The Burning God by R.F. Kuang | Book Review

 


The Burning God wraps up The Poppy War trilogy by R.F. Kuang, ending the epic saga that started back in 2018. It's a mix of history and fantasy, diving into a world inspired by Chinese culture and myths.

In this last book, Rin faces the consequences of her choices and actions in the previous books. It gets real deep into topics like power, revenge, identity, and moral complexities of war. As things heat up, Rin has to deal with her own inner struggles and make some difficult choices that could determine the fate of her country.

(The Burning God mengakhiri trilogi The Poppy War karya R.F. Kuang, mengakhiri kisah epik yang dimulai pada tahun 2018. Ini adalah perpaduan antara sejarah dan fantasi, menyelami dunia yang terinspirasi oleh budaya dan mitos Tiongkok.

Di buku terakhir ini, Rin menghadapi konsekuensi dari pilihan dan tindakannya di buku-buku sebelumnya. Ini membahas topik-topik seperti kekuasaan, balas dendam, identitas, dan kompleksitas moral perang. Ketika keadaan memanas, Rin harus menghadapi pergulatan batinnya sendiri dan membuat beberapa pilihan sulit yang dapat menentukan nasib negaranya.)

 

BOOK INFORMATION

Title                       : The Burning God - Sang Dewi Api

Author                  : R.F. Kuang

Translator            : Meggy Soedjatmiko

Language             : Indonesian

Publisher             : Gramedia Pustaka Utama

Released             : January 2023

Read                      : February 15-20, 2023

Length                  : 666 pages

GR Rating            : 4.33

My Rating            : 5.00


Post you might like : The Dragon Republic by R.F. Kuang Book Review


CONTENT WARNINGS

■Graphic violence

■War and its consequences

■Trauma and PTSD

■Self-harm and substance abuse

■Sexual violence and abuse

■Profanity

 

BOOK REVIEW

The Burning God wraps up R.F. Kuang's The Poppy War trilogy with a bang, leaving readers with a mix of emotions and big ideas to chew on. Kuang's storytelling skills shine as she brings everything to a close in an epic way.

While the first two books looked at how power affects society, The Burning God goes even deeper into the consequences it brings. It digs into how power struggles affect everything on a big scale, like how they manipulate public opinion, break down trust, and ruin social structure. The book shows how power dynamic keeps cycles of violence and oppression, impacting whole communities and even whole countries.

In The Burning God, we get a closer look at leadership and how power corrupts those in position of authority and makes them do some shady stuff. It shows us the difficult decisions leaders have to make during war and how they sometimes have to bend their morals to get things done, blurring the line between being a hero and being a dictator.

The book also dives into consequences of power abuse and accountability. It asks tough questions about who should be held responsible for the misuse of power and the violence committed. It's about breaking the cycle of power and violence and holding people accountable for their actions.

The Burning God talks about loyalty and what it means to be part of a group or a country. It looks at how war and power struggles affect loyalty and how blindly following someone or something can lead to problems. The book wants us to think about why we're loyal to certain things and whether we should question that loyalty sometimes. It shows us the dangers of blind loyalty and why it's important to think about our choices.

In The Burning God, we see how extreme nationalism can bring destructive impacts. It can lead to hate, division, and seeing others as less than human. The book warns us about blindly following our country and how politicians can use national pride to get what they want. It wants us to think about whether being super patriotic is always a good thing.

Forgiveness is a important theme in The Burning God. The characters go through a lot of pain and betrayal, which makes forgiving others a tough road. The book shows us the mental and emotional struggles they face when they try to forgive. It shows the inner battles, loyalty conflicts, and deep wounds that make forgiveness hard work.

The book also talks about forgiveness on a bigger scale. It asks if forgiving someone can really make up for the pain they caused. It challenges the idea that forgiveness always fixes everything and recognizes that some things just can't be forgiven.

The book wraps up all the main storylines nicely, giving readers a sense of closure. The last chapters hit you right in the feels, sticking with you even after you finish. And even though the ending might leave you feeling a bit mixed up inside, it feels right, like it's supposed to be that way. It gives you something to think about afterward, making you mull over what the whole trilogy was really trying to say.

(Sang Dewi Api mengakhiri Trilogi The Poppy War karya R.F. Kuang dengan sukses, meninggalkan pembaca dengan emosi campur aduk dan ide-ide penting untuk direnungkan. Kemampuan bercerita Kuang terlihat jelas saat dia mengakhiri segalanya dengan cara yang epik.

