science fiction book might feel different to you than to someone who doesn't know about science. And if a book talks about feelings or situations you've gone through, it can touch you in a special way and shape how you see the story.

3. HOW IT MAKES YOU FEEL

Books can make us feel all sorts of things, like happiness, sadness, or even fear. How a book makes you feel is another important factor in what you think about it. If a book makes you really happy or maybe reminds you of something from your own life, you might like it a lot. But if it doesn't make you feel anything, or if it doesn't connect with your own feelings, you might not like it as much.

4. HOW IT'S WRITTEN

The way an author writes a book and the tricks they use in their writing also matter. Some people love when an author paints pictures in their mind with beautiful words, while others just want the story to move along quickly. How an author uses things like comparisons, symbols, or hints can change how you feel about the book. If the writing style works for you, you'll probably like the book more.

5. WHAT THE BOOK IS ABOUT

What the book talks about is a big deal in how you feel about it. Some people connect with certain ideas or topics more than others. If a book talks about things you care about or are interested in, it can make you like the book more. But if the book doesn't talk about stuff that matters to you, you might not be as excited about it.

6. WHAT YOU EXPECTED AND WHAT OTHERS THINK

What you expect from a book and what other people say about it can also shape your opinion. If you think a book will be amazing because everyone says so, but it's not what you thought, you might not like it as much. What others say and the buzz around a book can influence how you feel about it, even before you start reading. This can affect your opinion.


C. Why Different Opinions Matter

People having different thoughts about a book is not only normal but also very useful. When we bring together these different points of view, we get a much better understanding of books. Embracing these diverse opinions lets readers explore lots of different ways to see a book.

One of the most important things about diverse opinions is that they make conversations about books more interesting. When people with different thoughts talk about a book, it sparks engaging discussions and smart debates. Each point of view brings something special to the table, showing things about the book that others might have missed. These different opinions make readers think more deeply about the book's themes, characters, and messages. Talking with people who have different thoughts helps us understand more and see the bigger picture.

Diverse opinions also teach us to be more understanding and empathetic. When we hear opinions that are different from our own, it's like seeing the world through someone else's eyes. It helps us understand other people's experiences and feelings. By listening to and respecting different opinions, we make a community that's open and inclusive, where we welcome all kinds of voices.

What's more, diverse opinions help us find new books and authors. A book that one person doesn't like might be loved by another. When people share their opinions and what they've read, it leads to new discoveries. Someone might decide to read a book they didn't think they'd like or try out new types of books. Diverse opinions make us curious and encourage us to explore different kinds of stories, so we get to enjoy lots of different books.

In a world where books play a big role in how we see the world, diverse opinions remind us that there's no one "right" way to understand a book. Every reader comes with their own background, beliefs, and experiences, and that's why there are so many different opinions. This is what makes books stronger, with room for all kinds of voices and viewpoints.


D. Conclusion

The fact that people have different thoughts about the same book shows that literature is very personal, and it reflects the different lives we all lead. What we like, what we know, our feelings, how a book is written, what it talks about, and what others say all play a part in shaping our opinions. Instead of thinking of these differences as a problem, we should see them as chances to learn, understand others better, and think more deeply. Listening to what others think helps us see literature in a new way, become more open-minded, and explore more types of books. When we value and respect all these different viewpoints, we make the world of books more colorful and welcoming for everyone.

 


Howl's Moving Castle by Diana Wynne Jones centers on Sophie Hatter, the eldest of three sisters, who believes her fate is to lead a dull and uneventful life. However, when a chance encounter with the Witch of the Waste transforms her into an elderly woman, Sophie embarks on a journey to break the curse. Her quest leads her to the enigmatic and flamboyant wizard Howl, whose moving castle roams the countryside. Howl is rumored to be a heartless womanizer and a fearsome sorcerer, but Sophie soon discovers that there is more to him than meets the eye. As she becomes the castle's cleaning lady and housekeeper, Sophie's transformation from a timid young woman into a confident, assertive elderly lady is a central theme in the story.

(Howl's Moving Castle oleh Diana Wynne Jones berfokus pada Sophie Hatter, anak tertua dari tiga bersaudara, yang percaya nasibnya adalah untuk menjalani kehidupan yang membosankan dan monoton. Namun, ketika sebuah pertemuan kebetulan dengan Witch of the Waste mengubahnya menjadi seorang wanita tua, Sophie memulai perjalanan untuk mematahkan kutukannya. Pencarian ini membawanya pada seorang penyihir misterius dan flamboyan bernama Howl, yang kastil bergeraknya berkeliaran di pedesaan. Howl dikabarkan adalah seorang buaya darat yang tidak berperasaan dan penyihir yang menakutkan, tetapi Sophie segera menemukan bahwa ada hal lain mengenainya yang tidak diketahui banyak orang. Saat dia menjadi tukang bersih-bersih dan pengurus kastil, transformasi Sophie dari seorang wanita muda pemalu menjadi seorang wanita tua yang percaya diri dan tegas adalah tema sentral dalam cerita ini.)


