The Lost and Found Bookshop by Susan Wiggs is a contemporary novel set in San Francisco. It follows the journey of Natalie Harper, a woman who experiences a series of life-altering events. After losing her mother and her boyfriend in a tragic plane crash, Natalie is left to pick up the pieces of her life. She returns to her family's old building, which houses her mother's bookstore and their apartment, only to find the bookstore struggling financially and her grandfather's health declining due to Alzheimer's.
The bookshop becomes a central focus of the story, representing not only a place of business but also a connection to the past, family memories, and hidden treasures. As Natalie navigates the challenges of managing the bookstore and caring for her grandfather, she discovers the importance of finding her own happiness and purpose.
(The Lost and Found Bookshop oleh Susan Wiggs adalah novel kontemporer berlatar San Francisco. Novel ini menceritakan perjalanan Natalie Harper, seorang wanita yang mengalami serangkaian peristiwa yang mengubah hidupnya. Setelah kehilangan ibu dan pacarnya dalam kecelakaan pesawat yang tragis, Natalie harus melanjutkan hidupnya. Dia kembali ke gedung lama milik keluarganya, tempat toko buku ibunya dan apartemen mereka, dan menemukan toko buku tersebut sedang berjuang secara finansial dan kesehatan kakeknya menurun karena penyakit Alzheimer.
Toko buku yang menjadi fokus utama cerita, mewakili tidak hanya tempat bisnis tetapi juga hubungan dengan masa lalu, kenangan keluarga, dan harta karun. Saat Natalie menghadapi tantangan dalam mengelola toko buku dan merawat kakeknya, dia menyadari pentingnya menemukan kebahagiaan dan tujuan hidupnya sendiri.)
BOOK INFORMATION
Title : The Lost and Found Bookshop
Author : Susan Wiggs
Publisher : Harper Audio
Language : English
Length : 12 hours 20 minutes
Released : July 7, 2020
Read : August 21-27, 2023
GR Rating : 3.93
My rating : 3.00
BOOK REVIEW
The Lost and Found Bookshop by Susan Wiggs delves into the complexities of family relationships, the profound impact of grief and loss, and the transformative power of finding hope in unexpected corners of life. Set against the backdrop of a charming San Francisco bookshop, this novel weaves together the threads of interconnected lives, emphasizing the significance of bonds that bridge generations.
Natalie Harper's upbringing in a non-traditional family, with her single mother, her grandfather, and his Chinese girlfriend, lends a unique perspective to her views on relationships. The exploration of her family dynamics adds depth to the narrative, as it reveals how the absence of a stable father figure shapes her understanding of trust, commitment, and the challenges that come with forming meaningful connections.
Amidst themes of grief, loss, and healing, the book doesn't shy away from the emotional impact of tragedy. Natalie's journey in navigating these emotions is a poignant reminder of the resilience of the human spirit and the ability to find hope even in the darkest moments.
The bookshop itself emerges as a central character, acting as a sanctuary for both the characters and the readers. It serves as a hub for community, a place of escape and exploration, and a reflection of the themes of friendship, support, and belonging. Through the interactions of the characters within its walls, the book beautifully illustrates how the connections formed in unexpected places can be sources of immense comfort and growth.
Embracing change and shouldering new responsibilities are also pivotal aspects of Natalie's journey. As she grapples with the challenges of reviving her family's struggling bookstore, she learns to embrace change and discovers the joy that can be found in unexpected places.
Books themselves play a profound role in shaping the characters' experiences. Natalie's connection to the written word and her passion for the bookstore underscores how literature has the ability to connect individuals across generations. The interweaving of past and present through books mirrors the complex web of relationships that contribute to the characters' personal growth.
(The Lost and Found Bookshop oleh Susan Wiggs menggali kompleksitas hubungan keluarga, dampak mendalam dari kesedihan dan kehilangan, serta kekuatan transformatif dalam menemukan harapan di sudut-sudut kehidupan yang tak terduga. Berlatar belakang toko buku San Francisco, novel ini menekankan pentingnya ikatan yang menjembatani antar generasi.
