12 Classic Books Recommendation from Inheritance from Mother | Book Recs

 


Inheritance from Mother by Minae Mizumura is enriched by the presence of classic books, each carefully chosen for its cultural and thematic significance. These literary treasures, spanning different cultures and eras, serve as more than just literary references; they are integral to the story, providing deeper insights into the characters and their worlds. From the timeless elegance of The Tale of Genji to the scandalous allure of Madame Bovary, these classics add layers of meaning to the novel's exploration of complex themes such as love, societal expectations, cultural identity, and the enduring legacy of literature. Here are the twelve classic books that hold significance in this book which can be your next reads 

(Inheritance from Mother karya Minae Mizumura diperkaya dengan kehadirannya buku-buku klasik, yang masing-masing dipilih dengan cermat karena makna budaya dan tematiknya. Karya sastra yang mencakup berbagai budaya dan era ini berfungsi lebih dari sekadar referensi sastra; mereka merupakan bagian integral dari kisahnya, yang memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai karakter dan dunia mereka. Dari keanggunan The Tale of Genji hingga daya tarik skandal Madame Bovary, karya-karya klasik ini menambah lapisan makna pada eksplorasi novel dengan tema-tema kompleks seperti cinta, ekspektasi masyarakat, identitas budaya, dan warisan sastra yang abadi. Berikut adalah dua belas buku klasik yang memiliki makna penting dalam buku ini yang dapat jadi rekomendasi bacaan kamu selanjutnya.)


1. The Tale of Heike

The Tale of Heike is a classic Japanese epic narrative that recounts the rise and fall of the Taira clan (also known as the Heike) during the late 12th century. This epic, often considered one of Japan's most significant works of literature, is a historical account blended with legendary elements and is presented in a poetic style.

The tale begins with the conflict between the Taira and Minamoto clans, two powerful samurai families vying for control over Japan. Central to the narrative is the tragic figure of Kiyomori Taira, who ruthlessly pursues power and authority, eventually leading the Taira clan to dominance. However, the tale also introduces key Minamoto figures, particularly Minamoto no Yoshitsune, who becomes a legendary hero in Japanese history.

As the Taira clan ascends, their fortunes change dramatically when they face a pivotal naval battle known as the Battle of Dan-no-ura. It is here that the Taira clan, despite their military might, faces a devastating defeat at the hands of the Minamoto forces. The story culminates in the fall of the Taira clan, marking the end of their dominance.

(The Tale of Heike adalah kisah epik klasik Jepang yang menceritakan kebangkitan dan kejatuhan klan Taira (juga dikenal sebagai Heike) pada akhir abad ke-12. Epik ini, yang sering dianggap sebagai salah satu karya sastra paling penting di Jepang, adalah sebuah catatan sejarah dipadukan dengan unsur-unsur legendaris dan disajikan dalam gaya puitis.

Kisah ini dimulai dengan konflik antara klan Taira dan Minamoto, dua keluarga samurai kuat yang bersaing untuk menguasai Jepang. Inti dari kisah ini adalah sosok tragis Kiyomori Taira, yang dengan kejam mengejar kekuasaan dan otoritas, yang akhirnya memimpin klan Taira menuju dominasi. Namun, kisah tersebut juga memperkenalkan tokoh-tokoh penting Minamoto, khususnya Minamoto no Yoshitsune, yang menjadi pahlawan legendaris dalam sejarah Jepang.

Seiring naiknya klan Taira, nasib mereka berubah secara dramatis ketika mereka menghadapi pertempuran laut penting yang dikenal sebagai Pertempuran Dan-no-ura. Di sinilah klan Taira, meskipun memiliki kekuatan militer, menghadapi kekalahan telak di tangan pasukan Minamoto. Ceritanya berpuncak pada jatuhnya klan Taira, menandai berakhirnya dominasi mereka.)


2. Madame Bovary by Gustave Flaubert 

Madame Bovary is a classic novel written by French author Gustave Flaubert, first published in 1857. It tells the story of Emma Bovary, a young and idealistic woman who longs for a life of romance and luxury in the provincial town of Yonville, France. 

Emma marries Charles Bovary, a simple and kind-hearted country doctor, believing that marriage will fulfill her dreams of a more glamorous and exciting life. However, she quickly becomes disillusioned with the monotony of rural existence and her marriage to Charles, who lacks ambition and sophistication.

In her quest for a more fulfilling life, Emma embarks on a series of affairs and extravagant spending, accumulating massive debts. She engages in romantic fantasies inspired by the novels she reads, particularly the sentimental and idealized romances of the time. These fantasies lead her into a downward spiral of infidelity, deceit, and moral decay.

