lailiving
lailiving
  • Home
  • Personal
  • About
  • Features
    • Beauty
    • Health
    • Learning
    • Support
    • Documentation
      • Privacy Policy
      • Disclaimer
      • Comment Policy
      • Archives
  • Contact Us


Bulan April seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, merupakan bulan tersibuk dalam sepertiga pertama tahun 2019 ini, beberapa proyek yang kompleks datang bersamaan dan deadlinenya kurang dari sebulan. Meskipun sibuk, saya tidak ingin kesibukan ini membebani diri saya sendiri baik fisik maupun mental. Beberapa hal saya lakukan untuk mencegah kelelahan fisik dan mental berlebihan seperti tidak skip jadwal makan, istirahat sesuai jadwal, berpikiran positif dan memberikan self-reward.

Self-reward merupakan penghargaan yang diberikan oleh diri sendiri kepada diri sendiri karena berhasil melakukan sesuatu atau mencapai sesuatu yang menjadi tujuan, to do list, proyek, atau kebiasaan baru sebagai wujud terima kasih. Self-reward bisa kita wujudkan dalam bentuk benda, kegiatan maupun hari libur. Kita sudah berjuang, sudah bekerja keras, jadi mari kita memberikan sedikit penghargaan kepada tubuh dan jiwa kita karena sudah bekerja sama dengan baik bersama kita selama ini.

Baca juga : [ LIFE LESSON ] Mulailah dengan Pikiran Positif

Menurut saya self-reward sangat penting. Terutama untuk memotivasi diri sendiri untuk bekerja lebih giat dan juga sebagai reminder bahwa kita sudah mencapai sesuatu, yang tentunya hal ini membuat kita lebih bahagia meski tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya. Self-reward merupakan salah satu bentuk dan cara kita mencintai diri sendiri.

Selain itu, kalau bukan kita sendiri yang menghargai kerja keras diri sendiri, lalu siapa lagi?

Lalu self-reward seperti apa yang bisa kita berikan untuk diri sendiri?

1. Apapun. Hal-hal yang kita sukai

Hal-hal yang kita sukai, hal-hal yang menyenangkan, maupun hal-hal baru yang bisa membuat pikiran kita kembali segar.

2. Jangan sampai bertentangan dengan target

Self-reward memang bisa berbentuk apapun, namun jangan sampai hal ini bertentangan dengan goals atau tujuan kita bekerja keras selama ini. Misalnya, kita sudah berhasil diet selama seminggu dengan melakukan pola makan sehat. Jangan sampai self-reward yang kita berikan pada diri sendiri berupa makan junk-food selama seminggu. Hal ini secara tidak langsung akan membuat pikiran kita menganggap bahwa pola diet yang kita lakukan adalah sebuah hukuman, sehingga kita melihat self-reward sebagai sebuah kebebasan dari hukuman.

3. Bersifat memotivasi

Selain itu, self-reward yang kita berikan juga yang bisa memotivasi kita untuk menjadi lebih giat lagi mencapai target selanjutnya atau melakukan pekerjaan selanjutnya.

4. Sederhana dan mudah didapat

Self-reward juga tidak harus selalu yang mahal dan mewah. Cukup barang yang sederhana dan mudah didapatkan, namun membuat kita bahagia dan memberikan efek positif.
  
Self-reward yang biasa saya berikan biasanya hal-hal yang mudah saya dapatkan dan juga tidak menguras kantong, hal-hal yang saya sukai dan tidak memberikan efek negatif. Malah sebisa mungkin saya memilih bentuk self-reward yang bisa memotivasi saya untuk melakukan pekerjaan selanjutnya lebih giat lagi.

Untuk referensi, berikut ini beberapa self-reward yang biasa saya lakukan :

1. Mengunjungi toko alat tulis favorit
2. Membeli pengharum ruangan baru
3. Mendengarkan lagu-lagu favorit
4. Menonton drama/movie/DVD favorit
5. Karaoke
 6. Makan makanan favorit
7. Tidur siang
8. Minum segelas air
9. Membeli produk pembersih baru
10. Memotong rambut
11. Mengobrol dengan anggota keluarga atau teman
12. Menonton video hewan-hewan lucu seperti kucing, anjing dan panda
13. Jalan-jalan di sekitar rumah
14. Membeli alat tulis baru
15. Tidur lebih awal
16. Menghabiskan waktu sendirian
17. Membeli produk skincare baru
18. Mendengarkan kata-kata motivasi

Hal-hal yang terlihat sederhana seperti meluangkan waktu untuk sendirian, merupakan satu bentuk reward tersendiri buat saya. Menghabiskan waktu dengan diri sendiri, tanpa diajak berinteraksi dengan orang lain, merenung, mengingat kembali apa yang sudah saya alami sekaligus mengevaluasi, merupakan satu waktu yang berharga buat saya, yang pada prinsipnya merupakan bentuk dari meditasi.

