A Friendly Reminder to Love Yourself



love yourself


I’m beautiful, no matter what shape I’m in

Satu kalimat yang masih saya ingat dari sebuah serial Netflix Blazing Transfer Students yang sebenarnya serialnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan self-love. Namun justru dari serial inilah saya sadar apa itu ‘mencintai diri sendiri’.

Saya pernah ada dalam fase kehidupan di mana saya sangat membenci diri sendiri karena ketidakmampuan saya mengabaikan perkataan orang lain. Masa SMP hingga kuliah merupakan masa yang lumayan berat dalam kehidupan saya, di mana saya tidak bisa tidak mengabaikan perkataan negatif dari orang lain mengenai diri saya. Padahal saya punya kelebihan di bidang lain, namun saya mengabaikan kelebihan itu. Saya berfokus pada kekurangan-kekurangan dan kesalahan yang saya lakukan.

Mungkin saya terlihat baik-baik saja, karena itulah yang saya inginkan. Saya tidak ingin siapapun mengetahui kekhawatiran dan ketakutan saya saat itu. Saya ingin terlihat normal seperti yang lainnya. Remaja yang keren, yang tidak punya masalah, dan selalu asik. Yang selalu bisa diandalkan. Yang selalu bisa bergaul dengan siapa saja. Yang bisa mengiyakan semua orang.

When someone you ‘love’ hates you, what will you do?

Ketika kebencian dan perkataan negatif itu datang dari orang-orang yang penting bagi kita, maka perkataan itu otomatis jadi milik kita juga. Tidak peduli seberapa tidak masuk akal kata-kata itu, kita menerimanya begitu saja sebagai diri kita. Padahal kita bukan seperti itu. Kita jauh lebih baik dari yang mereka katakan. Saat kata-kata positif datang pada diri kita, kita tidak mempercayainya, karena kita sudah lebih dulu menerima definisi negatif dari orang-orang yang kita anggap penting.

Do I regret my past?

Tanpa masa lalu yang seperti itu, yang mungkin sekali menimbulkan depresi, saya tidak akan bisa menulis sesuatu mengenai self-love.

Salah satu hal yang saya pelajari dari masa lalu saya adalah ternyata di saat penting seperti itu saya tidak mengenal apa itu self-love.

Cinta Bukanlah Selalu Tentang Menikah

Jika di masa kecil hingga remaja saya, apapun yang mengandung ‘cinta’ selalu dikaitkan dengan hubungan lawan jenis dan pernikahan, mungkin juga di masa itu sering mendengar kata-kata “Anak kecil paham apa soal cinta?”. Mungkin dari situ saya jadi salah paham soal cinta. Cinta adalah sesuatu yang universal. Bukan juga sesuatu yang menyebabkan kesedihan seperti yang biasa disebutkan dalam lagu-lagu galau.

Yang menyebabkan kesedihan biasanya adalah ekspektasi berlebihan, atau mungkin juga ego.

Jadi self-love bukan tentang menikahi diri sendiri, ya.

Self-love berlaku untuk semua orang dari segala usia segala gender dan dengan segala macam relationship status, karena perlu kita ingat kembali bahwa sesungguhnya hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga.

Menempatkan Orang Lain Sebagai Sumber Cinta

Kita akan merasa ketakutan bahkan rela menjadi sosok yang sama sekali bukan diri kita hanya karena kita kehilangan cinta dari orang lain. Kita takut ditinggalkan sendirian, kita pun takut tidak mendapatkan cinta yang kita inginkan, kita juga takut kesepian.
Namun yang saya rasakan, justru ketakutan itu yang membuat saya merasa kesepian. Membuat saya lupa bahwa setiap orang punya kehidupan normal masing-masing, yang tidak melulu berada di sekitar kita atau menjadikan kita sebagai pusat perhatiannya.
Bukan berarti sekarang saya merasa tidak lagi membutuhkan orang lain karena saya sudah punya self-love. Sebagai manusia, kita hidup untuk bekerja sama dengan orang lain bahkan makhluk hidup lain. Namun, saya sadar bahwa cinta bukan sesuatu yang harus saya dapat dari orang lain, tapi dari diri saya sendiri.