Both Madam Bovary and Inheritance from Mother share a thematic thread of unfulfilled desires and the consequences of pursuing idealized versions of life. Emma Bovary's relentless pursuit of romantic fantasies and the dissatisfaction with her mundane reality mirrors the struggles of Noriko and Mitsuki in Mizumura's novel. They grapple with their own unmet expectations within the confines of societal norms and cultural expectations, leading them to confront the complexity of their own desires and the emotional baggage they inherit from their mothers. Madame Bovary serves as a poignant reminder of the dangers of chasing unattainable dreams and the repercussions it can have on one's life and relationships. It resonates with the themes of longing and disillusionment that run through both novels, highlighting the universal human experience of grappling with the gap between aspiration and reality.

(Madame Bovary adalah novel klasik yang ditulis oleh penulis Perancis Gustave Flaubert, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1857. Novel ini menceritakan kisah Emma Bovary, seorang wanita muda dan idealis yang mendambakan kehidupan romantis dan kemewahan di kota provinsi Yonville, Prancis. 

Emma menikah dengan Charles Bovary, seorang dokter desa yang sederhana dan baik hati, percaya bahwa pernikahan akan mewujudkan impiannya akan kehidupan yang lebih glamor dan menyenangkan. Namun, dia dengan cepat menjadi kecewa dengan kehidupan pedesaan yang monoton dan pernikahannya dengan Charles, yang kurang berambisi dan kurang modern.

Dalam usahanya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih memuaskan, Emma memulai serangkaian perselingkuhan dan pengeluaran yang berlebihan, sehingga menumpuk hutang yang sangat besar. Dia terlibat dalam fantasi romantis yang terinspirasi oleh novel yang dibacanya, khususnya roman sentimental dan ideal pada masa itu. Fantasi-fantasi ini membawanya ke dalam lingkaran perselingkuhan, penipuan, dan kerusakan moral.

Baik Madame Bovary maupun Inheritance from Mother membagikan rangkaian tematik tentang hasrat yang tidak terpenuhi dan konsekuensi dari mengejar versi kehidupan yang ideal. Pengejaran tanpa henti Emma Bovary terhadap fantasi romantis dan ketidakpuasan terhadap kenyataan duniawi mencerminkan perjuangan Noriko dan Mitsuki dalam novel Mizumura. Mereka bergulat dengan harapan-harapan mereka yang belum terpenuhi dalam batas-batas norma-norma sosial dan ekspektasi budaya, yang membuat mereka menghadapi kompleksitas dari keinginan mereka sendiri dan beban emosional yang mereka warisi dari ibu mereka. Madame Bovary berfungsi sebagai pengingat yang tajam akan bahaya mengejar impian yang tidak dapat dicapai dan dampaknya terhadap kehidupan dan hubungan seseorang. Hal ini sejalan dengan tema kerinduan dan kekecewaan yang ada dalam kedua novel ini, yang menyoroti pengalaman universal manusia dalam bergulat dengan kesenjangan antara aspirasi dan kenyataan.)


3. Le Rouge et Le Noir (The Red and the Black) by Stendhal

Le Rouge et le Noir (The Red and the Black) by Stendhal is a gripping historical psychological novel that unfolds in two volumes, first published in 1830. It tells the compelling story of Julien Sorel, a young man from a provincial background who aspires to climb the social ladder through a mix of talent, hard work, deception, and hypocrisy. However, his unrestrained passions eventually lead to his downfall.

Julien Sorel hails from the fictional village of Verrières in Franche-Comté, France. Rather than working in his family's carpentry business, he daydreams about Napoleon's victorious army and seeks a life beyond his modest upbringing. His intellectual aspirations set him apart from his brothers, who disdain his bookish interests. He becomes a protege of Abbé Chélan, the local Catholic prelate, who secures Julien a tutoring position in the household of Monsieur de Rênal, the mayor of Verrières. Julien, although presenting himself as a devout and austere cleric, is primarily interested in using his knowledge to impress the elite.

(Le Rouge et le Noir (The Red and the Black) karya Stendhal adalah novel psikologi sejarah mencekam yang diceritakan dalam dua volume, dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1830. Novel ini menceritakan kisah menarik Julien Sorel, seorang pemuda yang bercita-cita untuk menaiki tangga sosial melalui perpaduan antara bakat, kerja keras, penipuan, dan kemunafikan. Namun, hasratnya yang tidak terkendali akhirnya menyebabkan kejatuhannya.

