Britt-Marie was Here by Fredrik Backman | Book Review

 



Britt-Marie Was Here by Fredrik Backman is a story that follows the life of Britt-Marie, a woman whose quirks and idiosyncrasies are as fascinating as they are endearing. After leaving her unfaithful husband, Britt-Marie finds herself in a run-down village called Borg, facing a job as the caretaker of a dilapidated recreation center and a rat as her only companion. Set against the backdrop of an economically challenged community, the novel delves into themes of personal transformation, community resilience, and the power of small acts of kindness. Through Britt-Marie's journey, readers discover the profound impact of empathy and the potential for growth and change, even in the most unlikely circumstances. This heartwarming story underscores the importance of looking beyond surface judgments and embracing the capacity for personal growth, all while highlighting the universal experience of loneliness and the significance of being seen and understood by others.

(Britt-Marie Was Here oleh Fredrik Backman adalah kisah yang mengikuti kehidupan Britt-Marie, seorang wanita yang keunikannya menarik sekaligus menawan. Setelah meninggalkan suaminya yang berselingkuh, Britt-Marie mendapati dirinya berada di sebuah desa kumuh bernama Borg dengan pekerjaan sebagai penjaga pusat rekreasi yang bobrok ditemani seekor tikus sebagai satu-satunya temannya. Berlatar belakang komunitas yang mengalami kesulitan ekonomi, novel ini menggali tema transformasi pribadi, kekuatan komunitas, dan makna tindakan kecil dalam kebaikan. Melalui perjalanan Britt-Marie, pembaca menemukan dampak mendalam dari empati dan potensi pertumbuhan dan perubahan, bahkan dalam situasi yang paling tidak terduga. Kisah yang heartwarming ini menggarisbawahi pentingnya melihat melampaui permukaan dan menerima kapasitas untuk pertumbuhan pribadi, sambil menyoroti pengalaman universal mengenai kesepian dan keinginan untuk dilihat dan dipahami oleh orang lain.)


BOOK INFORMATION

Title                       : Britt-Marie was Here 

Original title        : Britt-Marie var här

Author                  : Fredrik Backman 

Publisher             : Atria Books

Language             : English 

Length                  : 494 pages

Released               : February 7, 2017

Read                     : September 1 - 3, 2023

GR Rating            : 4.09

My rating            : 4.25


BOOK REVIEW

Britt-Marie Was Here is centered on Britt-Marie's life. She emerges as a curious combination of strength and assertiveness juxtaposed with anxiety, shyness, and an unwavering desire for control. From the very beginning, readers are introduced to Britt-Marie's idiosyncrasies, including her obsession with cleanliness and routines, as well as her need for coasters and organized cutlery drawers. These quirks provide a window into her character and set the stage for her transformative journey.

The impact of Britt-Marie's experiences as a young girl is a recurring theme that shapes her character at the start of the novel. Growing up with her father staying at work longer and her mother's silence after he sister's death, Britt-Marie turned to cleaning as a way to cope. Her childhood struggles to be noticed and appreciated left a lasting mark on her, influencing her need for order and routine. This background serves as a foundation for understanding her reluctance to embrace change and her inherent loneliness.

At its core, Britt-Marie Was Here delves into several key themes. Personal transformation takes center stage as Britt-Marie, a woman who has meticulously structured her life, finds herself thrust into an unfamiliar world. Through her experiences in the village of Borg, she undergoes a remarkable metamorphosis. The theme of community is intertwined as Borg's residents, initially skeptical of the eccentric newcomer, gradually accept her, leading to profound relationships and a sense of belonging.

Loneliness and the search for identity are poignantly portrayed through Britt-Marie's character. Her isolation and desire to be seen as more than just a caretaker propel her journey of self-discovery. The novel also explores the themes of change and acceptance, illustrating how embracing the unfamiliar can lead to personal growth and richer human connections. It delves into the complexities of emotions and empathy, demonstrating how understanding others can bridge divides.

In addition to these personal themes, Britt-Marie Was Here delves into real-world issues such as the economic downturn, highlighting the challenges faced by small communities like Borg. Social class distinctions and various family dynamics are deftly portrayed through the diverse cast of characters, showcasing the resilience of communities in the face of adversity. Children's rights and their place in the world are also touched upon, especially through Britt-Marie's interactions with the local kids.

(Britt-Marie Was Here berfokus pada kehidupan Britt-Marie. Dia muncul sebagai karakter dengan kombinasi aneh antara kekuatan dan ketegasan yang disandingkan dengan kecemasan, rasa malu, dan keinginan yang kuat untuk mengontrol sesuatu. Sejak awal, pembaca diperkenalkan dengan keistimewaan Britt-Marie, termasuk obsesinya terhadap kebersihan dan rutinitas, serta kebutuhannya akan tatakan gelas dan laci peralatan makan yang tertata rapi. Keunikan ini memberikan gambaran tentang karakternya dan menyiapkan landasan bagi perjalanan transformatifnya.

