The Forest of Wool and Steel by Natsu Miyashita is a contemplative and introspective novel that delves into the life and experiences of its central character, Tomura. The narrative unfolds in the picturesque mountains of Hokkaido, Japan, spanning a three-year period in Tomura's life. At its core, the novel revolves around the intricate art of piano tuning, a craft that Tomura stumbles upon and passionately embraces. His journey is ignited by the brilliance of a master piano tuner, Mr. Itadori.
(The Forest of Wool and Steel oleh Natsu Miyashita adalah novel kontemplatif dan introspektif yang menyelidiki kehidupan dan pengalaman karakter utamanya, Tomura. Kisahnya berlatar di pegunungan indah di Hokkaido, Jepang, selama periode tiga tahun di kehidupan Tomura. Pada intinya, novel ini berkisah tentang seni tuning piano yang rumit, sebuah pekerjaan yang secara tidak sengaja dikenal dan kemudian dijalani oleh Tomura dengan penuh semangat. Perjalanannya ini dimulai karena keahlian seorang ahli penyetem piano, Mr. Itadori.)
BOOK REVIEW
The Forest of Wool and Steel is a meditative novel that centers on the art of piano tuning. The story revolves around the protagonist, Tomura, who discovers his passion for piano tuning after being inspired by the work of a master piano tuner, Mr. Itadori. Throughout the narrative, several themes are explored, including the pursuit of excellence and mastery in one's chosen field, the transformative power of music and art, and the deep connection between nature and music.
Tomura's journey towards becoming a piano tuner highlights the importance of unwavering commitment and dedication in achieving mastery. The book emphasizes the value of mentorship, the gradual nature of the pursuit of excellence, and the significance of confronting and overcoming difficulties on the path to mastery.
The novel also beautifully describes the nature, particularly the forests and mountains of Hokkaido, encouraging readers to find beauty in the small and often overlooked aspects of life. The piano serves as a powerful metaphor throughout the story, reflecting life's imperfections and the pursuit of harmony.
Ultimately, the book explores how music and art have the transformative power to evoke deep emotions and connect individuals to their inner selves and the world around them. It does so within a serene and contemplative atmosphere, inviting readers to appreciate the beauty in the world and take away universal life lessons about dedication, perseverance, and the pursuit of one's dreams.
(The Forest of Wool and Steel adalah novel meditatif yang berfokus pada seni tuning piano. Cerita ini berkisah tentang tokoh protagonis, Tomura, yang menemukan passionnya terhadap tuning piano setelah terinspirasi oleh hasil pekerjaan seorang ahli penyetem piano, Mr. Itadori. Sepanjang narasinya, beberapa tema dieksplorasi, seperti pencarian keahlian dan penguasaan di bidang yang dipilih, kekuatan transformatif musik dan seni, dan hubungan mendalam antara alam dan musik.
Perjalanan Tomura menjadi seorang tuner piano menunjukkan pentingnya komitmen dan dedikasi yang tak tergoyahkan untuk menjadi sosok yang mahir. Buku ini menekankan nilai bimbingan, sifat bertahap dalam menghasilkan pekerjaan yang bermutu, dan pentingnya menghadapi dan mengatasi kesulitan untuk mencapai kemahiran.
Novel ini juga dengan indah menggambarkan alam, khususnya hutan dan pegunungan di Hokkaido, yang mendorong pembaca untuk menemukan keindahan dalam aspek kehidupan yang kecil dan sering diabaikan. Piano berfungsi sebagai metafora yang kuat di sepanjang cerita, mencerminkan ketidaksempurnaan hidup dan upaya mencapai harmoni.
Pada akhirnya, buku ini mengeksplorasi bagaimana musik dan seni memiliki kekuatan transformatif untuk membangkitkan emosi yang mendalam dan menghubungkan individu dengan diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka. Buku ini melakukannya melalui suasana yang tenang dan kontemplatif, yang mengajak pembaca untuk mengapresiasi keindahan dunia dan mengambil pelajaran hidup universal tentang dedikasi, ketekunan, dan mengejar impian seseorang.)