Julien Sorel berasal dari desa fiksi Verrières di Franche-Comté, Prancis. Daripada bekerja di bisnis pertukangan milik keluarganya, dia malah bermimpi tentang kemenangan tentara Napoleon dan mencari kehidupan di luar didikan sederhananya. Aspirasi intelektualnya membedakannya dari saudara-saudaranya, yang meremehkan ketertarikannya terhadap buku. Ia menjadi anak didik Abbé Chélan, prelatus Katolik setempat, yang memberi Julien posisi sebagai pengajar di rumah Monsieur de Rênal, walikota Verrières. Julien, meskipun menampilkan dirinya sebagai sosok yang taat dan kaku, tertarik menggunakan ilmunya untuk membuat kaum elit terkesan.)


4. Wuthering Heights by Emily Brontë

Wuthering Heights penned by Emily Brontë under her pseudonym Ellis Bell, is a haunting tale set against the bleak and desolate backdrop of the West Yorkshire moors. It intricately weaves the lives of two prominent families, the Earnshaws and the Lintons, and their tumultuous entanglement with a mysterious figure, Heathcliff. This masterpiece, influenced by Romanticism and Gothic fiction, delves deep into themes of love, revenge, and the supernatural.

The narrative begins in 1801 when Mr. Lockwood, a new tenant at Thrushcross Grange, visits his landlord, Heathcliff, at the remote farmhouse known as Wuthering Heights. Lockwood encounters an enigmatic young woman, later revealed as Cathy Linton, a cantankerous servant named Joseph, and Hareton, a seemingly uneducated young man. The atmosphere is cold and unwelcoming. Stranded by snow, Lockwood turns to the diary of Catherine Earnshaw, the former inhabitant of his room, leading to a nightmare where the ghostly Catherine begs to enter.

As Lockwood convalesces, he listens to the tale recounted by Ellen "Nelly" Dean, his housekeeper, about the peculiar family. Thirty years earlier, the Earnshaws resided at Wuthering Heights, comprising Hindley, Catherine, and the servant Nelly. A twist of fate brings an orphan boy, Heathcliff, into their lives. Mr. Earnshaw's favoritism towards Heathcliff causes tension in the family. Hindley's cruelty towards Heathcliff intensifies after their father's death, relegating Heathcliff to the status of a servant.

Frances, Hindley's wife, dies after giving birth to a son named Hareton. Catherine becomes engaged to Edgar Linton, but her heart remains entangled with Heathcliff. She marries Edgar, yet her love for Heathcliff endures, leading to a tragic inner conflict. Three years later, Heathcliff returns as a wealthy man, and his presence disrupts the lives of Catherine, Edgar, and Isabella. 

(Wuthering Heights yang ditulis oleh Emily Brontë dengan nama samarannya Ellis Bell, adalah kisah yang menghantui yang berlatar belakang suram dan terpencil di dataran West Yorkshire. Kisah ini secara rumit menjalin kehidupan dua keluarga terkenal, yaitu keluarga Earnshaw dan Linton, dan keterikatan mereka yang penuh gejolak dengan sosok misterius, Heathcliff. Mahakarya ini, dipengaruhi oleh Romantisisme dan fiksi Gotik, yang mendalami tema cinta, balas dendam, dan supernatural.

Narasinya dimulai pada tahun 1801 ketika Tuan Lockwood, seorang penyewa baru di Thrushcross Grange, mengunjungi pemiliknya, Heathcliff, di rumah pertanian terpencil yang dikenal sebagai Wuthering Heights. Lockwood bertemu dengan seorang wanita muda yang misterius, yang kemudian dikenal sebagai Cathy Linton, seorang pelayan yang keras kepala bernama Joseph, dan Hareton, seorang pria muda yang tampaknya tidak berpendidikan. Suasananya dingin dan tidak ramah. Terkurung karena salju, Lockwood membuka buku harian Catherine Earnshaw, mantan penghuni kamarnya, yang mengarah ke mimpi buruk di mana hantu Catherine memohon untuk masuk. 

Saat Lockwood pulih, dia mendengarkan kisah yang diceritakan oleh Ellen "Nelly" Dean, pengurus rumah tangganya, tentang keluarga aneh itu. Tiga puluh tahun sebelumnya, keluarga Earnshaw tinggal di Wuthering Heights, terdiri dari Hindley, Catherine, dan pelayan Nelly. Sebuah takdir membawa seorang anak yatim piatu, Heathcliff, ke dalam kehidupan mereka. Favoritisme Tuan Earnshaw terhadap Heathcliff menyebabkan ketegangan dalam keluarga. Kekejaman Hindley terhadap Heathcliff meningkat setelah kematian ayah mereka, yang menurunkan status Heathcliff menjadi pelayan.

