When Marnie Was There by Joan G. Robinson | Book Review



When Marnie Was There by Joan G. Robinson is a story about Anna, a girl who feels really lonely. She spends her summer in a seaside village and meets Marnie, who becomes her close friend. Together, they explore themes like loneliness, friendship, and acceptance. The Marsh House, where Marnie lives, is like a magical place where they hang out. As the summer goes on, Anna learns a lot from Marnie about accepting herself and forgiving others. However, when Marnie suddenly disappears, Anna is left to seek the truth about her friend's identity and her own past to find out what's really going on.

(When Marnie Was There karya Joan G. Robinson berkisah tentang Anna, seorang gadis yang merasa sangat kesepian. Dia menghabiskan musim panasnya di desa tepi pantai dan bertemu Marnie, yang menjadi teman dekatnya. Bersama-sama, mereka mengeksplorasi tema-tema seperti kesepian, persahabatan, dan penerimaan. Marsh House, tempat tinggal Marnie, seperti tempat ajaib tempat mereka bertemu. Seiring berlalunya musim panas, Anna belajar banyak dari Marnie tentang menerima diri sendiri dan memaafkan orang lain. Namun, ketika Marnie tiba-tiba menghilang, Anna harus mencari kebenaran tentang identitas temannya dan masa lalunya untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.)


BOOK REVIEW

When Marnie Was There dives into the themes of loneliness and alienation, focusing on Anna, the main character. She deals with feeling like she doesn't fit in and being on the outside, which we can really feel throughout the beginning of the book that talks about her feeling like she's on the edge of the world and hearing sounds that bring up old memories. 

Robinson presents different ways characters cope with their challenges. Anna likes to think and be imaginative when things get tough, while Marnie looks for excitement and fun. It shows how everyone has their own way of handling hard times.

Anna and Marnie's friendship is at the heart of the story, showing how having a friend can change everything. The book talks about feeling lonely and how having someone who gets you can make all the difference.

Anna's journey to find herself and accept others is an important part of the story too. Through her time with Marnie and the Lindsay family, Anna learns to let people in and accept herself. As she faces her past and learns to forgive, Anna goes through some major changes. Seeing her grow and heal emotionally leaves us feeling inspired by her strength and kindness.

The title, When Marnie Was There, says a lot about what the story's about. It's like looking back at something you miss, just like how Anna wishes for a friendship that lasts forever. The title shows how Marnie's time in Anna's life was short but really important, which shows how important a friendship was.

(When Marnie Was There menyelami tema kesepian dan keterasingan, dengan fokus pada Anna, karakter utamanya. Dia menghadapi perasaan tidak bisa berbaur dan seperti orang luar, yang benar-benar bisa kita rasakan sepanjang awal buku yang berbicara tentang perasaannya seperti berada di ujung dunia dan mendengar suara-suara yang memunculkan kenangan lama.

Robinson menyajikan berbagai cara karakter mengatasi tantangan mereka. Anna suka berpikir dan berimajinasi ketika keadaan menjadi sulit, sementara Marnie mencari kegembiraan dan kesenangan. Ini menunjukkan bagaimana setiap orang mempunyai caranya masing-masing dalam menangani masa-masa sulit.

Persahabatan Anna dan Marnie menjadi inti ceritanya, yang menunjukkan bagaimana memiliki teman dapat mengubah segalanya. Buku ini berbicara tentang perasaan kesepian dan bagaimana memiliki seseorang yang memahami kita dapat menciptakan perbedaan besar.

Perjalanan Anna untuk menemukan dirinya dan menerima orang lain juga merupakan bagian penting dari cerita ini. Melalui pengalamannya bersama Marnie dan keluarga Lindsay, Anna belajar membiarkan orang lain masuk dalam kehidupannya dan menerima dirinya sendiri. Saat dia menghadapi masa lalunya dan belajar memaafkan, Anna mengalami beberapa perubahan besar. Melihatnya tumbuh dan pulih secara emosional membuat kita terinspirasi oleh kekuatan dan kebaikannya.

Judulnya, When Marnie Was There, mengungkapkan banyak hal tentang cerita ini. Judul ini terasa seperti melihat kembali sesuatu yang kita rindukan, seperti bagaimana Anna menginginkan persahabatan yang bertahan selamanya. Judulnya menunjukkan betapa waktu Marnie dalam hidup Anna sangat singkat namun sangat penting, yang menunjukkan betapa pentingnya sebuah persahabatan.)


THINGS I LIKE

■The setting is like a character itself, vivid and captivating. The descriptions of the seaside village and The Marsh House are so detailed, they make me feel like I'm right there, soaking in the mystery and beauty of it all. It's like diving into a whole new world filled with secrets and wonders, and I love getting lost in it.

■Friendship is an important theme in the story. The bond between Anna and Marnie, and Anna's connections with the Lindsay family, really draw me in. It reminds me of how important it is to have people you can count on, who understand you and accept you for who you are.

■The plot is a mix of mystery, fantasy, and deep emotions that makes every page turn thrilling. I can't wait to uncover the mysteries of The Marsh House and learn more about Marnie's true identity. The twists and turns keep me guessing, making it hard to put the book down.

■Anna and Marnie feel like real people with real struggles, which makes them easy to relate to. They both know what it's like to feel lonely and isolated, something I think a lot of us have felt at some point. But they also show how important it is to keep open for connection and understanding, even when things seem tough.

■The characters in the book go through a lot of difficulties like feeling sad, scared, or longing for something which are feelings we've felt at some point. The book shows how these feelings can affect the choices we make and how we relate to the world. 

■It digs into topics like blended families, foster care, and family secrets, which a lot of us can relate to. It shows how complicated family relationships can be. Seeing the characters go through their own family struggles helps us understand and relate to our own family experiences better.