Jadi, self-reward tidak selalu berhubungan dengan barang mewah dan mahal, asalkan hal tersebut membuat kita kembali ‘penuh’, termotivasi dan merasa bahagia. Saya rasa, self-reward harus disesuaikan dengan pribadi masing-masing, karena setiap individu akan berbeda satu sama lain.


Punya ide lain untuk self-reward? Atau ingin membagikan kebiasaan baik ini kepada yang lain? Silakan tinggalkan di kolom komentar di bawah ini.



Title picture edited by lailiving
Background photo by Alexandra Gorn





Masalah yang sering saya jumpai ketika teman-teman saya meminta pendapat atas produk skincare yang mereka pakai adalah ternyata mendatangkan masalah kulit baru seperti munculnya jerawat atau bahkan kulit jadi terlihat kemerahan. Penyebabnya mungkin bisa terjadi karena produk yang dipakai memang tidak cocok, seperti menggunakan produk untuk kulit kering pada jenis kulit berminyak atau menggunakan produk dengan bahan-bahan yang keras untuk kulit sensitif. Untuk masalah ini, bisa dibaca bagaimana cara untuk memilih skincare ala saya di post sebelum ini.

Baca juga : 8 Tips Memilih Skincare untuk Pemula

Namun, jika sudah menggunakan produk yang sesuai dengan jenis dan masalah kulit dan lain sebagainya, namun masalah kulit masih terjadi, mungkin juga penyebabnya adalah saat menggunakan skincare. Cara menggunakan dan menyimpan skincare serta memahami label kemasan skincare bisa mempengaruhi kerja produk di kulit kita.

Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan skincare terutama untuk pemula, yang tentu berdasarkan pengalaman pribadi saya :

1. Membaca label kemasan (penggunaan, penyimpanan, expired date)

Ada produk skincare tertentu yang membutuhkan cara penggunaan yang berbeda dari produk lain dan juga kapan produk tersebut baiknya digunakan. Petunjuk penyimpanan juga penting, biasanya kita harus menghindarkan produk dari sinar matahari langsung dan kondisi yang terlalu basah.
Selain itu, ada produk yang expired di tanggal tertentu dan ada yang expired beberapa waktu setelah kemasan dibuka. Biasanya label seperti ini, atau biasa disebut PAO (Period After Opening). 12M dalam simbol ini berarti produk tersebut bisa digunakan hingga 1 tahun setelah pertama kali kemasannya dibuka (12M = 12 months). 



source : paosymbol.com


Sedangkan simbol ini berarti masa penggunaan produk adalah 3 tahun ( 36 months) setelah produk dibuka. Setelah lewat masa tersebut, sudah tidak boleh dipakai lagi.

source : paosymbol.com

Selain itu, produk tertentu juga menganjurkan penggunaan yang berbeda seperti menggunakan kapas, spray langsung ke wajah, atau mengocok produk dahulu sebelum digunakan.

2. Menjaga kebersihan saat menggunakan skincare

Pastikan kondisi tangan kita bersih sebelum menggunakan skincare, karena kita tidak ingin memindahkan kuman dari tangan ke kulit wajah kita, misalnya kita harus mencuci tangan hingga bersih sebelum mencuci wajah dengan facewash, atau memastikan kita tidak menggunakan toner setelah tangan kita mengoleskan body lotion.

3. Menghentikan penggunaan jika keadaan kulit terus memburuk

Biasanya akan ada reaksi kulit saat menerima produk baru untuk beberapa waktu, atau ditandai dengan purging. Jika keadaan kulit yang memburuk tidak segera kembali dalam 2-3 minggu bahkan keadaan terus memburuk, maka saatnya menghentikan penggunaan produk, dan berkonsultasi dengan ahlinya.