Frances, istri Hindley, meninggal setelah melahirkan seorang putra bernama Hareton. Catherine bertunangan dengan Edgar Linton, tapi hatinya tetap terikat dengan Heathcliff. Dia menikahi Edgar, namun cintanya pada Heathcliff bertahan lama, menyebabkan konflik batin yang tragis. Tiga tahun kemudian, Heathcliff kembali sebagai orang kaya, dan kehadirannya mengganggu kehidupan Catherine, Edgar, dan Isabella.)


5. The Tale of Genji by Murasaki Shikibu

The Tale of Genji known as Genji Monogatari in Japanese, authored by the accomplished noblewoman and lady-in-waiting, Murasaki Shikibu. Though the original manuscript from the Heian period has been lost to time, the narrative's enduring power endures.

At its heart, the tale unfolds the life of Hikaru Genji, often referred to as Shining Genji. He emerges as the son of Emperor Kiritsubo and the low-ranking concubine known as Kiritsubo Consort. Yet, for political expediency, the emperor expels Genji from the line of succession, reducing him to a commoner with the Minamoto surname. Undeterred, Genji forges a path as an imperial officer, and the story revolves around his intricate romantic escapades, providing a window into the aristocratic society of the era.

Genji's journey commences with the loss of his mother at the tender age of three, leaving a lasting impact on Emperor Kiritsubo. In a twist of fate, the emperor encounters Lady Fujitsubo, a former princess of his predecessor. Her striking resemblance to the departed concubine leads to her becoming one of his wives. Initially, Genji's affection for Lady Fujitsubo is that of a stepson, but it evolves into forbidden love, causing turmoil in his personal life. His relationship with his wife, the Lady Aoi, deteriorates amid these emotional entanglements. Genji embarks on numerous love affairs, often marked by rejection, sudden tragedies, or his own waning interest.

(The Tale of Genji yang dikenal sebagai Genji Monogatari dalam bahasa Jepang, ditulis oleh wanita bangsawan dan dayang, Murasaki Shikibu. Meskipun naskah asli dari era Heian telah hilang seiring waktu, kekuatan narasi yang abadi tetap bertahan.

Inti dari kisah ini adalah tentang kehidupan Hikaru Genji, yang sering disebut sebagai Shining Genji. Dia muncul sebagai putra Kaisar Kiritsubo dan selir berpangkat rendah yang dikenal sebagai Permaisuri Kiritsubo. Namun, demi kepentingan politik, kaisar mengeluarkan Genji dari garis suksesi, menurunkannya menjadi rakyat jelata dengan nama keluarga Minamoto. Tidak terpengaruh, Genji menempuh jalan sebagai perwira kekaisaran, dan ceritanya berfokus pada petualangan romantisnya yang rumit, yang memberikan pengetahuan mengenai masyarakat aristokrat pada zaman itu.

Perjalanan Genji dimulai dengan kehilangan ibunya pada usia tiga tahun, yang meninggalkan dampak abadi pada Kaisar Kiritsubo. Dengan takdir yang berubah, kaisar bertemu Lady Fujitsubo, mantan putri pendahulunya. Kemiripannya yang mencolok dengan selir yang telah meninggal menyebabkan dia menjadi salah satu istrinya. Awalnya, rasa sayang Genji terhadap Lady Fujitsubo seperti anak tirinya, namun berkembang menjadi cinta terlarang sehingga menimbulkan gejolak dalam kehidupan pribadinya. Hubungannya dengan istrinya, Lady Aoi, memburuk di tengah keterikatan emosional tersebut. Genji memulai banyak hubungan cinta, sering kali ditandai dengan penolakan, tragedi yang tiba-tiba, atau berkurangnya minatnya.)


6. The Golden Demon by Koyo Ozaki

Konjiki Yasha or The Golden Demon by Koyo Ozaki, stands as a significant literary work from the Meiji Period in Japan. It graced the pages of the Yomiuri Shimbun newspaper in serial form, from January 1, 1897, until May 11, 1902. Regrettably, this piece remains unfinished, but its influence has endured through numerous adaptations into movies and dramas, particularly in the Showa period.

O-Miya, once betrothed to Kan'ichi Hazama, a student of Daiichi High School, takes an unexpected turn by marrying the affluent Tadatsugu Tomiyama shortly before her planned wedding to Kan'ichi. This shocking betrayal enrages Kanichi, prompting him to confront O-Miya when she follows him to Atami. Despite her pleas for understanding, Omiya guards the secret behind her actions. Fueled by anger and resentment, Kan'ichi retaliates with a forceful kick and vehemently rejects her pleas for forgiveness. In his quest for revenge, he transforms into a usurer, while O-Miya's path also proves to be far from contentment.