Meskipun dua buku pertama membahas bagaimana kekuasaan mempengaruhi masyarakat, The Burning God membahas lebih dalam lagi konsekuensi yang ditimbulkannya. Kisah ini menggali bagaimana perebutan kekuasaan mempengaruhi segalanya dalam skala besar, seperti bagaimana perebutan kekuasaan memanipulasi opini publik, menghancurkan kepercayaan, dan merusak struktur sosial. Buku ini menunjukkan bagaimana dinamika kekuasaan menjaga siklus kekerasan dan penindasan, yang berdampak pada seluruh komunitas dan bahkan seluruh negara.

Dalam The Burning God, kita melihat lebih dekat kepemimpinan dan bagaimana kekuasaan merusak mereka yang memiliki otoritas dan membuat mereka melakukan hal-hal yang mencurigakan. Hal ini menunjukkan kepada kita keputusan-keputusan sulit yang harus diambil oleh para pemimpin selama perang dan bagaimana mereka kadang-kadang harus mengubah moral mereka untuk menyelesaikan sesuatu, sehingga mengaburkan batas antara menjadi pahlawan dan menjadi diktator.

Buku ini juga menyelami konsekuensi penyalahgunaan kekuasaan dan akuntabilitas. Hal ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan sulit tentang siapa yang harus bertanggung jawab atas penyalahgunaan kekuasaan dan kekerasan yang terjadi. Ini tentang memutus siklus kekuasaan dan kekerasan serta meminta pertanggungjawaban atas tindakan mereka.

The Burning God berbicara tentang kesetiaan dan apa artinya menjadi bagian dari suatu kelompok atau negara. Kisah ini melihat bagaimana perang dan perebutan kekuasaan memengaruhi kesetiaan dan bagaimana mengikuti seseorang atau sesuatu secara membabi buta dapat menimbulkan masalah. Buku ini ingin kita memikirkan mengapa kita setia pada hal-hal tertentu dan apakah kita harus mempertanyakan kesetiaan itu. Ini menunjukkan kepada kita bahayanya kesetiaan buta dan mengapa penting untuk memikirkan pilihan-pilihan kita.

Dalam The Burning God, kita melihat bagaimana nasionalisme ekstrem bisa membawa dampak yang merusak. Hal ini dapat menimbulkan kebencian, perpecahan, dan memandang orang lain dengan tidak manusiawi. Buku ini memperingatkan kita untuk tidak mengikuti negara kita secara membabi buta dan bagaimana politisi dapat menggunakan harga diri nasional untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Buku ini ingin kita memikirkan apakah menjadi super patriotik selalu merupakan hal yang baik.

Pengampunan adalah tema penting dalam The Burning God. Karakternya mengalami banyak rasa sakit dan pengkhianatan, yang membuat memaafkan orang lain menjadi sesuatu yang sulit. Buku ini menunjukkan kepada kita pergumulan mental dan emosional yang mereka hadapi ketika mencoba memaafkan. Buku ini menunjukkan pertarungan batin, konflik kesetiaan, dan luka mendalam yang membuat pengampunan menjadi sebuah kerja keras.

Buku ini juga berbicara tentang pengampunan dalam skala yang lebih besar. Pertanyaannya adalah apakah memaafkan seseorang benar-benar dapat menebus rasa sakit yang mereka sebabkan. Hal ini menantang gagasan bahwa pengampunan selalu memperbaiki segalanya dan menyadari bahwa ada beberapa hal yang tidak dapat dimaafkan.

Buku ini merangkum semua alur cerita utama dengan baik, memberikan pembaca penutupan. Bab-bab terakhir sangat menyentuh perasaan, melekat di ingatan bahkan setelah selesai membacanya. Dan meskipun akhir ceritanya mungkin membuat sedikit campur aduk, tapi terasa bisa diterima, like it's supposed to be that way. Buku ini memberi kita sesuatu untuk dipikirkan setelahnya, membuat kita merenungkan apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh keseluruhan trilogi ini.)

 

WHAT I LOVE

■ This book really hits you in the feels. It digs deep into what it means to be human, showing the highs and lows of life, the tough decisions, and the fallout from our actions. You'll feel like you're right there with the characters, going through all the emotions from sadness to joy.

■ It's packed with action, suspense, and surprises at every turn. You won't be able to put it down as you race through the pages, desperate to see how it all ends.