Baca juga : Kenapa Skincare Berhenti Berfungsi?

4. Tidak mencoba skincare baru secara bersamaan

Jika kita ingin mencoba beberapa produk skincare baru, sebaiknya tidak digunaan bersamaan. Gunakan satu per satu terlebih dulu untuk melihat efeknya. Kalau kita pakai 2 atau 3 produk baru bersamaan, kita akan sulit mengetahui produk mana yang bekerja dengan baik dan mana yang tidak. Jika terjadi efek negatif, penggunaan 1 produk baru saja dalam satu waktu akan dengan cepat diketahui produk mana yang harus kita hentikan penggunaannya. Biasanya saya memberi jedah sekitar 2 minggu antara 1 produk baru dengan produk baru lainnya untuk saya gunakan.

Baca juga : Skincare Routine Guide -The Basic-

5. Mengetahui waktu yang tepat

Beberapa produk skincare yang merupakan exfoliator lebih baik digunakan pada malam hari. Namun jika ingin tetap menggunakannya di siang hari, jangan lupa untuk menggunakan sunscreen minimal SPF 30 agar kulit yang lebih sensitif ini bisa terlindungi dari sinar matahari. Selain itu, kita juga tidak membutuhkan produk yang mengandung SPF di malam hari, sehingga produk seperti ini lebih cocok digunakan di siang hari.

Pernah mengalami masalah kulit setelah mencoba satu produk skincare baru? Mari share pengalaman tentang skincare di kolom komentar di bawah ini.




Pemilihan umum kali ini terasa berbeda dari  sebelumnya. Saya merasa ada beberapa hal positif yang saya dapatkan dan membuat saya yakin bahwa saya akan menjalani hari ini dengan penuh energi positif dan hari ini akan jadi hari baik yang membuat negara ini melangkah ke arah lebih baik lagi.

Kota saya yang biasanya bakal mendung sejak pagi sampai menjelang tengah hari, tumben sekali hari ini sudah sangat cerah sejak pagi hari. Bahkan sinar matahari pukul 7 pagi terasa begitu panas, tidak sekalem hari-hari sebelumnya. Meski saya bukan tipe manusia yang suka sinar matahari, karena saya gampang kepanasan dan tidak tahan panas, namun saya senang saat cuaca terlihat cerah dengan angin sejuk hari ini.

Undangan pemilihan umum hari ini dituliskan pukul 7 pagi, namun ternyata meski sudah banyak yang mengantri, TPS belum resmi dibuka juga. Setelah menunggu kurang lebih 1 jam, saya bisa menyalurkan hak pilih saya. Melalui pemilihan umum kali ini saya mendapat beberapa hal positif yang mungkin tidak bisa saya dapatkan di hari-hari lain. Jadi hari ini semacam salah satu hari langka dalam kehidupan saya.

1. Foto
Saya sekeluarga mendapat jatah TPS yang lebih jauh, maka saya bisa menemukan beberapa obyek foto baru. Hasil foto hari ini terlihat bagus karena cuaca pagi hari ini sangat cerah, meski sebagian besar foto saya adalah foto-foto bunga dan tanaman di sekitar TPS. Namun saya cukup senang dengan hasil pencahayaan alami yang saya dapatkan. Misalnya foto berikut ini, dimana tiba-tiba ada kupu-kupu yang tiba-tiba hinggap di bunga yang akan saya potret.



2. Jalan Sepi
Saya yang harus berangkat kerja lagi pada pukul 9, merasa begitu santai karena jalanan begitu sepi, sedikit sekali kendaraan yang lewat. Jika dibandingkan dengan hari-hari biasanya dimana kemacetan selalu menjamur di jalan yang saya lewati tak peduli jam berapapun.

3. Ringan
Perasaan ringan yang saya rasakan setelah menyalurkan hak pilih hari ini membuat saya lebih tenang hari ini dan mampu melihat hal-hal positif dari semua hal. Saya mengabaikan semua konflik yang terjadi hari ini dan berfokus pada apa yang bisa saya pelajari dari hal-hal tersebut.