Mitsuki's grandmother in Inheritance from Mother, whom she refers to as O-Miya after the novel's protagonist, identifies so strongly with the character that it influences her life choices. The novel serves as a symbol of the emotional baggage and familial patterns that are passed down through generations, much like the patterns of emotional abuse and unfulfilled desires that affect Mitsuki and Noriko in Mizumura's story. The Golden Demon underscores how literature can shape personal narratives and contribute to the perpetuation of certain behaviors and beliefs, a theme that resonates with the broader exploration of inheritance in both novels.

(Konjiki Yasha atau The Golden Demon, yang ditulis oleh Koyo Ozaki, merupakan karya sastra penting dari Zaman Meiji di Jepang. Karya tersebut menghiasi halaman surat kabar Yomiuri Shimbun dalam bentuk serial, mulai 1 Januari 1897 hingga 11 Mei 1902. Sayangnya, karya ini masih belum selesai, namun pengaruhnya telah bertahan melalui banyak adaptasi ke dalam film dan drama, khususnya pada periode Showa.

O-Miya, yang pernah bertunangan dengan Kan'ichi Hazama, seorang siswa SMA Daiichi, mengambil keputusan tak terduga dengan menikahi Tadatsugu Tomiyama yang kaya tak lama sebelum rencana pernikahannya dengan Kan'ichi. Pengkhianatan mengejutkan ini membuat marah Kan'ichi, yang mendorongnya untuk menghadapi O-Miya saat dia mengikutinya ke Atami. Meski memohon pengertian, O-Miya menjaga rahasia di balik tindakannya. Dipicu oleh kemarahan dan kebencian, Kan'ichi membalas dengan tendangan kuat dan dengan keras menolak permohonan maafnya. Dalam usahanya membalas dendam, ia berubah menjadi seorang rentenir, sementara jalan O-Miya juga jauh dari kebahagiaan.

Nenek Mitsuki dalam Inheritance from Mother, yang dia sebut sebagai O-Miya yang diambil dari nama tokoh protagonis novel, sangat mengidentifikasi karakter tersebut sehingga memengaruhi pilihan hidupnya. Novel ini berfungsi sebagai simbol beban emosional dan pola kekeluargaan yang diturunkan dari generasi ke generasi, seperti pola pelecehan emosional dan hasrat yang tidak terpenuhi yang memengaruhi Mitsuki dan Noriko dalam cerita Mizumura. The Golden Demon menggarisbawahi bagaimana sastra dapat membentuk narasi pribadi dan berkontribusi pada pelestarian perilaku dan keyakinan tertentu, sebuah tema yang selaras dengan eksplorasi warisan yang lebih luas dalam kedua novel tersebut.)


7. Anna Karenina by Leo Tolstoy 

Anna Karenina by Leo Tolstoy is a Russian novel that first published as a serialized work from 1875 to 1877, with its final form published in book format in 1878. The story is divided into eight parts, spanning 239 chapters, and is introduced with the memorable line: "Happy families are all alike; every unhappy family is unhappy in its own way." At its core, Anna Karenina revolves around Anna Karenina, a married socialite whose passionate affair with the affluent Count Vronsky is a central, albeit complex, element of the narrative.

Anna's story begins as she arrives amidst the disintegration of her brother's family due to his reckless womanizing, a foreshadowing of her own future predicament. Count Vronsky, a bachelor, is willing to marry Anna if she agrees to leave her husband, Karenin, a high-ranking government official. Despite their move to Italy to be together, leaving behind Anna's child from her previous marriage, their relationship faces difficulties in making friends. Upon their return to Russia, Anna endures ostracization and isolation due to their scandalous liaison. While Vronsky enjoys his social life, Anna becomes increasingly possessive and paranoid about his alleged infidelity.

(Anna Karenina oleh Leo Tolstoy adalah novel Rusia yang pertama kali diterbitkan sebagai karya serial dari tahun 1875 hingga 1877, dengan bentuk akhirnya diterbitkan dalam format buku pada tahun 1878. Cerita ini dibagi menjadi delapan bagian, mencakup 239 bab, dan dibuka dengan kalimat yang mudah diingat: "Semua keluarga bahagia itu sama; setiap keluarga yang tidak bahagia, tidak bahagia dengan caranya masing-masing." Pada intinya, Anna Karenina berfokus pada Anna Karenina, seorang sosialita yang sudah menikah yang perselingkuhannya dengan Count Vronsky yang kaya adalah elemen sentral dan kompleks dalam narasinya. 