■ The characters in this book really come to life. You'll see them grow, change, and struggle with tough decisions. It's not just about good guys versus bad guys, everyone has their own motivations and flaws. You'll root for them, cry with them, and maybe even yell at them as they face their challenges and grow throughout the story.

■ The Burning God keeps your brain buzzing with ideas like power, war, and identity. It makes you think about tough stuff like right and wrong, the choices we make, and whether we can ever really forgive someone who's hurt us.

■ This book wraps things up nicely, giving you closure on all the big plotlines and character stories. It ties up loose ends and leaves you feeling like you've come to the end of an epic journey. 

■ R.F. Kuang's writing sucks you right into the story with its vivid descriptions and cool world-building. You'll feel like you're right there in the middle of all the action, and you won't want to put the book down. Plus, the way the author mixes action, feelings, and deep thinking keeps you hooked from start to finish.

(■ Buku ini benar-benar menyentuh hati. Buku ini menggali lebih dalam apa artinya menjadi manusia, menunjukkan suka dan duka dalam hidup, keputusan-keputusan sulit, dan dampak dari tindakan kita. Kita akan merasa seperti berada di sana bersama para karakter, melewati semua emosi mulai dari kesedihan hingga kegembiraan.

■ Buku ini penuh aksi, ketegangan, dan kejutan di setiap bagian. Kita tidak akan bisa berhenti membaca saking penasarannya untuk melihat bagaimana semuanya berakhir.

■ Karakter dalam buku ini benar-benar hidup. Kita akan melihat mereka tumbuh, berubah, dan berjuang dengan keputusan sulit. Bukan hanya soal orang baik versus orang jahat, setiap orang mempunyai motivasi dan kekurangannya masing-masing. Kita akan mendukung mereka, menangis bersama mereka, dan bahkan mungkin meneriaki mereka saat mereka menghadapi masalah dan berkembang sepanjang cerita.

■ Sang Dewi Api membuat otak kita dipenuhi dengan ide-ide seperti kekuasaan, perang, dan identitas. Hal ini membuat kita memikirkan hal-hal sulit seperti benar dan salah, pilihan yang kita buat, dan apakah kita benar-benar bisa memaafkan seseorang yang menyakiti kita.

■ Buku ini merangkum semuanya dengan baik, memberi penutup pada semua alur cerita dan cerita karakternya. Buku ini merampungkan semuanya dan membuat kita merasa seperti telah sampai pada akhir dari sebuah perjalanan epik. 

■ Tulisan R.F. Kuang membawa kita langsung ke dalam cerita dengan deskripsi yang jelas dan world building yang keren. Kita akan merasa seperti berada di tengah-tengah adegan aksi, dan tidak ingin meletakkan buku ini. Ditambah lagi, cara penulis memadukan tindakan, perasaan, dan pemikiran mendalam membuat kita ketagihan dari awal hingga akhir.)

 

CONCLUSION

The Burning God by R.F. Kuang is like the epic finale to an awesome trilogy ride. It's packed with cool storytelling, awesome characters, and deep ideas that'll make you think. The book digs into power, the cost of war, and forgiveness, which really gets you feeling things. Kuang does a great job showing how tough choices can affect people, making you question what you believe in. Plus, the characters' actions have real consequences, making the story even more intense and gripping. And the ending gives you that satisfying feeling of closure. Even though it doesn't sugarcoat the tough parts of life, it leaves you with a sense of hope and the idea that people can change for the better.

(Sang Dewi Api oleh R.F. Kuang seperti akhir epik dari perjalanan trilogi yang mengagumkan. Bukunya dikemas dengan cerita yang keren, karakter-karakter yang mengagumkan, dan ide mendalam yang akan membuat kita berpikir. Buku ini menggali tentang kekuasaan, dampak perang, dan pengampunan, yang benar-benar membuat kita merasakan banyak hal. Kuang berhasil menunjukkan dengan baik bagaimana pilihan sulit dapat memengaruhi seseorang, membuat kita mempertanyakan apa yang kita yakini. Ditambah lagi, tindakan karakter memiliki konsekuensi nyata, membuat cerita menjadi lebih intens dan mencekam. Dan bagian akhir memberi penutupan yang memuaskan. Meskipun bagian ini tidak menutup-nutupi bagian sulit dalam hidup, hal ini memberi kita harapan dan gagasan bahwa orang bisa berubah menjadi lebih baik.)

0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.