4.  Blogging
Karena hari ini saya masuk kerja namun tidak begitu banyak pekerjaan, saya pun jadi punya lebih banyak waktu untuk membuat draft blog selanjutnya dan mengedit beberapa foto untuk blog saya, sehingga akan membantu saya membuat lebih banyak konten dan mengepos konten dengan lebih konsisten lagi.

5. Ucapan
Saya mendapatkan ucapan dari teman-teman dari negara lain dan harapan mereka untuk negara ini bahwa melalui pemilu kali ini Indonesia bisa jadi lebih baik dan lebih baik lagi. Saya senang sekali membacanya, meskipun mereka  tidak tinggal bahkan sama sekali tidak pernah berkunjung ke Indonesia, namun pesan positif dan harapan mereka pastinya adalah juga sebuah pertanda baik.

6.  Semur
Ibu membuat semur kesukaan saya untuk sarapan sebelum berangkat ke TPS, dengan lebih banyak daun bawang dan cabai di kuahnya. Yang saya sukai dari semur bikinan ibu adalah rasanya pas, dan berbeda dari semur yang saya makan di tempat lain. Meskipun bukan semur daging atau semur ayam, semur buatan ibu saya membuat saya merasa beruntung sudah dilahirkan sebagai saya yang sekarang. Jika saya terlahir sebagai Takuya Kimura atau Aragaki Yui, mungkin saya tidak bisa mengenal semur bikinan ibu yang selezat ini.

7. Diskon
Beberapa tempat makan, tempat belanja baik online maupun offline menawarkan promo spesial bagi pelanggan yang sudah berpartisipasi dalam pemilu, mulai dari gratis item tertentu, potongan harga, hingga cashback sejumlah tertentu. Hayo, sudah beli apa saja hari ini?

Meski bukan pertama kali saya berpartisipasi dalam pemilihan umum seperti ini, namun tetap saja saya masih kaget dengan ukuran surat suara sebesar A3 dengan banyak pilihan di dalamnya, yang membuat saya sempat lupa sejenak siapa saja yang saya ingin pilih kali ini. Beberapa kisah lucu dari pengguna media sosial seputar partisipasi mereka dalam pemilu juga sangat menghibur dan membuat tertawa di siang bolong.

Sebenarnya selalu ada hal yang bisa disyukuri setiap hari, seburuk apapun hari yang kita jalani. Saat kita mampu melihat segala sesuatu dari sudut dan lensa lain, maka kita mendapatkan banyak sekali hal-hal yang membuat kita betapa indahnya kehidupan ini dan betapa beruntungnya kita sudah mendapat kesempatan untuk hidup di era ini. Jadi, hal baik apa yang sudah kalian dapatkan hari ini? Share di kolom komentar yuk.




Title picture by lailiving
Background photo by Jim Kalligas




Pagi ini saya merasa semua ujian selama 2019 sedang ditumpahkan semuanya kepada saya bertubi-tubi, mulai dari hal se-sederhana tali tas yang lepas hingga klien yang tiba-tiba berubah pikiran tentang desain minggu lalu yang menurutnya sudah oke ternyata banyak sekali revisinya. 

Satu hal berharga yang saya pelajari hari ini adalah saya sudah menanamkan sejak pagi hari saat tali tas saya lepas bahwa hari ini bakal banyak hal tidak baik. Seharusnya saya tidak perlu berpikir seperti itu, hanya mengganti tas saya dan kemudian berangkat ke kantor dengan perasaan yang lebih positif. Saya baru menyadarinya saat menjelang jam istirahat, saya sudah memulai hari ini dengan pikiran yang negatif, sehingga apapun yang datang pada saya selanjutnya tampak sebagai hal-hal negatif yang membuat saya tidak nyaman.

Lalu apa yang saya lakukan?
Saya berhenti sejenak. Mengingat kembali apa yang sudah terjadi dan sudah saya lakukan seharian ini.  Yang sudah terjadi memang tidak bisa saya undo untuk saya edit agar hari ini jadi lebih baik. Yang bisa saya lakukan hanya mengisi pikiran saya dengan kata-kata positif, agar sisa hari ini yang tinggal beberapa jam saja bisa saya lalui dengan lebih baik.

Saya rasa pikiran adalah magnet. Apapun yang kita pikirkan akan memanggil hal-hal serupa kepada kita. Misalnya saya berpikiran negatif, maka pikiran negatif ini akan memanggil teman-temannya yang lain yang juga negatif untuk datang kepada saya. Sebaliknya jika saya berpikiran positif, maka pikiran positif ini akan memanggil teman-temannya yang lain yang juga positif untuk datang kepada saya.  