THE FAVORITES
■The use of metaphorical imagery in the book is indeed a highlight. The comparisons between piano tuning, the forest, and life allow readers to delve into deeper meanings and connect with the story on a profound level. It's as if the book invites us to see life's intricacies and imperfections as part of its beauty, just as a piano tuner works on an instrument.
■The universal life lessons presented in the novel are another reason to love it. Dedication, perseverance, and the pursuit of dreams are themes that resonate with people from all walks of life. Whether you're a music enthusiast or not, the book's message of unwavering commitment and the gradual process of achieving excellence is relatable and inspiring.
■The descriptions of nature, from the delicate cherry blossoms to the soothing scenery of snow, create a serene backdrop for the story. This atmosphere encourages readers to slow down and appreciate the beauty in the small and often overlooked details of life, mirroring the contemplative nature of the book itself. It's a gentle reminder to find tranquility and meaning in the world around us, much like the characters in the story find in their pursuit of piano tuning and mastery.
(■Penggunaan perumpamaan metaforis dalam buku ini menjadi sorotan. Perbandingan antara tuning piano, hutan, dan kehidupan memungkinkan pembaca menggali makna lebih dalam dan terhubung dengan cerita secara mendalam. Buku ini seolah mengajak kita untuk melihat seluk-beluk dan ketidaksempurnaan hidup sebagai bagian dari keindahannya, seperti halnya seorang penyetem piano mengerjakan sebuah instrumen.
■Pelajaran hidup universal yang disajikan dalam novel ini adalah alasan lain untuk menyukainya. Dedikasi, ketekunan, dan pengejaran impian adalah tema yang disukai banyak orang dari semua lapisan masyarakat. Baik penggemar musik atau bukan, pesan buku ini tentang komitmen yang tak tergoyahkan dan proses bertahap untuk menjadi seorang ahli sangat relevan dan menginspirasi.
■Deskripsi alam, mulai dari bunga sakura yang lembut hingga pemandangan salju yang menenangkan, menciptakan latar belakang cerita yang tenang. Suasana ini mendorong pembaca untuk melambat dan mengapresiasi keindahan detail kehidupan yang kecil dan sering terabaikan, yang mencerminkan sifat kontemplatif dari buku ini sendiri. Buku ini adalah pengingat lembut untuk menemukan ketenangan dan makna di dunia sekitar kita, seperti yang ditemukan karakter dalam cerita dalam penyetelan dan penguasaan piano.)
CONCLUSION
The Forest of Wool and Steel by Natsu Miyashita is a book that resonates with those who appreciate the beauty of metaphorical storytelling and universal life lessons. Its use of metaphorical imagery, linking piano tuning to life and nature, enhances the narrative's depth, allowing readers to connect with profound themes. This contemplative work imparts invaluable lessons about dedication, perseverance, and following one's dreams, making it relevant to a wide audience, irrespective of their familiarity with music. The book's tranquil atmosphere, painted through descriptions of nature, mirrors its contemplative spirit, inviting readers to slow down and savor the beauty of the world around them. It's a story that gently reminds us of the power of passion, mentorship, and the artistry of life.
(The Forest of Wool and Steel oleh Natsu Miyashita adalah buku yang disukai oleh mereka yang menghargai keindahan penceritaan metaforis dan pelajaran hidup universal. Penggunaan gambaran metaforis, menghubungkan penyetelan piano dengan kehidupan dan alam, meningkatkan kedalaman narasi, memungkinkan pembaca untuk terhubung dengan tema-tema yang mendalam. Karya kontemplatif ini memberikan pelajaran berharga tentang dedikasi, ketekunan, dan mengejar impian seseorang, menjadikannya relevan bagi khalayak luas, terlepas dari seberapa dekat mereka dengan musik. Suasana tenang dalam buku ini, yang dilukis melalui deskripsi alam, mencerminkan suasananya yang kontemplatif, mengajak pembaca untuk bersantai dan menikmati keindahan dunia di sekitar mereka. Ini adalah kisah yang dengan lembut mengingatkan kita akan kekuatan passion, bimbingan, dan seni kehidupan.)
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.