Latar belakang Natalie Harper dari keluarga non-tradisional, dengan ibu tunggal, kakeknya, dan pacar kakeknya wanita Tionghoa, memberikan perspektif unik pada pandangannya tentang hubungan. Eksplorasi dinamika keluarganya menambah kedalaman narasi, karena mengungkapkan bagaimana tidak adanya figur ayah membentuk pemahamannya tentang kepercayaan, komitmen, dan tantangan yang muncul dalam membentuk hubungan yang bermakna.
Di tengah tema kesedihan, kehilangan, dan penyembuhan, buku ini tidak menghindar dari dampak emosional dari tragedi tersebut. Perjalanan Natalie dalam menjelajahi berbagai emosi merupakan pengingat yang menyentuh akan ketahanan jiwa manusia dan kemampuan untuk menemukan harapan bahkan di saat-saat tergelap sekalipun.
Toko buku ini sendiri muncul sebagai tokoh sentral, yang bertindak sebagai tempat perlindungan bagi tokoh dan pembacanya. Tempat ini berfungsi sebagai wadah komunitas, tempat pelarian dan eksplorasi, dan cerminan tema persahabatan, dukungan, dan rasa memiliki. Melalui interaksi karakter-karakter di dalamnya, buku ini dengan indah menggambarkan bagaimana hubungan yang terbentuk di tempat-tempat tak terduga dapat menjadi sumber kenyamanan dan pertumbuhan yang luar biasa.
Menerima perubahan dan memikul tanggung jawab baru juga merupakan aspek penting dalam perjalanan Natalie. Saat dia berjuang dengan tantangan untuk menghidupkan kembali toko buku keluarganya yang sedang mengalami kesulitan, dia belajar menerima perubahan dan menemukan kegembiraan yang bisa ditemukan di tempat tak terduga.
Buku sendiri memainkan peran penting dalam membentuk pengalaman karakter. Hubungan Natalie dengan kata-kata tertulis dan kecintaannya terhadap toko buku menunjukkan bagaimana sastra memiliki kemampuan untuk menghubungkan individu lintas generasi. Jalinan masa lalu dan masa kini melalui buku mencerminkan jaringan hubungan kompleks yang berkontribusi pada pertumbuhan pribadi karakter.)
THE STRENGTHS
■Audiobook: The audiobook's soothing and calming quality, brought to life by Emily Rankin's narration, ensures that the over 12-hour audiobook remains engaging throughout. Rankin's ability to infuse distinct tones for different characters, from Natalie to Grandy and Dorothy, enhances the immersive experience. Her narration becomes a comforting companion that elevates the storytelling to new heights.
■Bookish references: The book's exploration of books, bookshops, and the joys of reading resonates deeply with readers' book-loving heart. The portrayal of local bookshops' struggles, particularly their financial challenges and competition with larger, online counterparts, mirrors the real-world hurdles faced by these havens of literature.
■Generational bonds: The novel's exploration of family bonds across generations is a poignant theme. The way wisdom is passed down through generations, the healing power of familial relationships, and the journey of rediscovering one's roots all contribute to the book's emotional depth.
(■Audiobook: Kesan audiobook yang menyejukkan dan menenangkan, dihidupkan oleh narasi Emily Rankin, membuat audiobook berdurasi lebih dari 12 jam ini tetap menarik hingga akhir. Kemampuan Rankin untuk memberikan nada berbeda untuk karakter berbeda, dari Natalie hingga Grandy dan Dorothy, memberikan pengalaman mendengarkan yang mendalam.
■Referensi terkait buku: Eksplorasi buku tentang buku, toko buku, dan kegembiraan membaca sangat cocok dengan pembaca yang mencintai buku. Gambaran perjuangan toko-toko buku lokal, khususnya tantangan keuangan dan persaingan dengan toko-toko buku online yang lebih besar, mencerminkan tantangan nyata yang dihadapi oleh toko-toko buku ini.