BOOK REVIEW

Howl's Moving Castle by Diana Wynne Jones explores the fascinating theme of identity and the intriguing concept that one's true self can be hidden or altered by external appearances. At the heart of this enchanting tale is Sophie's transformation from a young woman into an elderly one. This magical curse not only changes her physical appearance but also forces her to confront the intricacies of self-identity. As an old woman, Sophie undergoes a profound shift in her character, becoming more assertive, self-assured, and unapologetically authentic. The novel skillfully highlights how societal judgments based on looks can influence one's self-perception and interactions with others.

Sophie's journey is a proof of the power of embracing one's true identity. She sheds the constraints of societal expectations and discovers the strength that lies within her. Her transformation from a timid young woman into a confident and resolute elderly figure is a captivating exploration of the theme that appearances can be misleading. It reminds us that the essence of a person runs far deeper than their exterior, and it's a message that resonates with readers of all ages.

Howl, the enigmatic and flamboyant wizard, embodies the complexities of identity. He portrays himself as a heartless womanizer and a formidable sorcerer, carefully crafting a facade that shields his true self from the world. However, beneath the dramatic persona, Howl is a compassionate, caring, and selfless individual. Sophie becomes the catalyst for his journey towards reconciling his public persona with his authentic character. Howl's transformation is a testament to the theme that true identity is often concealed behind masks and external appearances.

Calcifer, the endearing fire demon who powers the moving castle, is another character grappling with questions of identity. Bound to the castle through a contractual arrangement, Calcifer yearns for freedom. Throughout the story, his character evolves as he forms a unique bond with Sophie and Howl. The revelation of Calcifer's true nature and his integral role within the castle's magic is central to the story's resolution. His character underscores the theme of hidden depths and the multifaceted nature of individuals.

The novel also delves into the theme of contradictions within people's personalities and the blurred line between good and bad. Characters in the story often hide their true intentions or inner struggles behind layers of deception. Howl, in particular, exemplifies this theme as he navigates the dualities of his persona. He is both flamboyant and caring, enigmatic and selfless, a heartbreaker and a hero. This exploration of complex characters adds depth and richness to the narrative, challenging simplistic notions of good and evil.

While the traditional coming-of-age theme is typically associated with young characters, Howl's Moving Castle presents a unique twist. Sophie, despite her physical transformation into an elderly woman, embarks on a profound coming-of-age journey. She matures, discovers her inner potential, and undergoes a remarkable transformation. This unconventional take on the coming-of-age theme reminds us that personal growth knows no age limits and that one can find strength and purpose at any stage of life.

(Howl's Moving Castle oleh Diana Wynne Jones mengeksplorasi tema menarik tentang identitas dan konsep menarik bahwa jati diri seseorang dapat disembunyikan atau diubah oleh penampilan luar. Inti dari kisah ini adalah transformasi Sophie dari seorang gadis muda menjadi seorang lansia. Kutukan ini tidak hanya mengubah penampilan fisiknya tetapi juga memaksanya menghadapi seluk-beluk identitas dirinya. Sebagai seorang wanita lanjut usia, Sophie mengalami perubahan besar dalam karakternya, yaitu menjadi lebih tegas, percaya diri, dan sangat autentik. Novel ini menyoroti bagaimana penilaian masyarakat berdasarkan penampilan dapat memengaruhi persepsi diri dan interaksi seseorang dengan orang lain.

Perjalanan Sophie menjadi bukti kekuatan menerima jati diri seseorang dengan menghilangkan batasan ekspektasi masyarakat dan menemukan kekuatan yang ada dalam dirinya. Transformasinya dari seorang gadis muda yang penakut menjadi sosok lansia yang percaya diri dan tegas merupakan eksplorasi bahwa penampilan bisa menyesatkan. Ini mengingatkan kita bahwa esensi seseorang jauh lebih dalam daripada apa yang tampak di luarnya, dan ini adalah pesan yang dapat diterima oleh pembaca dari segala usia.

Howl, penyihir yang penuh teka-teki dan flamboyan, adalah wujud dari kompleksitas identitas. Dia menggambarkan dirinya sebagai seorang buaya darat yang tidak berperasaan dan seorang penyihir yang tangguh, dan dengan hati-hati merancang tampilan luar yang melindungi dirinya yang sebenarnya dari dunia. Namun, di balik kepribadiannya yang dramatis, Howl adalah individu yang penuh kasih sayang, perhatian, dan tidak mementingkan diri sendiri. Sophie menjadi katalisator dalam perjalanannya untuk mendamaikan kepribadian publiknya dengan karakter aslinya. Transformasi Howl merupakan bukti bahwa identitas sejati sering kali tersembunyi di balik topeng dan penampilan luar.