Kisah Anna dimulai ketika dia tiba di tengah-tengah perpecahan keluarga saudara laki-lakinya karena sikapnya yang ceroboh terhadap perempuan, sebuah pertanda kesulitannya di masa depan. Count Vronsky, seorang bujangan, bersedia menikahi Anna jika dia setuju meninggalkan suaminya, Karenin, seorang pejabat tinggi pemerintah. Meskipun mereka pindah ke Italia untuk bersama, meninggalkan anak Anna dari pernikahan sebelumnya, hubungan mereka menghadapi kesulitan dalam menjalin pertemanan. Sekembalinya mereka ke Rusia, Anna mengalami pengucilan dan isolasi karena hubungan mereka yang memalukan. Sementara Vronsky menikmati kehidupan sosialnya, Anna menjadi semakin posesif dan paranoid terhadap dugaan perselingkuhannya.)


8. Light and Dark by Natsume Sōseki 

Light and Dark (明暗, Meian), an unfinished novel by the renowned Japanese author Natsume Sōseki, offers a profound exploration of human relationships, inner conflicts, and the complexities of love. The story revolves around the lives of its central characters, O-Nobu and Tsuda, whose fates are intertwined in a web of emotions and uncertainties.

O-Nobu, Tsuda's wife, becomes increasingly suspicious that her husband harbors feelings for another woman. In her quest for the truth, she embarks on a journey to uncover Tsuda's hidden sentiments. Tsuda, haunted by memories of his former lover, Kiyoko, undergoes a minor operation at a hospital, leaving him vulnerable and introspective.

O-Nobu seeks additional financial support from her husband's relatives due to their extravagant lifestyle. Meanwhile, Kobayashi, an unemployed acquaintance from Tsuda's past, resurfaces and threatens to reveal Tsuda's secrets to O-Nobu unless he receives favorable treatment. Despite Kobayashi's visits to both Tsuda and O-Nobu, no decisive action is taken.

Tsuda's sister intervenes, attempting to guide him toward a more responsible and compassionate attitude, especially regarding his relationship with his parents. Another influential figure, Mrs. Yoshikawa, the wife of Tsuda's boss, also visits him, aiming to instigate a change in his behavior. Ultimately, she arranges for Tsuda to retreat to an onsen, where he unexpectedly encounters Kiyoko, who is now married to another man.

Light and Dark remains in an unfinished state, leaving readers with various speculations about its possible endings. Some foresee a rekindling of Tsuda and Kiyoko's love, leading to a tragic outcome for O-Nobu. Others envision a resolution where Tsuda and O-Nobu overcome their challenges together after a period of crisis and illness.

(Light and Dark (明暗, Meian), sebuah novel yang belum selesai karya penulis terkenal Jepang Natsume Sōseki, menawarkan eksplorasi mendalam tentang hubungan manusia, konflik batin, dan kompleksitas cinta. Ceritanya berfokus pada kehidupan karakter utamanya, O -Nobu dan Tsuda, yang nasibnya terjalin dalam jaringan emosi dan ketidakpastian.

O-Nobu, istri Tsuda, semakin curiga suaminya memendam perasaan terhadap wanita lain. Dalam pencariannya akan kebenaran, dia memulai perjalanan untuk mengungkap perasaan tersembunyi Tsuda. Tsuda, dihantui oleh kenangan mantan kekasihnya, Kiyoko, menjalani operasi kecil di rumah sakit, yang membuatnya rentan dan introspektif.

O-Nobu mencari dukungan finansial tambahan dari kerabat suaminya karena gaya hidup mewah mereka. Sementara itu, Kobayashi, seorang kenalan pengangguran dari masa lalu Tsuda, muncul kembali dan mengancam akan mengungkapkan rahasia Tsuda kepada O-Nobu kecuali dia menerima perlakuan yang baik. Meskipun Kobayashi telah mengunjungi Tsuda dan O-Nobu, tidak ada tindakan tegas yang diambil.

Adik Tsuda turun tangan, berusaha membimbingnya menuju sikap yang lebih bertanggung jawab dan penuh kasih sayang, terutama mengenai hubungannya dengan orang tuanya. Tokoh berpengaruh lainnya, Ny. Yoshikawa, istri bos Tsuda, juga mengunjunginya, dengan tujuan untuk mendorong perubahan perilakunya. Pada akhirnya, dia mengatur agar Tsuda berlibur ke onsen, di mana dia tiba-tiba bertemu Kiyoko, yang kini menikah dengan pria lain.

Light and Dark masih belum selesai, yang meninggalkan berbagai spekulasi pembaca tentang kemungkinan akhir cerita. Beberapa pihak memperkirakan akan kembalinya cinta Tsuda dan Kiyoko, yang akan membawa akibat tragis bagi O-Nobu. Yang lain membayangkan sebuah resolusi di mana Tsuda dan O-Nobu mengatasi tantangan mereka bersama-sama setelah masa krisis dan penyakit.)