■Ikatan antar generasi: Eksplorasi novel tentang ikatan keluarga lintas generasi adalah tema yang menyentuh hati. Cara bagaimana pengalaman hidup diturunkan dari generasi ke generasi, kekuatan penyembuhan dari hubungan kekeluargaan, dan perjalanan menemukan kembali asal usul seseorang, semuanya berkontribusi pada kedalaman emosional buku ini.)
THE DRAWBACKS
■Romantic subplots and love triangle: While the book boasts a multitude of captivating themes, the romantic subplots, particularly the employment of a love triangle trope, didn't align with my preferences. The introduction of this trope, along with the subsequent elimination of one of the love interests, felt less appealing.
■Unrealistic elements: The book's additions of historical artifacts and hidden treasures added an interesting layer to the narrative. However, the way to reveal these discoveries felt unrealistic. The presence of a multitude of valuable treasures within the same setting might have stretched believability and felt too sudden.
■Pacing and excessive detail: The pacing of the novel, especially in the initial sections, appears to have been a stumbling block for me. The sensation of dragging in the beginning and the inclusion of excessive backstory or details about side characters might have caused the narrative to lose momentum.
(■Subplot romance dan cinta segitiga: Meskipun buku ini punya banyak tema menarik, subplot romance, terutama penggunaan trope cinta segitiga, kurang cocok dengan aku. Pengenalan trope ini, hingga eliminasi salah satu love interest, terasa kurang sreg.
■Elemen yang tidak realistis: Peninggalan bersejarah dan harta karun dalam buku ini menjadi tambahan yang menarik. Namun, cara mengungkap penemuan tersebut rasanya kurang realistis. Kehadiran banyak harta karun berharga dalam lokasi yang sama terasa kurang meyakinkan dan terasa tiba-tiba.
■Pacing dan detail yang banyak: Pacing lambat dari novel, terutama di bagian awal, merupakan sebuah hambatan buat aku. Kesan berlarut-larut di awal dan masuknya backstory atau detail karakter sampingan yang berlebihan menyebabkan narasi kehilangan momentum.)
CONCLUSION
The Lost and Found Bookshop by Susan Wiggs offers an exploration of family dynamics, the healing power of relationships, and the enduring joy of reading. Narrated by the calming voice of Emily Rankin, the audiobook draws listeners into a world where bookish references and the struggles of local bookstores come to life. Through Natalie's journey, the novel delves into the significance of family bonds across generations, showcasing the passing down of wisdom and the process of rediscovering one's roots. However, the story isn't without its drawbacks. The romantic subplot, utilizing a love triangle trope, may not resonate with all readers, and some might find the uncovering of valuable treasures and artifacts a bit unrealistic. Additionally, pacing issues in the beginning may test one's patience. Yet, the heart of the tale lies in its portrayal of the bookshop as a hub for community, healing, and exploration. As Natalie navigates unexpected changes and embraces newfound responsibilities, the novel emphasizes the importance of finding joy in unexpected places.
(The Lost and Found Bookshop oleh Susan Wiggs memberikan eksplorasi dinamika keluarga, kekuatan penyembuhan dari hubungan, dan kegembiraan dari kegiatan membaca. Diceritakan oleh narator Emily Rankin dengan suara yang menenangkan, audiobook ini menarik pendengar ke dunia di mana referensi terkait buku dan perjuangan toko buku lokal menjadi nyata. Melalui perjalanan Natalie, novel ini menggali pentingnya ikatan keluarga lintas generasi, menampilkan pewarisan kebijaksanaan dan proses menemukan kembali asal usul seseorang. Namun, cerita ini bukannya tanpa kekurangan. Subplot romance, yang menggunakan trope cinta segitiga, mungkin tidak disukai semua pembaca, dan pengungkapan harta karun dan artefak berharga agak kurang realistis. Selain itu, pacing yang berjalan di awal terasa cukup lambat. Namun, inti dari kisahnya terletak pada penggambaran toko buku sebagai wadah komunitas, penyembuhan, dan eksplorasi. Saat Natalie menjelajahi perubahan tak terduga dan memikul tanggung jawab baru, novel ini menekankan pentingnya menemukan kegembiraan di tempat tak terduga.)
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.