Calcifer, iblis api yang memberi kekuatan pada kastil yang bergerak, adalah karakter lain yang berjuang dengan pertanyaan tentang identitas. Terikat pada kastil melalui perjanjian kontrak, Calcifer menginginkan kebebasan. Sepanjang cerita, karakternya berkembang saat ia membentuk ikatan unik dengan Sophie dan Howl. Pengungkapan sifat asli Calcifer dan peran integralnya dalam sihir kastil merupakan inti dari resolusi cerita. Karakternya menggarisbawahi tema kedalaman tersembunyi dan sifat individu yang beragam.

Novel ini juga menggali tema kontradiksi dalam kepribadian masyarakat dan kaburnya garis antara baik dan buruk. Tokoh-tokoh dalam cerita sering kali menyembunyikan niat sebenarnya atau perjuangan batin mereka di balik kepalsuan yang mereka ciptakan. Howl, khususnya, mencontohkan tema ini saat ia menjelajahi dualitas kepribadiannya. Dia flamboyan dan penuh perhatian, penuh teka-teki dan tidak mementingkan diri sendiri, seorang yang patah hati dan seorang pahlawan. Eksplorasi karakter kompleks ini menambah kedalaman dan kekayaan narasi, yang menantang gagasan sederhana tentang kebaikan dan kejahatan.

Meskipun tema tradisional coming of age biasanya diasosiasikan dengan karakter muda, Howl's Moving Castle menghadirkan sentuhan yang unik. Sophie, meski secara fisik telah bertransformasi menjadi seorang wanita lanjut usia, ia memulai perjalanan menuju kedewasaan yang mendalam. Dia menjadi dewasa, menemukan potensi dirinya, dan mengalami transformasi yang luar biasa. Pemilihan tema yang tidak konvensional ini mengingatkan kita bahwa pertumbuhan pribadi tidak mengenal batasan usia dan bahwa seseorang dapat menemukan kekuatan dan tujuan di setiap tahap kehidupan.)


THE FAVORITES

■One of the standout qualities of Howl's Moving Castle is the richness and depth of its characters. Sophie, Howl, and the other members of the cast are not mere one-dimensional heroes or villains. They possess intricate personalities, quirks, and evolving character arcs that make them incredibly relatable and engaging. Sophie's transformation from a timid young woman to a confident and assertive elderly figure is a testament to the book's commitment to character development. Howl, with his flamboyant exterior and caring interior, challenges traditional character stereotypes. Even Calcifer, the fire demon, undergoes his own transformation throughout the story, demonstrating the multi-dimensional nature of the characters.

■Diana Wynne Jones incorporates distinctive elements of magic and world-building that set Howl's Moving Castle apart in the realm of fantasy literature. The moving castle itself is a fantastical creation, a sentient structure that can traverse the landscape, offering readers a whimsical and imaginative setting. Magical contracts and the intricate rules governing them add depth to the story's magical framework. Calcifer, the fire demon who powers the castle, introduces an element of both mystery and humor as he seeks to free himself from the contract. The presence of magical ailments and their unique cures adds complexity to the magical world, making it feel both wondrous and grounded in its own rules.

■Howl's Moving Castle balances the extraordinary and the ordinary. In a world filled with magic and enchantment, the characters must grapple with everyday problems and navigate complex relationships. This juxtaposition of the magical and mundane is a distinctive feature of the world-building. It reminds readers that even in fantastical settings, people face relatable challenges, form deep connections, and deal with the complexities of human emotions. 

■Sophie's character in Howl's Moving Castle is a powerful example of defying traditional gender roles and societal expectations. Initially, she works in her family's hat shop, a role that aligns with conventional female expectations. However, when she is cursed to become an elderly woman, she embarks on a journey of independence and self-discovery. Her decision to leave her family and venture out on her own showcases her determination and assertiveness, challenging the notion that women should conform to predefined roles. As an elderly woman, Sophie becomes remarkably strong-willed and unapologetically herself. Her refusal to bow to Howl's dramatic personality and her willingness to speak her mind challenge stereotypes about older women being passive or submissive. The story subverts traditional gender roles that often place emphasis on a woman's appearance and beauty. Sophie's character emphasizes that true strength and character are not determined by physical beauty, and she becomes a symbol of resilience and empowerment for readers of all ages. Her journey defies expectations and demonstrates that age should never limit one's capacity for adventure, personal growth, and challenging societal norms.