Pikiran juga adalah lensa. Saat kita berpikiran positif, maka kita mampu melihat segala sesuatu melalui lensa yang jernih dan jelas. Sebaliknya saat berpikiran negatif, saya seperti melihat dunia dari lensa yang buram, retak dan membuat saya berasumsi yang tidak-tidak.

Melalui kejadian hari ini saya belajar, bahwa jika saya mengalami hal buruk di luar kendali saya yang membuat perasaan saya tidak nyaman, bukan hal buruk itu yang harus saya ubah, namun cara saya berpikir dan melihatnya.





Title picture edited by lailiving
Background photo by Masaaki Komori




Bulan ini menjadi bulan paling sibuk sejak masuk tahun 2019. Saya mendapat beberapa pekerjaan yang datangnya bersamaan dan deadlinenya hampir bersamaan.  Salah satu proyek yang saya kerjakan adalah  proyek dari klien dengan revisinya yang mengingatkan saya pada masa kuliah.

Tahun lalu, saya sempat stress karena proyek ini. Saya jadi sakit setelah proyek ini selesai. Untuk itu, tahun ini saya mencoba membuat diri saya lebih tenang. Tenang mengerjakan desain dan tenang menghadapi apapun yang dikatakan oleh sang klien. Demi kesehatan mental dan fisik saya sendiri.

Sejauh ini proyek inilah yang tercepat yang saya kerjakan dibandingkan dengan proyek yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan saya dapat waktu luang untuk mempublish blog post yang harusnya saya publish minggu lalu di blog saya satunya. Meskipun ini bukan satu-satunya proyek bulan ini, namun saya rasa ini adalah pertanda saya bisa mengerjakan proyek-proyek selanjutnya dengan penuh kedamaian dalam diri saya.

Salah satu pelajaran penting dari proyek ini adalah saya harus merelakan semua hal negatif dalam diri saya untuk pergi jauh.

Bagaimana caranya?

1. Pikiran negatif tidak akan membantu, menyelesaikan atau membangun
Saya menyadarkan diri sendiri bahwa apapun reaksi yang saya berikan, klien tersebut tetap akan bersikap seperti itu, karena sudah dari sononya begitu. Jadi, daripada energi saya terkuras untuk overthinking, mengeluh, dan juga khawatir dengan banyaknya revisi yang akan diberikan, lebih baik saya tetap tenang dan mengerjakan pekerjaan dengan fokus.

Kekhawatiran, keluhan dan overthinking tidak akan menyelesaikan pekerjaan. Pekerjaan saya bisa selesai hanya kalau saya kerjakan, dia tidak akan mengerjakan dirinya sendiri, dia tidak akan pergi dari situ. Apapun reaksi yang saya berikan baik positif maupun negatif, pekerjaan itu akan tetap seperti itu. Saya tidak bisa mengurangi pekerjaan itu atau skip begitu saja, yang bisa saya lakukan adalah mengerjakannya dengan perasaan damai.

2. Mengganti perasaan negatif dengan perasaan positif
Agar saya bisa mengerjakan dengan perasaan yang ringan, saya tidak berusaha untuk meminta agar porsi pekerjaan saya dikurangi atau sejenisnya, yang saya bisa lakukan hanya mengubah reaksi saya terhadap pekerjaan tersebut.

Mungkin pada awalnya rasanya masih berat, saya masih ingin mengeluh. Tapi saya selalu mengingatkan diri sendiri bahwa kata-kata yang saya ucapkan juga mempengaruhi diri saya sendiri. Kata-kata positif akan membangun, kata-kata negatif akan meruntuhkan. Jadi, daripada saya mengeluh, saya mengatakan hal-hal baik kepada diri saya seperti “Setelah ini beli es krim favorit” “Kita makan siang dengan onigiri” “Besok bisa bangun agak siang”. Kadang ada satu waktu saya menengok pantulan wajah saya di cermin dekat saya, kemudian berkata pada diri sendiri “Hai cantik, kamu sudah cantik, jangan biarkan segala kata-kata dan pikiran buruk itu meng-undo kecantikanmu”. Agak lucu, namun manjur juga.