Dampak dari pengalaman Britt-Marie sebagai seorang gadis muda merupakan tema berulang yang membentuk karakternya di awal novel. Tumbuh dengan sosok ayahnya yang memiliki jam kerja lebih panjang dan ibunya yang memilih diam setelah kematian saudara perempuannya, Britt-Marie beralih ke dunia bersih-bersih sebagai pelarian. Perjuangan masa kecilnya untuk diperhatikan dan dihargai meninggalkan bekas yang membekas dalam dirinya, yang memengaruhi kebutuhannya akan keteraturan dan rutinitas. Latar belakang ini menjadi landasan untuk memahami keengganannya menerima perubahan dan rasa kesepian yang melekat pada dirinya.

Pada intinya, Britt-Marie Was Her menggali beberapa tema utama. Transformasi pribadi menjadi pusat perhatian ketika Britt-Marie, seorang wanita yang dengan cermat mengatur hidupnya, mendapati dirinya terdorong ke dunia yang asing. Melalui pengalamannya di desa Borg, dia mengalami metamorfosis yang luar biasa. Tema komunitas terjalin ketika penduduk Borg, yang awalnya skeptis terhadap pendatang baru yang eksentrik, secara bertahap menerimanya, yang mengarah pada hubungan yang mendalam dan rasa memiliki.

Kesepian dan pencarian identitas digambarkan secara tajam melalui karakter Britt-Marie. Keterasingan dan keinginannya untuk dilihat sebagai lebih dari sekedar pegawai mendorong perjalanan penemuan jati dirinya. Novel ini juga mengeksplorasi tema perubahan dan penerimaan, yang menggambarkan bagaimana menerima hal-hal asing dapat membawa pertumbuhan pribadi dan hubungan antarmanusia yang lebih kaya. Hal ini menggali kompleksitas emosi dan empati, yang menunjukkan bagaimana memahami orang lain dapat menjembatani kesenjangan.

Selain tema-tema pribadi tersebut, Britt-Marie Was Here menggali isu-isu dunia nyata seperti kemunduran ekonomi, yang menyoroti tantangan yang dihadapi oleh komunitas kecil seperti Borg. Perbedaan kelas sosial dan dinamika keluarga yang beragam tergambar dengan jelas melalui keberagaman karakter, yang menunjukkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi kesulitan. Hak-hak anak dan kedudukan mereka di dunia juga disinggung, terutama melalui interaksi Britt-Marie dengan anak-anak setempat.)


THE FAVORITES

■Britt-Marie Was Here is a book that beautifully underscores the power of kindness, which is one of its most endearing qualities. Throughout the novel, small acts of kindness ripple through the lives of the characters, bringing warmth and change to a seemingly stagnant community. Britt-Marie's determination to make a positive impact on Borg and its residents shows the transformative power of compassion. This message serves as a reminder to readers that even the smallest gestures of kindness can have a profound influence on the lives of those around us.

■Britt-Marie Was Here challenges readers to delve deeper into the complexities of its characters. Britt-Marie, in particular, is a character who defies easy categorization. Her quirks and idiosyncrasies, such as her obsession with cleanliness and fear of loneliness, hide a deeper vulnerability and complexity. This theme encourages empathy and understanding, urging us to reserve judgment until we truly know someone's story.

■The novel's exploration of personal growth and change is both heartwarming and inspiring. Britt-Marie's journey from a rigid, routine-driven woman to someone who learns to adapt and embrace change, despite her initial discomfort shows that it's never too late to evolve. This message is particularly powerful, reminding readers that growth and transformation are possible at any stage in life, regardless of one's past choices.

■Britt-Marie's quirks and idiosyncrasies, including her meticulous cleanliness, need for coasters, and unique communication style, make her a memorable and relatable character. These quirks humanize her and add depth to her character, making her journey of self-discovery all the more compelling. Her fear of loneliness, insecurity, and self-image issues further highlight the complexities of her character, making her relatable to readers who have grappled with similar insecurities.

■The book's exploration of how a person's support for a particular sports team or passion can shape how they are perceived resonates in the real world. The way individuals are sometimes judged or stereotyped based on their preferences or passions is a common experience. Britt-Marie Was Here reminds us of the importance of seeing beyond these surface associations and embracing the richness of each individual's character.