9. Weaker Than a Woman by Bertha M. Clay

Weaker Than a Woman by Bertha M. Clay remains shrouded in mystery, with no readily available synopsis or detailed information about its content. However, a short excerpt from the book reveals a cryptic exchange that hints at financial matters and estate settlements. The dialogue, characterized by a sense of secrecy and urgency, leaves much to the imagination: "My dear Kate, there is no mistake - there can be no mistake. I should not have told you had there been the least probability of such a thing. The money is our own, and will be paid to us when the estate is settled."

Interestingly, in July 2000, Keiko Hori, a lecturer at Kitasato University's education department, made a significant discovery regarding the novel's connection to The Golden Demon by Ozaki Koyo. It was found that The Golden Demon, a highly popular work in Japan, drew inspiration from Bertha M. Clay's Weaker Than a Woman.

This revelation sheds light on the literary influences that shaped The Golden Demon and its connection to the Domestic novel genre, prevalent in English literature during the 18th and 19th centuries. Moreover, it highlights the broader dissemination of Domestic novels and their introduction into Japan as a genre known as "Katei shosetsu," meaning "Home novel," particularly following the Sino-Japanese War.

(Weaker Than a Woman oleh Bertha M. Clay masih menjadi misteri, tidak ada sinopsis atau informasi rinci yang tersedia tentang isinya. Namun, kutipan singkat dari buku tersebut mengungkapkan komunikasi rahasia yang mengisyaratkan masalah keuangan dan penyelesaian harta warisan. Dialog yang dicirikan oleh kerahasiaan dan urgensi, menyisakan berbagai imajinasi: "Kate sayangku, tidak ada kesalahan - tidak ada kesalahan. Aku seharusnya tidak memberi tahumu seandainya kemungkinan terjadinya hal seperti itu sangat kecil. Uang itu adalah milik kita sendiri, dan akan dibayarkan kepada kita ketika harta warisan telah dilunasi.”

Menariknya, pada bulan Juli 2000, Keiko Hori, dosen di departemen pendidikan Universitas Kitasato, membuat penemuan signifikan mengenai hubungan novel ini The Golden Demon karya Ozaki Koyo. Diketahui bahwa The Golden Demon, sebuah karya yang sangat populer di Jepang, mendapat inspirasi dari Weaker Than a Woman karya Bertha M. Clay.

Pengungkapan ini menyoroti pengaruh sastra yang membentuk The Golden Demon dan hubungannya dengan genre novel domestik, yang lazim dalam sastra Inggris selama abad ke-18 dan ke-19. Selain itu, laporan ini menyoroti penyebaran novel domestik yang lebih luas dan pengenalannya ke Jepang sebagai genre yang dikenal sebagai "Katei shosetsu," yang berarti "Home novel," khususnya setelah Perang Tiongkok-Jepang.)


10. A Little Princess by Frances Hodgson Burnett

A Little Princess by Frances Hodgson Burnett is a heartwarming children's novel first published in 1905. The story revolves around Sara Crewe, a young girl born to Captain Ralph Crewe, a wealthy English widower stationed in India with the British Army. Sara's idyllic life in India, surrounded by luxury and her father's doting affection, abruptly changes when she is sent to an all-girls boarding school in London. Her father's wealth grants her special privileges at the school, including a private room and personal maid, all under the watchful eye of the school's headmistress, Miss Minchin.

Sara's character is defined by her intelligence, imagination, kindness, and her ability to see beyond flattery. She befriends fellow students, including the school dunce Ermengarde, tantrum-prone Lottie, and the scullery maid Becky. However, Sara's life takes a tragic turn when news arrives of her father's death due to jungle fever, coupled with the revelation that he had lost his entire fortune in failed diamond mines.

Now an orphan and penniless, Sara's world is upended. Miss Minchin, who once fawned over Sara for her wealth, turns pitiless and forces her to live in a cold attic, work as a servant, and repay the debts incurred during her years of privilege. Despite her harsh circumstances, Sara maintains her kindness and believes in the qualities that make a true princess.

(A Little Princess oleh Frances Hodgson Burnett adalah novel anak yang mengharukan yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1905. Ceritanya berkisah tentang Sara Crewe, seorang gadis muda yang lahir dari Kapten Ralph Crewe, seorang duda kaya Inggris yang ditempatkan di India bersama Angkatan Darat Inggris. Kehidupan Sara yang indah di India, dikelilingi oleh kemewahan dan kasih sayang ayahnya, tiba-tiba berubah ketika dia dikirim ke sekolah berasrama khusus perempuan di London. Kekayaan ayahnya memberinya hak istimewa di sekolah tersebut, termasuk kamar pribadi dan pembantu pribadi, semuanya di bawah pengawasan kepala sekolah, Nona Minchin.