3. Apa yang bisa saya pelajari dari hal ini
Saya tidak berfokus pada betapa sulitnya proyek yang saya kerjakan, namun pada hal-hal baru yang mungkin bisa saya pelajari dari proyek ini. Saat saya terhenti pada satu titik, saya tidak mulai berpikiran yang aneh-aneh, saya bertanya pada diri sendiri “Pelajaran apa yang bisa saya pelajari dari problem ini?” atau saya memberikan waktu pada diri saya untuk membuka diri  dan menerima inspirasi dari sekitar saya. Saya teringat satu lagu berjudul Hajimari no Melody (Melody of the Beginning) bahwa apapun yang terjadi di dunia ini pasti ada maknanya. Berlaku untuk semua hal di kehidupan saya, semuanya pasti ada maknanya, pasti ada satu pelajaran yang bisa saya dapatkan.


Meski saya tidak tahu berapa lama proses revisi proyek ini akan berjalan, saya yakin semua ini pasti akan selesai pada akhirnya, dan saya akan baik-baik saja. Saya akan tetap jadi saya, saya tetap menerima gaji di bulan selanjutnya, saya tetap bisa menulis blog, saya tetap bisa makan makanan favorit saya. Saya tidak kekurangan apapun dari dalam diri saya.  Saya tetap bisa bahagia seperti yang saya inginkan.


Saya sadar bahwa segala tekanan, kekhawatiran, keluhan, overthinking dan kata-kata negatif tidak akan pernah memperbaiki atau menyelesaikan atau membantu. Jadi, tidak ada gunanya saya memelihara hal-hal negatif tersebut dalam diri saya. Saat mereka datang kembali, saya akan membebaskan  mereka untuk pergi. Saya sudah merelakan mereka pergi dari kehidupan saya.





Title picture edted by lailiving
Background photo by Grant Lemons


lailiving reflection stop


Belakangan ini satu kalimat yang selalu ada di pikiran saya adalah “menyebarkan keburukan lebih mudah daripada menyebarkan kebaikan”. Hal itu sering terjadi. Perkataan mengenai keburukan orang atau pihak lain lebih mudah diterima dan disebarkan daripada sebuah informasi penting mengenai prosedur resmi dari lembaga tertentu yang ditujukan untuk membantu orang banyak. Kita lebih berfokus pada berita buruk yang belum tentu benar daripada berfokus pada informasi penting yang membantu kehidupan kita.

Gosip mengenai A melakukan kejahatan lebih mudah tersebar daripada sosialisasi mengenai syarat mendapatkan surat pengantar dari RT dan RW setempat.

Perkataan satu orang mengenai keluarga B yang tidak baik lebih mudah diterima daripada informasi penting untuk memback-up data ponsel secara periodik.

Post yang kontroversial di media sosial mengenai keburukan satu pihak kebanyakan lebih ramai dengan likes dan komentar daripada post yang netral dan bermanfaat.

Foto mengenai korban kecelakaan dengan caption yang tidak sesuai kenyataan lebih mudah disebarkan begitu saja lewat jaringan chat daripada post resmi dari lembaga yang berkaitan dengan kejadian.

Ajakan untuk melakukan boikot atas sesuatu yang tidak jelas lebih mudah diterima daripada ajakan untuk menjaga kebersihan saat makan di rumah makan atau menggunakan fasilitas umum.

Apakah cara penyampaian berita buruk terlihat lebih menyenangkan? Apakah foto korban kecelakaan dan bencana alam terlihat ‘menyenangkan’ dan ‘asik’ untuk dibagikan dan dijadikan bahan pembicaraan? Bagaimana jika yang disitu adalah foto kita yang disebarkan dengan caption yang tidak benar tanpa seijin kita?

Apakah manusia hanya mau menerima hal-hal tidak baik dan ingin menjadi orang pertama yang menyebarkannya? Apakah sesuatu yang tidak jelas sumbernya terlihat lebih keren?

Apakah ada kebahagiaan dari menyebarkan berita buruk dan kebohongan mengenai orang lain? Apakah tidak ada penyesalan setiap kali mengetikkan kalimat-kalimat yang menyakiti hati orang lain? Apakah kita sudah merasa jauh lebih baik daripada seluruh manusia di bumi? Apakah dengan membagikan kebencian, kita merasa  lebih mulia?