■Howl's Moving Castle subverts and plays with traditional fairy tale and fantasy tropes. In many fantasy tales, the protagonist is often the "chosen one" destined to possess unique powers or fulfill a grand mission. Sophie, the central character, doesn't possess any extraordinary abilities or a predefined destiny. She begins her journey as an unassuming hat maker. Her transformation into an elderly woman is a result of circumstances and a curse. Rather than eagerly embracing the role of a hero, Sophie's adventure is born out of necessity, driven by her desire to break the curse placed upon her. Unlike the traditional heroic figure who actively seeks adventure, Sophie's journey is initially marked by reluctance. She doesn't embark on her quest with enthusiasm but is thrust into a world of magic and mystery against her will. Her initial motive is personal - to break her curse - rather than a grand sense of duty. Howl's Moving Castle" challenges the typical black-and-white morality often found in traditional fairy tales. Instead of clear-cut notions of good and evil, the characters, including the Witch of the Waste, exhibit shades of gray in their motivations and actions. Unlike many fantasy tales that rely on external mentors or magical interventions to guide the protagonist, the characters find strength and solutions within themselves. 

(■Salah satu kualitas menonjol dari Howl's Moving Castle adalah kekayaan dan kedalaman karakternya. Sophie, Howl, dan pemeran lainnya bukan sekadar pahlawan atau penjahat yang bersifat satu dimensi. Mereka memiliki kepribadian yang rumit, keunikan, dan karakter yang berkembang yang membuat mereka sangat menarik. Transformasi Sophie dari seorang gadis muda yang penakut menjadi sosok lansia yang percaya diri dan tegas merupakan bukti komitmen buku ini terhadap pengembangan karakter. Howl, dengan eksteriornya yang flamboyan dan interiornya yang penuh perhatian, menantang stereotip karakter tradisional. Bahkan Calcifer, si iblis api, mengalami transformasinya sendiri sepanjang cerita, yang menunjukkan sifat multidimensi dari karakternya.

■Diana Wynne Jones menggabungkan unsur-unsur khas sihir dan world building yang membedakan Howl's Moving Castle dalam genre fantasi. Kastil bergerak itu sendiri adalah makhluk yang menarik, yaitu sebuah struktur makhluk hidup yang dapat melintasi berbagai tempat, dan menawarkan suasana yang aneh dan imajinatif kepada pembaca. Kontrak sihir dan aturan rumit yang mengaturnya menambah detail kerangka magis cerita. Calcifer, iblis api yang memberi kekuatan pada kastil, memperkenalkan elemen misteri dan humor saat dia berusaha membebaskan dirinya dari kontrak. Kehadiran penyakit magis dan penyembuhan uniknya menambah kompleksitas dunia magis, yang membuatnya terasa menakjubkan dan didasarkan pada aturannya sendiri.

■Howl's Moving Castle menyeimbangkan antara hal yang luar biasa dan yang biasa. Di dunia yang penuh dengan keajaiban, para karakter harus berurusan dengan masalah sehari-hari dan menjalani hubungan yang kompleks. Penjajaran antara hal-hal magis dan duniawi ini merupakan ciri khas world building buku ini. Hal ini mengingatkan pembaca bahwa bahkan dalam lingkungan yang fantastik, orang-orang menghadapi tantangan yang relatable, menjalin hubungan yang mendalam, dan menghadapi kompleksitas emosi manusia.

■Karakter Sophie dalam Howl's Moving Castle adalah contoh kuat dalam menentang peran gender tradisional dan ekspektasi masyarakat. Awalnya, dia bekerja di toko topi milik keluarganya, sebuah peran yang sejalan dengan ekspektasi perempuan konvensional. Namun, ketika dia dikutuk menjadi wanita lanjut usia, dia memulai perjalanan kemandirian dan penemuan jati diri. Keputusannya untuk meninggalkan keluarganya dan berpetualang sendirian menunjukkan tekad dan ketegasannya, yang menantang anggapan bahwa perempuan harus menyesuaikan diri dengan peran yang telah ditentukan. Sebagai seorang wanita lanjut usia, Sophie menjadi sangat berkemauan keras dan tidak memiliki penyesalan. Penolakannya untuk tunduk pada kepribadian Howl yang dramatis dan kesediaannya untuk mengutarakan pendapatnya menantang stereotip tentang wanita yang lebih tua yang bersifat pasif atau patuh. Cerita ini menantang peran gender tradisional yang sering kali menekankan pada penampilan dan kecantikan wanita. Karakter Sophie menekankan bahwa kekuatan dan karakter sejati tidak ditentukan oleh kecantikan fisik, dan ia menjadi simbol ketahanan dan pemberdayaan bagi pembaca segala usia. Perjalanannya melampaui ekspektasi dan menunjukkan bahwa usia tidak bisa membatasi kapasitas seseorang untuk berpetualang, mengembangkan diri, dan menantang norma-norma sosial.

