║ "I don't believe in gods," said Rin. "But I believe in power."
Heyy bestieess! So, kamu bosen sama buku-buku mainstream yang isinya cuma romance cringe atau fantasy yang plotnya ketebak dari chapter 1? WELL, lemme introduce you to your next obsession: TRILOGI THE POPPY WAR!
Ini bukan bacaan santai buat di-skim sambil scrolling TikTok, ya. This is THE fantasy series yang bakal merusak standard bacaan kamu selamanya. Trilogi yang ditulis R.F. Kuang ini literally living rent-free in my head sejak baca halaman pertama. Dark, brutal, mind-blowing, dan somehow relatable AF meskipun settingnya di dunia fantasy. Kayak, gimana caranya sebuah buku fantasy bikin kita ngerasa diserang secara personal?? 💀
⚠️ WAIT, FIRST THINGS FIRST
Sebelum kita lanjut, ada beberapa info penting yang perlu kamu tau:
📖 Apa sih The Poppy War itu?
The Poppy War adalah trilogi dark fantasy yang terinspirasi dari sejarah China, khususnya Perang Cina-Jepang kedua. Series ini mengikuti perjalanan Fang Runin (Rin), anak yatim piatu dari daerah selatan yang miskin, yang berhasil masuk ke akademi militer paling elite di Nikan. Di sana, Rin menemukan kekuatan shamanistik yang mengerikan dalam dirinya, yang akhirnya menjerumuskannya ke dalam konflik perang dan balas dendam yang brutal.
🔞 Age Rating - READ THIS BESTIE!
Ini penting banget: check dulu label usia di cover belakang sebelum beli!
Buku pertama (The Poppy War): 17+
Buku kedua (The Dragon Republic) dan ketiga (The Burning God): 21+
So, kalau kamu baru 18 tahun pas baca buku pertama, technically kamu harus nunggu sampai 22 tahun buat lanjut ke buku kedua. I know, I know, it's frustrating! Tapi believe me, age rating ini ada for a reason. Kontennya memang extremely dark dan intense, termasuk scenes perang, genocide, drug use, dan trauma yang explicit banget.
🚨 CONTENT WARNING
Gaslighting, Murder, Death of
parent, Drug use, Excrement, Kidnapping, Physical abuse, Blood, Colonisation,
Death, Hate crime, Injury/injury detail, Medical content, Racial slurs,
Slavery, Emotional abuse, Medical trauma, Panic attacks/disorders, Sexual
assault, Deadnaming, Gore, Sexual violence, Violence, War, Abortion, Animal
cruelty, Child abuse, Child death, Domestic abuse, Drug abuse, Pregnancy,
Suicidal thoughts, Torture, Animal death, Genocide, Fire/Fire injury, Rape,
Vomit, Bullying, Cursing, Forced institutionalization, Sexual harassment,
Grief, Racism, and Self harm.
⚠ Jangan makan pangsit sambil baca
buku kedua.
Anyways, here's why trilogi The Poppy War deserves all your time, money, and emotional damage:
KENAPA SIH HARUS BACA TRILOGI YANG HITS BANGET INI? ✨
1. Tebalnya bikin auto-flexing. Ketiga bukunya super tebal, jadi bisa bantu kamu nuntasin page challenge di Storygraph dalam waktu singkat. Bonus tip: Juga berguna buat nimpuk mantan yang masih ngga bisa move on. (Just saying 👀)
2. Terjemahannya smooth kayak skincare. Meskipun buku kedua punya penerjemah berbeda, flow-nya tetap konsisten. No cap! Gak ada bagian yang bikin kamu bingung atau ngerasa aneh. Both translators killed it!
3. Fantasy militer + sekolah elite + politik kotor. Mix perfect antara sekolah militer elit, shamanisme, dan politik. Ini starting point yang perfect kalau kamu pengen nyemplung ke dunia fantasy militer. Trust!
4. Karakternya relatable (dan bikin emosi)
CHEN KITAY - Cowok jenius tapi bikin baper. Pengennya hanyutin dia di Sungai Nil biar gak ikut perang, tapi tetep muncul terus.
YIN NEZHA - Prepare to feel all the feels! Si bangsawan complicated yang bikin kamu galau antara "I hate you" dan "But I get you". Dia bakal bikin kamu baper, kepikiran, simpati, sampai kesal. Literally every time namanya nongol = auto fokus because rese is his vibe.
FANG RUNIN - Queen of morally grey characters! Character development-nya chef's kiss. Berani ambil risiko tapi juga paranoid sama konsekuensi dari keputusannya sendiri. We stan a complex queen!
JIANG ZIYA - The unhinged mentor we never knew we needed. Dianggap gila tapi actually punya rahasia yang bikin kamu mind blown.
5. Dark humor yang bikin ngakak. Di tengah cerita yang gelap dan brutal, ada momen-momen yang bikin ketawa, especially karena kejeniusan Kitay. Literally laughing through the pain.
6. Bisa jalan-jalan ke seluruh penjuru Nikan. Berasa nonton travel vlog saat kita mengikuti Rin keliling berbagai provinsi di Nikan buat kabur dari perang, menyusun strategi, menyerang balik, dan mengumpulkan sekutu.