Sebenarnya untuk apa tujuan kita hidup di dunia? Apakah kita dilahirkan hanya untuk menyakiti, membenci dan menyebarkan keburukan? Apakah kita yang memiliki segala fasilitas  untuk mengakses informasi ini menggunakannya hanya untuk menyakiti orang yang bahkan tidak kita ketahui siapa orangnya?

Tidak.
Kita bukan seperti itu.

Kita ingin hidup bermanfaat bagi orang lain. Kita ingin dicintai orang lain. Kita tidak ingin sendirian. Kita tidak ingin merasa kesepian. Kita tidak ingin merasa ketakutan.
Terkadang kita merasakan sakit hati, kekecewaan, dan ketidaksukaan. Terkadang kehidupan tidak seperti yang kita inginkan. Terkadang semuanya terlihat salah.

Hanya saja kita tidak tahu bagaimana menghadapinya. Kita tidak tahu bagaimana kita bisa menjadi orang yang bermanfaat dengan cara yang baik. Kita tidak tahu bagaimana kita menyampaikan bahwa kita ingin dicintai dan dipercayai. Kita tidak tahu bagaimana ketakutan kita akan kesepian dan kesendirian dan atas hal-hal yang tidak jelas itu pergi dari pikiran kita.

Kita pun tidak tahu bagaimana mengobati sakit hati dan kekecewaan. Kita juga tidak tahu apa yang harus kita perbuat saat kehidupan terlihat sulit dan serba salah.

Kita perlu berhenti.
Berhenti berbicara hal-hal buruk. Kepada siapapun. Kepada orang lain. Kepada diri sendiri.
Berhenti membagikan hal-hal yang cenderung negatif dan memancing perasaan tidak nyaman mengenai apapun kepada siapapun.

Berhenti berbuat hal yang menambah daftar hal negatif dalam diri kita.

Tuliskan semua keburukan, perasaan negatif, hal-hal yang tidak jelas, kebencian pada sesuatu dan semua ketidaknyamanan kita tersebut hanya untuk diri kita, hanya kita yang mengetahuinya. 

Tuliskan semuanya seburuk apapun kata-kata yang kita gunakan, karena hanya kita yang membacanya. Jangan biarkan orang lain ikut merasakan ketidaknyamanan dan kebencian yang kita rasakan.

Biarkan semua broadcast message yang tidak jelas asal usulnya. Biarkan pesan-pesan kebencian dari siapapun untuk siapapun tetap seperti itu. Biarkan semuanya berhenti di situ.

Saya cukup tahu. Kamu cukup tahu.
Orang lain tidak.

Jika ada sebuah buku berjudul “Jangan Berhenti di Kamu”, maka untuk hal ini saya bisa katakan “Hentikan Saja di Kamu”.

Newer Posts Older Posts Home

ABOUT ME

Contact | Collaboration |

Hey there! I’m Lala. Welcome to lailiving, my little corner of the internet where I share things I love such as books I ca't stop thinking about, songs that are always on repeat, bullet journaling, and random musings about life. I write in Bahasa Indonesia and English, so you’ll find a mix of both here! I’m always up for fun collaborations, creative projects, or anything that aligns with my interests. If you’re looking for someone to review products, share experiences, or create engaging content, let’s chat! You can find my contact links around this blog. Also, don’t be shy, drop a comment and let’s talk!.

Professional Reader

Reviews Published
Web Hosting
Web Hosting
Foods
Self Growth

Add to Reading List

POPULAR POSTS

  • Review Hada Labo Gokujyun Ultimate Moisturizing Face Wash: Favorit Sejak 2015
  • Review Jujur Pakai Iconnet di Malang Setelah 1 Tahun: Worth It?
  • Review Wardah Lightening Oil-Infused Micellar Water: Kulit Bersih, Lembap, dan Kalem
  • Fairy King vs. Mere Mortal: Ultimate Red Flag Checklist
  • 100+ Buku Gratis di British Council Library via Libby App
  • Cara Mudah Menggunakan Goodreads
  • Snowglobe by Soyoung Park | Book Review
  • Cara Mudah Menggunakan Aplikasi Libby untuk Baca Buku Gratis
Blogger Perempuan

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates

DMCA.com Protection Status