■Howl's Moving Castle berbeda dari dongeng tradisional dan trope genre fantasi. Dalam banyak cerita fantasi, protagonisnya sering kali adalah "yang terpilih" yang ditakdirkan untuk memiliki kekuatan unik atau untuk memenuhi misi besar. Sophie, karakter utamanya, tidak memiliki kemampuan luar biasa atau takdir yang telah ditentukan. Dia memulai perjalanannya sebagai pembuat topi yang sederhana. Transformasinya menjadi wanita lanjut usia adalah akibat dari keadaan dan kutukan. Bukannya menerima peran sebagai pahlawan, petualangan Sophie lahir karena kebutuhan, yang didorong oleh keinginannya untuk mematahkan kutukan yang menimpanya. Berbeda dengan sosok heroik tradisional yang aktif mencari petualangan, perjalanan Sophie awalnya ditandai dengan keengganan. Dia tidak memulai pencariannya dengan antusias tetapi diseret ke dalam dunia sihir secara paksa. Tujuan awalnya adalah personal yaitu untuk mematahkan kutukan, bukan rasa tanggung jawab yang besar. Howl's Moving Castle menantang moralitas hitam-putih yang sering ditemukan dalam dongeng tradisional. Alih-alih memiliki gagasan yang jelas tentang baik dan jahat, karakternya, termasuk Witch of the Waste, menunjukkan nuansa abu-abu dalam motivasi dan tindakan mereka. Tidak seperti banyak kisah fantasi yang bergantung pada mentor eksternal atau intervensi magis untuk membimbing protagonis, karakter menemukan kekuatan dan solusi dalam diri mereka sendiri.)


CONCLUSION

Howl's Moving Castle combines the magical world with multi-dimensional characters. Diana Wynne Jones explores identity through the subversion of traditional tropes, and the compelling character arc of Sophie Hatter. The novel's unique elements of magic and world-building, such as the moving castle, magical contracts, and Calcifer the fire demon, add depth to the fantastical realm. This book invites readers to question appearances, defy societal expectations, and embrace the extraordinary within the ordinary. This tale of inner transformation, moral ambiguity, and the strength found within oneself is a timeless and captivating addition to the world of fantasy literature.

(Howl's Moving Castle menggabungkan dunia magis dengan berbagai karakter multi-dimensi. Diana Wynne Jones mengeksplorasi identitas, melalui subversi trope tradisional dan karakter Sophie Hatter yang menarik. Elemen unik sihir dan world building dalam novel, seperti kastil yang bergerak, kontrak sihir, dan Calcifer si iblis api, menambah detail dunia fantastik ini. Buku ini mengajak pembaca untuk mempertanyakan penampilan, menentang ekspektasi masyarakat, dan menerima hal-hal luar biasa dalam hal-hal biasa. Kisah tentang transformasi internal, ambiguitas moral, dan kekuatan yang ditemukan dalam diri sendiri ini adalah tambahan yang menarik pada dunia sastra fantasi.)

 



Uprooted by Naomi Novik is a fantasy novel that draws inspiration from Polish folklore and traditions. It's set in a village at the edge of an ominous and corrupted forest known as the Wood. Every ten years, the village's protector, a powerful wizard referred to as "the Dragon," selects a girl from the village to serve him. This girl becomes his assistant and must remain with him for a decade.

The story follows Agnieszka, the protagonist, who is unexpectedly chosen by the Dragon. The Dragon is not what she expects – he is an enigmatic and irritable mentor. As she begins her apprenticeship, Agnieszka discovers that she possesses a unique magical ability. Together with the Dragon, she works to protect their village from the malevolent forces of the Wood, which continually seeks to expand and corrupt the land.

(Uprooted oleh Naomi Novik adalah novel fantasi yang mengambil inspirasi dari cerita rakyat dan tradisi Polandia. Novel ini berlatar di sebuah desa di tepi hutan yang rusak yang dikenal sebagai Rimba. Setiap sepuluh tahun, pelindung desa, seorang penyihir kuat dikenal sebagai "Naga", memilih seorang gadis dari desa untuk melayaninya. Gadis ini menjadi asistennya dan harus tetap bersamanya selama satu dekade.

Kisah ini mengikuti Agnieszka, sang protagonis, yang secara tak terduga dipilih oleh Naga. Naga tidak seperti yang dia harapkan, merupakan mentor yang penuh teka-teki dan mudah tersinggung. Saat dia mulai magang, Agnieszka menemukan bahwa dia memiliki kemampuan magis yang unik. Bersama dengan Naga, dia bekerja untuk melindungi desa mereka dari kekuatan jahat Hutan, yang terus berupaya memperluas dan merusak tanah.)