self-love quote


Sel - Sel Tubuhmu Mencintaimu

Setiap hari sel-sel tubuh kita bekerja untuk melindungi dan membuat kita bertahan hidup. Misalnya saat kita menemukan dark spot di kulit kita, itu tandanya kulit kita sedang melindungi kita dari sinar UV dengan memproduksi melanin besar-besaran. Atau saat kita bersin-bersin, tubuh kita berusaha menghalau kuman atau polusi yang hendak masuk ke tubuh kita. Atau saat kita tiba-tiba pilek, itulah saat tubuh kita memproduksi lendir lebih banyak sebagai tanda perlindungan terhadap infeksi dalam tubuh kita.

Baca juga : Basic Skincare : Sunscreen

Tidak peduli seberapa banyak kebencian yang kita miliki atau kata-kata negatif yang kita terima sebagai definisi diri kita, sel-sel tubuh kita tidak peduli. Mereka tetap bekerja. Mereka kecil, tidak terlihat dan bahkan dilupakan keberadaan dan fungsinya, namun mereka tetap bekerja.

Mencintai dengan Membantu

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk berterimakasih kepada sel-sel tubuh kita? Tentu saja dengan mencintainya. Mencintai sesuatu banyak caranya, salah satunya dengan membantu. 

Membantu pekerjaan mereka, misalnya dengan cara :
1. Makan makanan kaya antioksidan
2. Menggunakan produk skincare yang mild
3. Membaca buku
4. Tidur cukup
5. Yoga

Tidak hanya lima kegiatan itu saja, masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membantu. Bagi saya membantu bisa dalam bentuk perlindungan yang saya berikan melalui penggunaan sunscreen dan mengenakan hijab.


Tiap orang memiliki cara berbeda yang nyaman untuk membantu dirinya sendiri. Untuk menemukan cara paling nyaman dan sesuai itu, caranya dengan mencobanya sendiri.  

Mencintai dengan Tampil Terbaik

Satu lagi serial Netflix yang berjudul Switched juga mengajarkan saya bagaimana mencintai diri sendiri bagaimanapun tampilan fisik kita. Kita tetaplah orang yang sama meskipun fisik kita berubah. Kiyohara Kaya yang terperangkap dalam tubuh Tomita Miu pun bisa membuktikan bagaimana dia bisa tampil menyenangkan dengan fisik yang jauh dari ‘standar kecantikan’. Tampilan terbaik tidak harus mengenakan barang-barang mahal, yang penting nyaman dan menyenangkan.

Be yourself. Sering dengar kata-kata ini kan? Atau bahkan dulu sering dapat tulisan ini di binder yang berisi tulisan biodata teman-teman sekelas? Hihi. Be yourself menurut saya bukanlah tetap bersikeras jadi seseorang yang bakal berdiri di tengah jalan meskipun badai menghadang dan hujan deras menerpa. Be yourself adalah menjadi diri kita dengan versi terbaik.

Mencintai dengan Belajar

Menjadi versi terbaik diri kita membutuhkan proses yang disebut belajar. Belajar adalah proses seumur hidup. Setelah lulus pendidikan formal, pembelajaran yang kita terima adalah yang paling nyata dan bersifat praktikal. Saat kita mau belajar, kita sudah mencintai diri sendiri. Belajar adalah proses menaikkan kemampuan kita. Kita akan mengetahui satu hal baru dengan belajar.