Karakter Sara ditunjukkan oleh kecerdasan, imajinasi, kebaikan, dan kemampuannya untuk melihat melampaui pujian. Dia berteman dengan sesama siswa, termasuk si bodoh sekolah Ermengarde, Lottie yang cenderung pemarah, dan pelayan dapur Becky. Namun, kehidupan Sara berubah menjadi tragis ketika muncul kabar kematian ayahnya karena jungle fever, ditambah dengan terungkapnya bahwa ayahnya telah kehilangan seluruh kekayaannya di tambang berlian yang gagal.

Kini sebagai seorang yatim piatu dan tidak mempunyai uang sepeser pun, dunia Sara berubah drastis. Nona Minchin, yang pernah menyukai Sara karena kekayaannya, berubah menjadi kejam dan memaksanya untuk tinggal di loteng yang dingin, bekerja sebagai pelayan, dan membayar hutang yang menumpuk selama tahun-tahun hak istimewanya. Meskipun keadaannya sulit, Sara mempertahankan kebaikannya dan percaya pada kualitas yang menjadikannya seorang putri sejati.)


11. The Makioka Sisters by Jun'ichirō Tanizaki

The Makioka Sisters by Jun'ichirō Tanizaki is a captivating novel that unfolds in Osaka during the years leading up to World War II. Serialized from 1943 to 1948, the story revolves around the Makioka family, a once-wealthy clan striving to preserve their fading way of life amidst the looming specter of war and the Allied Occupation. The narrative primarily focuses on their relentless pursuit to find a suitable husband for the third sister, Yukiko, against the backdrop of societal changes.

Within this aristocratic family, Tsuruko, the eldest sister, clings tenaciously to the prestige of their family name even as her husband plans to relocate their household to Tokyo, where their heritage holds little significance. Sachiko, another sister, navigates the complexities of compromise in her quest to secure a promising future for her younger siblings. Meanwhile, Yukiko remains unmarried, constrained by the family's stringent standards, while the spirited Taeko rebels against tradition, entering into scandalous romantic relationships.

(The Makioka Sisters oleh Jun'ichirō Tanizaki adalah novel menawan yang bersetting di Osaka pada tahun-tahun menjelang Perang Dunia II. Diserialkan dari tahun 1943 hingga 1948, cerita ini berkisah tentang keluarga Makioka, sebuah klan yang dulunya kaya raya yang berjuang untuk melestarikan keluarga mereka seiring memudarnya gaya hidup di tengah ancaman perang dan pendudukan Sekutu. Narasi ini terutama berfokus pada upaya tanpa henti mereka untuk menemukan suami yang cocok untuk saudara perempuan ketiga, Yukiko, dengan perubahan masyarakat sebagai latar belakangnya.

Dalam keluarga bangsawan ini, Tsuruko, kakak perempuan tertua, berpegang teguh pada prestise nama keluarga mereka bahkan ketika suaminya berencana untuk merelokasi rumah tangga mereka ke Tokyo, di mana warisan mereka tidak begitu penting. Sachiko, saudari lainnya, menghadapi kesulitan dalam upayanya mengamankan masa depan yang menjanjikan bagi adik-adiknya. Sementara itu, Yukiko masih belum menikah, dibatasi oleh standar keluarga yang ketat, sementara Taeko yang bersemangat memberontak terhadap tradisi, dan menjalin hubungan romantis yang penuh skandal.)


12. A Room of One's Own by Virginia Woolf

A Room of One's Own is a thought-provoking extended essay by Virginia Woolf, originally presented as lectures at the University of Cambridge in 1928. Published in 1929, it is considered a seminal work of feminist literature. The essay is framed with a fictional narrator, who identifies herself as "Mary Beton, Mary Seton, Mary Carmichael, or by any name you please," reflecting the often overlooked and unnamed status of women in history.

(A Room of One's Own adalah esai panjang yang menggugah pikiran oleh Virginia Woolf, awalnya dipresentasikan dalam kuliah di Universitas Cambridge pada tahun 1928. Diterbitkan pada tahun 1929, esai ini dianggap sebagai karya penting dalam sastra feminis. Esai ini dibingkai dengan narator fiksi, yang mengidentifikasi dirinya sebagai "Mary Beton, Mary Seton, Mary Carmichael, atau dengan nama apa pun yang Anda suka," yang mencerminkan status perempuan yang sering diabaikan dan tidak disebutkan namanya dalam sejarah.)

0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.