BOOK REVIEW

Uprooted by Naomi Novik draws inspiration from Polish folklore and weaves it into a fantastical setting. At the core of "Uprooted" lies an exploration of the theme of power and its corrupting influence. The malevolent force known as the Wood serves as a potent symbol of the corrupting power that looms over the world in the story. It vividly illustrates the allure and peril of power, showcasing how it can transform individuals and societies. This theme serves as a thought-provoking commentary on the seductive yet perilous nature of unchecked power.

The novel delves into the devastating consequences that can result from the corrupting influence of power, embodied by the Wood. It underscores the importance of using power judiciously and resisting the temptation of power that could lead to destructive outcomes. 

The characters within the story who seek to control or exploit the power of the Wood encounter dire consequences, acting as a powerful cautionary message about the repercussions of human avarice. The narrative serves as a poignant reminder of the potential catastrophes that may arise when individuals endeavor to subjugate nature for personal gain.

(Uprooted oleh Naomi Novik mengambil inspirasi dari cerita rakyat Polandia dan merangkainya ke dalam latar yang fantastik. Inti dari Uprooted terletak pada eksplorasi tema kekuasaan dan pengaruhnya yang merusak. Kekuatan jahat yang dikenal sebagai Rimba berfungsi sebagai simbol yang kuat mengenai kekuatan korup yang membayangi dunia. Cerita ini dengan jelas menggambarkan daya tarik dan bahaya dari kekuasaan, menunjukkan bagaimana kekuasaan dapat mengubah individu dan masyarakat. Tema ini menjadi sebuah komentar yang menggugah pikiran mengenai sifat menggoda namun berbahaya dari kekuasaan yang tidak terkendali. 

Novel ini menyelidiki konsekuensi buruk yang bisa diakibatkan oleh pengaruh korup dari kekuasaan, yang diwujudkan oleh Rimba. Hal ini menunjukkan pentingnya menggunakan kekuasaan secara bijaksana dan menolak godaan kekuasaan yang dapat mengakibatkan dampak yang merusak.

Karakter dalam cerita yang berusaha mengendalikan atau mengeksploitasi kekuatan Rimba menghadapi konsekuensi yang mengerikan, bertindak sebagai pesan peringatan yang kuat tentang dampak keserakahan manusia. Kisah ini berfungsi sebagai pengingat yang tajam akan potensi bencana yang mungkin timbul ketika seseorang berusaha untuk menaklukkan alam demi keuntungan pribadi.)


THINGS I DISLIKE

■Dense narrative and overly descriptive: I found Uprooted to be a challenging read due to its dense storytelling. The plot was heavily layered, often shifting from one subplot to another before allowing me to fully grasp the previous one. This made the book a tough cookie to digest. 

■Protracted path to the main plot: I couldn't help but feel that Uprooted took too long to reach the core of its story. Multiple subplots were introduced, leading to a somewhat disjointed reading experience. At one point, I thought a particular subplot would become the main focus, only to be introduced to yet another one. This abundance of subplots left me slightly frustrated, as I eagerly awaited the emergence of the primary narrative.

■Lack of romance development: Romance in "Uprooted" fell short of my expectations. The romantic interactions between the characters, particularly the main ones, appeared rushed, primarily manifesting in physical affection. Given the underlying "Beauty and the Beast" theme, I had hoped for a more gradual transformation in their relationship. However, their dynamic transitioned from animosity to affection without a satisfying middle ground.

■Superfluous descriptions and paragraphs: The book contained numerous paragraphs brimming with excessive descriptions that I felt could have been omitted without detracting from the narrative. Often, I found myself skimming through these overly detailed passages, hoping for more substantial content to engage with.

■Character development and relatability: I struggled with the lack of compelling character development, particularly in the case of the protagonist, Agnieszka. She embodied the clichéd image of a typical young adult protagonist, plagued by self-esteem issues and self-doubt. This left me indifferent to her fate and the fates of the supporting characters. Agnieszka's character felt underdeveloped, lacking cognitive depth and substantial introspection.

■Inconsistent and unexplained magic system: The magic system in the book left me bewildered and wanting. The absence of clear rules or explanations about the source and workings of magic was frustrating. As the story unfolded, the protagonist's ability to break established conventions and manipulate magic without consequences felt inconsistent. 

■Problematic character behavior: The character arc of the Dragon, introduced as an enigmatic and powerful figure, took an unexpected and unpalatable turn. He quickly became a sexist and insufferable character, yet the narrative seemed to expect readers to overlook these qualities and accept a rushed romantic connection between him and the protagonist.