7. Emotional damage level: maximum. Get ready for persahabatan yang complicated, pengkhianatan yang gak terduga, rasa sakit yang bikin ngilu, kemarahan yang valid, dan penyesalan yang relatable. Kita bakal ikut marah, sedih, sampe kepikiran karakter-karakter ini pas lagi di kamar mandi. Bonus fase denial pas mikir, "Aduh Rin, mending kamu nikah sama pegawai pajak aja deh daripada kayak gini!"
8. Dijamin page turner! Tebalnya bikin intimidated? Jangan khawatir! R.F. Kuang jago banget bikin setiap bab ada cliffhanger ala "LOL, you thought Rin aman? Think again." Terus pacing-nya pas, gak terlalu lambat, gak terlalu rushed. Kayak pacaran toxic tapi seru. Result: kamu bakal "Satu chapter lagi deh." sampe subuh.
9. Bau bukunya enak. FYI, edisi terjemahan Gramedia punya bau yang nostalgic banget, kayak new book smell di toko buku zaman SD. Small detail, tapi bikin reading experience makin aesthetic.
10. Cover edisi Indonesia >> international. Real talk: cover edisi Indonesia paling cantik sedunia! Rin di cover accurate banget sama deskripsi buku (no whitewashing!). Pas dijejer bertiga di rak buku? Aesthetic goals.
11. Mystery yang bikin penasaran. Pernah baca buku yang ngasih hint dari misterinya mulu tapi payoff-nya ngecewain? Not here! Tiap reveal-nya juga satisfying banget. You'll be like "Oooohhh, jadi begitu ternyata! Pantesan!"
12. Perang dari teori sampai praktik. Kamu bakal diajak masuk kelas teori strategi perang di Sinegard sampai ke medan perang yang brutal. Spoiler: Rumus fisika bisa jadi senjata mematikan. Seeing those Sinegard kids suffering kayak kamu dikejar deadline skripsi, schadenfreude at its finest!.
13. Fantasi yang lebih mirip tamparan realita. Bukan good vs evil yang simpel. Ini cerita yang bikin questioning: "Gimana kalau pahlawan revolusi ternyata sama berbahayanya kayak penjajah?" Terus ada karakter-karakter "I hate you but damn, I get you" bikin kita conflicted sepanjang cerita. Yang paling mirip kehidupan nyata: Tokoh yang awalnya underdog, pas berkuasa malah jadi monster baru (eh, kayak politik lokal nih).
14. Perfect buat roasting politikus. Para karakternya = kaca pembesar buat pejabat korup dan buzzer bayaran. Rin vs Maharani: Dua sisi revolusi yang sama-sama doyan bikin negara makin kacau (mirip pejabat dengan branding "revolusioner, merakyat, underdog", eh malah pakai duit bansos dan mimicking semua pendahulunya). Hesperia: Negara "sok suci" yang pakai teknologi buat invasi (kayak pejabat atau influence nyewa buzzer buat nutupin dosa). Baca buku ini sambil bayangin pejabat tertentu = hiburannya double.
15. Quote-quote savage buat caption
"Power dictates acceptability."
"If you were the victim, what could you say to make your tormentor recognize you as human?"
"It's not about who you are, it's about how they see you. And once you're mud in this country, you're always mud."
"When man begins to think that he is responsible for writing the script of the world, he forgets the forces that dream up our reality."
16. Pelajaran hidup yang gak didapat di sekolah. Di sini kita bakal belajar:
✅ Kekuasaan itu korup
✅Manusia selalu haus kekuasaan
✅ Cara survive di dunia yang kejam (tanpa jadi sociopath... hopefully).
✅ Gimana rasanya kecanduan opium (tanpa harus nyoba).
✅Gimana rasanya jadi penguasa yang ditakuti
✅ Seni gaslighting ala pemimpin kultus (for research purposes, of course).
17. Toxic relationship analysis 101. Hubungan Rin-Altan-Kitay-Nezha lebih complicated dari drakor manapun. Codependency? Check. Betrayal? Check. "I hate you but I'll die for you"? Check. "I kiss you but I stab you in the back (literally)"? Double check. Bacaan wajib buat kamu yang suka overanalyze hubungan orang.
18. Trust issues level: "Aku gak percaya lagi sama yang merakyat". Habis baca ini, kamu bakal side-eye ke semua orang yang nge-branding diri sebagai:
✅ Dari keluarga sederhana (atau miskin)
✅ Revolusioner
✅ Pahlawan anything
✅ Anti-korupsi
✅ Merakyat
✅ Representasi anak muda
✅ "Saya dulu hampir dinikahkan sama pegawai pajak, tapi saya ngotot masuk sekolah militer elit pakai beasiswa, dan akhirnya bisa jadi tentara yang menyelamatkan negara dari penjajah asing."
✅ Shaman, atau at least klaim bisa ngobrol sama Tuhan, malaikat, dewa, jin, setan, roh nenek moyang
karena semua itu ada di Rin, dan kita semua tahu dia ended up jadi apa di akhir trilogi! 👀
🔎 PENASARAN?
Ini review ketiga buku di trilogy The Poppy War:
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.