Belajar tidak perlu tergesa-gesa, karena sesuai pengalaman bertahun-tahun saat sekolah, sistem kebut semalam kadang-kadang failed juga. Belajar dalam kehidupan sehari-hari lebih panjang lagi jangka waktunya, kita tidak pernah diberi jadwal UTS, UAS atau ujian nasional, kita juga tidak pernah tahu wujud ijazah kehidupan kita modelnya seperti apa. Meskipun kita gagal menyeselesaikan satu persoalan kehidupan, bukan berarti kita akan gagal di persoalan lainnya. Pokoknya selama kita mau belajar, pasti ada sesuatu yang kita dapatkan.

self-love quote


Tidak perlu menunggu jadi ‘cantik’ untuk mencintai diri sendiri

You are beautiful no matter what shape you are in. Karena kamu adalah kamu, tidak ada duanya. Apakah jantung kita menunggu kita jadi mirip Song Hye Kyo dulu baru dia mau bekerja memompa darah? Atau apakah hidung kita menunggu jadi mancung dulu baru dia mau dilewati oksigen dan karbon dioksida? Tentu tidak. Mereka sudah mencintai kita jauh sebelum kita dilahirkan, sebelum kita sadar kita ini hidup.

Standar kecantikan mungkin punya kulit putih, glowing, tubuh langsing, rambut panjang hitam berkilau, bibir tebal dan hidung mancung. Apakah yang tidak punya ciri-ciri tersebut tidak cantik? Apakah yang tidak cantik harus mati-matian mengubah diri mereka jadi cantik dengan pakai banyak produk kecantikan?

Punya kulit putih, glowing, tubuh langsing dan lain sebagainya adalah bagian dari keberagaman warna di dunia. Kehidupan ini indah dan kaya karena keberagaman dan perbedaan. Kamu pun begitu, kamu ada karena kamu dilahirkan untuk memberi warna lain di kehidupan ini. Kalau misal kehidupan ini di-zoom-out, to see the bigger picture, tanpa kamu, akan ada satu warna yang hilang dari pemandangan keberagaman di dunia.

Kamu adalah cuilan kehidupan yang berharga.

Kamu Desainer yang Unik

Setiap orang punya gaya unik masing-masing. Satu desainer dengan desainer lainnya punya gaya masing-masing dalam menciptakan satu karya, meskipun dengan tema dan tool yang sama. Begitu pula selera manusia. Selera manusia berbeda-beda. Ada yang suka gaya desainer A, namun ada yang suka gaya desainer B. hal ini tidak membuat desainer A dan B lebih baik dari desainer C.

Setiap manusia adalah desainer untuk hidupnya, kehidupan adalah karya seni. Setiap manusia punya visi yang berbeda untuk membuat hidupnya jadi karya yang indah, juga gaya yang berbeda untuk mewujudkan visi tersebut. Kita tidak bisa membandingkan satu desainer dengan desainer lainnya, karena setiap desainer unik.

Kamu pun begitu. Kamu tidak bisa membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain yang ‘sepertinya lebih oke’ karena yang namanya karya seni tidak ada ukuran lebih buruk atau lebih indah.

Mencintai dengan Tidak Membandingkan

Membandingkan ada kalanya bersifat positif karena bisa membuat kita menghargai kerja keras orang lain, membandingkan juga membuat kita belajar dan terus berkarya, membandingkan juga bisa digunakan untuk mencari hal-hal yang terbaik untuk kita, seperti saat memilih produk skincare, kita akan bandingkan beberapa produk untuk mencari yang terbaik.

Namun, saat kita membandingkan secara berlebihan terutama kehidupan kita dengan kehidupan orang lain lewat instagram, membuat kita tertekan bahkan kehilangan kepercayaan diri, bahkan mungkin melakukan hal-hal negatif yang membahayakan diri sendiri dan orang lain. Kita tidak bisa membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan teman kita yang tampaknya selalu mendapatkan keberuntungan dalam hidupnya. Kita tidak bisa menjadikan diri kita tidak berharga karena IPK kita tidak lebih baik dari teman sekelas kita.

Hidup bukanlah kompetisi. Tidak ada kompetisi menikah duluan, tidak ada juga kompetisi beli rumah paling mahal, apalagi kompetisi mencoba produk skincare paling banyak.

Kehidupan itu menyenangkan saat kita melihat perbedaan sebagai bagian dari pemandangan yang indah. Tidak perlu terburu-buru hanya karena ingin menjadi seperti orang lain. Tidak perlu panik hanya karena following kita di instagram tiap hari menang giveaway. Kalau kata mbak Taylor Swift, you need to calm down.

Apakah saya sudah se-sempurna itu?