(■Narasi yang padat dan terlalu deskriptif: Menurutku Uprooted adalah bacaan yang menantang karena penyampaian ceritanya yang padat. Plotnya berlapis, sering kali berpindah dari satu subplot ke subplot lainnya sebelum memungkinkan pembaca memahami sepenuhnya subplot sebelumnya. Hal ini membuat buku ini sulit dicerna.

■Jalur panjang menuju plot utama: Aku merasa bahwa Uprooted membutuhkan waktu terlalu lama untuk mencapai inti ceritanya. Beberapa subplot diperkenalkan, sehingga menghasilkan pengalaman membaca yang agak terputus-putus. Pada satu titik, aku pikir subplot tertentu akan menjadi fokus utama, tapi ternyata kemudian beralih ke subplot lainnya. Banyaknya subplot ini membuat sedikit frustasi karena tidak sabar menunggu munculnya narasi utama.

■Kurangnya perkembangan romance: Romance dalam Uprooted tidak sesuai ekspektasi. Interaksi antar tokoh, terutama tokoh utama, terkesan terburu-buru, yang diwujudkan dalam bentuk afeksi fisik. Mengingat tema "Beauty and the Beast" yang mendasarinya, aku mengharapkan adanya transformasi yang lebih bertahap dalam hubungan mereka. Namun, dinamika mereka berubah dari permusuhan menjadi cinta tanpa jalan tengah yang memuaskan.

■Deskripsi dan paragraf yang berlebihan: Buku ini berisi banyak paragraf yang penuh dengan deskripsi berlebihan yang menurutku dapat dihilangkan tanpa mengurangi kisahnya. Seringkali, aku membaca sekilas bagian-bagian yang terlalu mendetail ini, berharap mendapatkan konten yang lebih substansial untuk dilibatkan.

■Pengembangan karakter dan relatabilitas: Kurangnya pengembangan karakter yang menarik, khususnya protagonis, Agnieszka. Dia mewujudkan gambaran klise dari tipikal protagonis YA, yang memiliki masalah harga diri dan keraguan diri. Hal ini membuat aku kurang peduli terhadap nasibnya dan nasib karakter pendukungnya. Karakter Agnieszka terasa membosankan, kurang kedalaman kognitif dan introspeksi substansial.

■Magic system yang tidak konsisten dan tidak dapat dijelaskan: Magic system dalam buku ini membuat bingung. Tidak adanya aturan atau penjelasan yang jelas tentang sumber dan cara kerja sihir membuat pembaca frustasi. Seiring berjalannya cerita, kemampuan protagonis untuk melanggar konvensi yang sudah ada dan memanipulasi sihir tanpa konsekuensi terasa tidak konsisten.

■Perilaku karakter yang bermasalah: Karakter Naga, yang diperkenalkan sebagai sosok yang penuh teka-teki dan kuat, mengalami perubahan yang tidak terduga dan tidak menyenangkan. Dia dengan cepat menjadi karakter yang seksis dan menyebalkan, namun narasinya sepertinya mengharapkan pembaca untuk mengabaikan kualitas-kualitas ini dan menerima hubungan romantis yang terburu-buru antara dia dan sang protagonis.)


CONCLUSION

Uprooted by Naomi Novik is a novel that showcases a blend of Polish folklore with a fantasy world. While its premise and the early chapters hold promise, it often stumbles under the weight of excessive detail, meandering subplots, and an inconsistent magic system. The lack of character development, especially regarding the main character Agnieszka, contributes to a sense of detachment from their fates. The story takes a long and winding road to reach its core plot, leaving readers to navigate a web of subplots. Its romantic element feels abrupt and lacks depth. While the writing is poetic, it sometimes veers into excessive description, overwhelming the narrative. Despite its shortcomings, Uprooted does convey a cautionary theme of the corrupting influence of unchecked power, notably represented by the ominous Wood. For those who appreciate the fusion of folklore and fantasy, it offers an engaging, albeit challenging, read.

(Uprooted oleh Naomi Novik adalah novel yang menampilkan perpaduan cerita rakyat Polandia dengan dunia fantasi. Meskipun premis dan bab-bab awalnya menjanjikan, novel ini tersandung detail yang berlebihan, subplot yang berliku-liku, dan magic system yang tidak konsisten. Kurangnya pengembangan karakter, terutama karakter utama Agnieszka, menimbulkan kesan jauh pada pengembangan kisah mereka. Cerita ini mengambil jalan yang panjang dan berliku untuk mencapai plot inti, yang membuat pembaca harus menjelajahi jaringan-jaringan subplot. Unsur romance terasa tiba-tiba dan kurang mendalam. Meskipun gaya penulisannya puitis, kadang-kadang deskripsinya berlebihan, sehingga membuat narasinya overwhelming. Meskipun ada kekurangannya, Uprooted menyampaikan tema peringatan tentang pengaruh korup dari kekuasaan yang tidak terkendali, terutama yang direpresentasikan oleh Rimba. Bagi mereka yang menyukai perpaduan cerita rakyat dan fantasi, buku ini menawarkan bacaan yang menarik, meski menantang.)