(■Latar buku ini terasa seperti karakter itu sendiri, hidup dan menawan. Deskripsi desa tepi pantai dan The Marsh House begitu detail, membuatku merasa seperti berada di sana, tenggelam dalam misteri dan keindahan semuanya. Ini terasa seperti menyelam ke dalam sebuah dunia baru yang penuh dengan rahasia dan keajaiban, dan aku senang berada di dalamnya.

■Persahabatan adalah tema penting dalam cerita. Ikatan antara Anna dan Marnie, serta hubungan Anna dengan keluarga Lindsay, benar-benar membuatku tertarik. Hal ini mengingatkan pada betapa pentingnya memiliki orang yang dapat kita andalkan, yang memahami dan menerima kita apa adanya.

■ Plotnya merupakan perpaduan misteri, fantasi, dan emosi mendalam yang membuat setiap halaman menjadi sangat menarik. Aku jadi tidak sabar untuk mengungkap misteri The Marsh House dan mengetahui lebih banyak tentang identitas Marnie yang sebenarnya. Liku-likunya membuatku terus menebak-nebak, sehingga sulit untuk berhenti membaca buku ini.

■Anna dan Marnie terasa seperti orang-orang nyata dengan permasalahan mereka yang nyata, sehingga membuat mereka terasa relatable. Mereka berdua tahu bagaimana rasanya merasa kesepian dan terisolasi, sesuatu yang menurutku pernah dirasakan oleh banyak dari kita. Namun hal-hal tersebut juga menunjukkan betapa pentingnya untuk bersikap terbuka akan koneksi dan pengertian, bahkan ketika segala sesuatunya tampak sulit.

■Karakter dalam buku mengalami banyak kesulitan seperti merasa sedih, takut, atau merindukan sesuatu yang merupakan perasaan yang pernah kita rasakan. Buku ini menunjukkan bagaimana perasaan ini dapat memengaruhi pilihan yang kita buat dan cara kita berhubungan dengan dunia.

■Buku ini menggali topik-topik seperti keluarga, pengasuhan anak, dan rahasia keluarga, yang banyak dari kita dapat memahaminya. Ini menunjukkan betapa rumitnya hubungan keluarga. Melihat karakter melalui perjuangan keluarga mereka sendiri membantu kita memahami dan berhubungan dengan pengalaman keluarga kita dengan lebih baik.)


THINGS I DON'T LIKE

■One thing that bugs me is how forgiveness is handled in the story, especially when it comes to what Marnie did to Anna. At one point, it seems like Marnie hurt Anna, which understandably makes Anna upset and confused. But later, when Anna asks someone else about it, she's told that Marnie wasn't really responsible because she supposedly fainted. This explanation feels kind of forced and doesn't match up with what Anna saw. It makes it hard for me to buy into Anna forgiving Marnie when it feels like Marnie didn't own up to what she did.

■Also, I'm having a hard time getting into Anna's character and her friendship with Marnie. Anna's portrayed as this sad and lonely girl, which I get, but her connection with Marnie leaves me questioning things. Marnie acts mysterious and does some things that doesn't quite add up, making me wonder if she's being genuine with Anna. The uncertainty about Marnie's true intentions makes it difficult for me to fully buy into their friendship, as I'm left second-guessing what's really going on between them.

(■Satu hal yang agak menggangguku adalah cara penyampaian tema pengampunan di dalam cerita, terutama ketika menyangkut apa yang dilakukan Marnie terhadap Anna. Pada satu titik, sepertinya Marnie menyakiti Anna, yang tentu saja membuat Anna kesal dan bingung. Namun kemudian, ketika Anna bertanya kepada orang lain tentang hal itu, dia diberitahu bahwa Marnie tidak bertanggung jawab karena dia diduga pingsan. Penjelasan ini terasa dipaksakan dan tidak sesuai dengan apa yang Anna lihat. Sulit buat aku untuk menerima Anna yang memaafkan Marnie ketika Marnie ditunjukkan tidak mengakui perbuatannya.

■ Selain itu, aku kesulitan memahami karakter Anna dan persahabatannya dengan Marnie. Anna digambarkan sebagai gadis yang sedih dan kesepian, sesuatu yang bisa aku pahami, tetapi hubungannya dengan Marnie membuat aku mempertanyakan banyak hal. Marnie bertingkah misterius dan melakukan beberapa hal yang tidak sesuai, yang membuatku bertanya-tanya apakah dia tulus terhadap Anna. Ketidakpastian mengenai niat sebenarnya Marnie ini menyulitkanku untuk menerima sepenuhnya persahabatan mereka, karena aku terus menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka.)


CONCLUSION

When Marnie Was There takes us on an exciting journey exploring themes like friendship, self-discovery, and forgiveness. The detailed setting and exciting plot immerse us in a world full of mystery and nostalgia. The strong friendship between Anna and Marnie shows how powerful companionship can be. However, some parts of the book, like how forgiveness is shown and the mystery around Marnie, might not be as satisfying. Still, overall, the book leaves a lasting impression with its touching story.

(When Marnie Was There membawa kita pada perjalanan mengasyikkan menjelajahi tema-tema seperti persahabatan, penemuan diri, dan pengampunan. Setting yang detail dan plot yang menarik membawa kita ke dunia yang penuh misteri dan nostalgia. Persahabatan yang kuat antara Anna dan Marnie menunjukkan betapa kuatnya persahabatan. Namun, beberapa bagian dari buku ini, seperti bagaimana pengampunan ditampilkan dan misteri seputar Marnie, mungkin kurang memuaskan. Meski begitu, secara keseluruhan, buku ini meninggalkan kesan mendalam dengan kisahnya yang menyentuh.)


0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.