Saya tentunya masih terkadang terkena penyakit membandingkan kehidupan saya dengan orang lain, namun saya tidak membiarkan diri saya jatuh terlalu dalam di jurang comparing too much tersebut. Saya biasanya melakukan pengalihan isu. Meski saya sendiri tidak tahu apakah cara ini sehat buat saya atau tidak. Ya, menonton hal-hal seru dan positif di youtube atau membaca buku self-development atau sekedar berkaraoke di Smule. Pokoknya saya tidak ingin membuat otak saya yang sudah berpikir keras seharian ini jadi semakin lelah karena memikirkan kehidupan orang lain yang saya sendiri tidak tahu bagaimana sebenarnya.

self-love quote


Cintai Dirimu Seperti Kamu Mencintai Orang Lain

Lho bukannya terbalik? Saya pernah mencapai sebuah titik dimana saya bertanya kepada diri saya sendiri bahwa kenapa saya begitu peduli dengan kehidupan orang lain secara berlebihan, namun saya tidak peduli dengan diri saya sendiri. Orang-orang di sekitar saya akan terus datang dan pergi, namun diri saya tidak begitu. Saya akan terus bersama diri saya seumur hidup saya.

Saya mulai menerapkan self-love dengan menganggap diri sendiri sebagai seseorang yang sangat penting bagi saya, yang membuat saya berjanji akan mendukungnya apapun yang terjadi.

Misalnya, seperti saat sahabat kita berhasil melakukan sesuatu, kita akan berbahagia untuknya dan mengucapkan selamat. Saat sahabat kita gagal dalam satu hal, kita memberinya semangat, bukan memarahinya. Dengan cara seperti itu kita mencintai diri sendiri.

It’s okay to not feel okay

Merasa tidak baik-baik saja adalah normal. Merasa takut, cemas dan tertekan adalah kemampuan alami manusia untuk bertahan hidup. Tanpa perasaan cemas, takut dan tertekan, manusia akan bertindak melewati bahaya apapun tanpa ada kontrol. Saat tidak merasa baik-baik saja, kita tidak bisa memaksa diri untuk jadi baik-baik saja dalam sekejap.

Apa yang biasa saya lakukan saat merasa tidak baik-baik saja?
Saya menulis. Bagi saya menulis adalah cara yang paling jujur untuk mengakui keberadaan perasaan saya, baik positif maupun negatif. Tidak perlu berisi kata-kata indah atau puitis, pakai bahasa apapun yang paling nyaman. Kadang saya mewarnai gambar, mewarnai manual pakai pensil warna seperti saat saya masih SD. Kadang juga saya membaca buku mengenai kesehatan.
Tiap orang punya cara sendiri untuk melakukan sesuatu saat merasa tidak baik-baik saja.

Perasaan yang tidak baik-baik saja tidaklah permanen, dia akan hilang. Merasa tidak baik-baik saja bukan berarti kita harus diam saja tenggelam dalam lubang yang tidak baik-baik saja tersebut. Yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa ini perasaan yang sementara serta tidak menekan diri sendiri untuk segera merasa baik-baik saja.

Namun, saat perasaan negatif yang kita rasakan membuat kita tidak nyaman karena terasa aneh atau dalam jangka waktu terlalu lama, jangan ragu untuk berbicara kepada orang lain dan meminta bantuan.

self-love quote

Mencintai diri sendiri bukanlah hal yang sulit, namun juga bukan hal yang mudah. Mencintai diri sendiri bukanlah jadi narsis atau tidak peduli dengan sekitar. Untuk dapat mencintai diri sendiri kadang butuh waktu yang panjang. Namun, kamu harus tahu bahwa kamu berhak dicintai. Cintai dirimu. Kamu yang paling mengenal dirimu, kamu yang paling mengerti dirimu, kamu juga yang paling mengetahui apa yang kamu butuhkan.

Tweet this : Kamu adalah kamu yang akan hidup bersama dirimu seumur hidupmu. Kalau bukan kamu yang mencintai dirimu sendiri dengan layak, lalu siapa lagi?


0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.