 



In a world where the future races forward with digital screens and ever-advancing technology, there remains a sanctuary in the pages of a well-worn, yellowing book. These aged volumes, with their golden, time-kissed pages, hold a unique place in the hearts of book lovers. The love for yellowing books transcends mere nostalgia; it is an ode to history, a romance with knowledge, and a portal to the past. In this article, we embark on a journey to unravel the enduring enchantment of yellowing books, exploring the reasons why they continue to captivate our hearts and minds.


THE REASONS WE LOVE THOSE OLD YELLOWING BOOKS

■The love for yellowing old books can be attributed to a combination of sentimental, aesthetic, and historical factors. Here are some reasons why people find joy and fascination in yellowed books:

■Nostalgia: Old books often remind people of their past, and they may associate them with childhood memories or family traditions. The act of physically handling a book that has been around for a long time can transport readers back in time, evoking a powerful sense of nostalgia.

■Aesthetic appeal: The yellowing of pages and the aged appearance of old books can be artistically pleasing. The visible signs of wear, like creases and dog-eared pages, can give a book character and a story of its own.

■Romanticism: Holding a book that has endured through time can be a deeply romantic experience. It connects readers to previous generations and carries a sense of history. It's akin to having a conversation across time with those who have read the same words.

■Cultural and historical value: Old books are windows into different eras and cultures. They can provide insights into historical events, social norms, and writing styles, enriching our understanding of the past.

■Patina of knowledge: The yellowing of pages can symbolize the accumulation of wisdom and experiences. It's a visual reminder that knowledge and stories, like the pages themselves, become richer with time.

■Smell: The distinct smell of old books, caused by the chemical breakdown of paper and ink, can be a powerful trigger for memories. This olfactory experience can be a journey to the past and connect readers with the hours spent reading in libraries or bookstores.

■Rarity and uniqueness: As books age, they may become more valuable due to their scarcity. Limited print runs, first editions, or unique copies can hold a special allure for collectors and bibliophiles.

■Escape from the digital world: In an era dominated by digital technology, old books offer a respite from screens and an opportunity to engage with the printed word in a tangible way. They provide a sense of authenticity and a break from the constant connectivity of the digital world.


CONCLUSION

It becomes abundantly clear that these pages, aged by time and enriched with history, hold a unique and irreplaceable position in the hearts of readers. Beyond mere aesthetics, the yellowing of pages represents a connection to the past, a tribute to the wisdom of the ages, and a sanctuary from the relentless march of the digital world. The love for yellowing books is a love for the stories they carry, for the memories they evoke, and for the tangible connection they provide to the generations before us. It is a romance with the written word that defies the passage of time, an ode to the cultural and historical significance they embody, and a cherished escape into the pages of a bygone era. In these yellowed leaves, we find not just books but windows to worlds long past, and a treasure trove of the human experience, all waiting to be explored and celebrated by those who recognize the magic in the golden pages of the past.

Older Posts Home

ABOUT ME

Contact | Collaboration |

Hello, I'm Lala, a lifestyle blogger from Malang, Indonesia. I share some stuff here in lailiving such as books I enjoy reading, songs I love listening to, bullet journal, and many other things I like as well as my thoughts about life in general, in Bahasa Indonesia and/or English. For more information, reach me through some links below and above and everywhere in this blog. Feel free to leave your comments in the comment box for this blog improvement.

Professional Reader

Reviews Published
Web Hosting
Web Hosting
Foods
Self Growth

Add to Reading List

POPULAR POSTS

  • 100+ Buku Gratis di British Council Library via Libby App
  • Cara Mudah Menggunakan Aplikasi Libby untuk Baca Buku Gratis
  • March 2023 Reading Plans | Monthly TBR
  • Cara Membuat E-Card British Council Library untuk Pinjam Buku di Libby
  • Song of Silver, Flame Like Night by Amélie Wen Zhao | Book Review
  • Emerald Pieces : The River and the Dance by Mia A. Ulfah | Book Review
  • Memahami Perasaan Seorang Penggemar Idol | Idol, Burning by Rin Usami | Book Review Indonesia
  • Kastel Terpencil di Dalam Cermin by Mizuki Tsujimura | Book Review
Blogger Perempuan

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates

DMCA.com Protection Status