(■Britt-Marie Was Here adalah buku yang dengan indah menggarisbawahi kekuatan kebaikan, yang merupakan salah satu kualitasnya yang paling menawan. Sepanjang novel, tindakan kebaikan yang kecil mengalir dalam kehidupan para karakternya, yang membawa kehangatan dan perubahan pada kehidupan yang tampaknya stagnan. Tekad Britt-Marie untuk memberikan dampak positif pada Borg dan warganya menunjukkan kekuatan transformatif dari cinta kasih. Pesan ini menjadi pengingat bagi pembaca bahwa kebaikan sekecil apa pun dapat memberikan pengaruh besar pada kehidupan orang-orang di sekitar kita. 

■Britt-Marie Was Here menantang pembaca untuk menggali lebih dalam kompleksitas karakternya. Britt-Marie, khususnya, adalah karakter yang tidak mudah dikategorikan. Dalam keunikan dan keistimewaannya, seperti obsesinya terhadap kebersihan dan ketakutan akan kesepian, tersembunyi kerentanan dan kompleksitas yang lebih dalam. Tema ini mendorong empati dan pengertian, yang mendesak kita untuk tidak mengambil penilaian sampai kita benar-benar mengetahui kisah dari seseorang.

■Eksplorasi novel ini tentang pertumbuhan dan perubahan pribadi sangat heartwarming dan menginspirasi. Perjalanan Britt-Marie dari seorang wanita yang kaku dan selalu mengikuti rutinitas menjadi seseorang yang belajar beradaptasi dan menerima perubahan, meskipun awalnya merasa tidak nyaman, menunjukkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk berkembang. Pesan ini sangat kuat, yang mengingatkan pembaca bahwa pertumbuhan dan transformasi bisa terjadi pada setiap tahap kehidupan, apa pun pilihan masa lalu seseorang.

■Keunikan dan keistimewaan Britt-Marie, termasuk ketelitiannya pada kebersihan, kebutuhan akan tatakan gelas, dan gaya komunikasi yang unik, menjadikannya karakter yang berkesan dan menyenangkan. Keunikan ini memanusiakan dan menambah kedalaman karakternya, serta menjadikan perjalanan penemuan jati dirinya semakin menarik. Ketakutannya akan kesepian, rasa tidak aman, dan citra dirinya semakin menyoroti kompleksitas karakternya, yang membuatnya cocok untuk pembaca yang pernah berjuang dengan rasa tidak aman yang serupa.

■Eksplorasi dalam buku ini tentang bagaimana dukungan terhadap tim atau minat tertentu dapat membentuk bagaimana seseorang dilihat dan dinilai di dunia nyata. Bagaimana seorang individu terkadang dinilai atau distereotipkan berdasarkan preferensi atau minatnya merupakan pengalaman yang umum terjadi. Britt-Marie Was Here mengingatkan kita akan pentingnya melihat lebih jauh dari asosiasi permukaan ini dan menerima kekayaan karakter setiap individu.)


CONCLUSION

Britt-Marie Was Here is a heartwarming and thought-provoking novel that intertwines the themes of personal transformation, community, relationships, and the power of kindness. Through the lens of Britt-Marie's quirks and idiosyncrasies, the story highlights the importance of looking beyond surface judgments and recognizing the potential for growth and change in every individual, regardless of age or past choices. Set in an economically challenged village, the narrative explores real-world issues such as social class, family dynamics, children's rights, and community resilience, all while emphasizing the universal experience of loneliness. This book not only encourages empathy but also reminds us that it's never too late to embark on a journey of self-discovery and transformation. As readers follow Britt-Marie's path, they are reminded of the profound impact of small acts of kindness and the significance of being seen and understood by others. Britt-Marie Was Here shows the enduring power of compassion and the potential for positive change in the most unexpected places.

(Britt-Marie Was Here adalah novel yang menghangatkan hati dan menggugah pikiran yang memadukan tema transformasi pribadi, komunitas, hubungan, dan kekuatan kebaikan. Melalui sudut pandang, keunikan dan keistimewaan Britt-Marie, cerita ini menyoroti pentingnya melihat melampaui penilaian permukaan dan mengakui potensi pertumbuhan dan perubahan pada setiap individu, tanpa memandang usia atau pilihan masa lalu. Bertempat di desa yang tengah mengalami tantangan ekonomi, narasi ini mengeksplorasi isu-isu dunia nyata seperti kelas sosial, dinamika keluarga, hak-hak anak, dan kekuatan komunitas, sekaligus menekankan pengalaman kesepian yang universal. Buku ini tidak hanya mendorong empati namun juga mengingatkan kita bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulai perjalanan penemuan dan transformasi diri. Saat pembaca mengikuti jejak Britt-Marie, mereka diingatkan akan dampak mendalam dari tindakan kebaikan kecil dan pentingnya dilihat dan dipahami oleh orang lain. Britt-Marie Was Here menunjukkan kekuatan cinta kasih yang bertahan lama dan potensi perubahan positif di tempat yang paling tidak terduga.)

0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.