Setiap orang tentu sudah dan sedang melewati fase
kehidupan yang berbeda-beda. Saya sendiri sudah melewati beberapa fase dalam
kehidupan yang membuat saya menentukan apa saja yang ingin saya lakukan dan
yang ingin saya capai, termasuk keinginan mengenakan hijab.
Bertahun-tahun yang lalu saya bukanlah anak perempuan
yang suka pakai hijab. Saya yang gampang kegerahan tentu menganggap hijab
sebagai sesuatu yang membuat gerah. Ketika saya sampai di satu fase baru dimana
saya ‘harus’ mengenakan hijab, saya hanya ikut saja, tanpa memiliki satu tujuan
mengenakannya. Malah saya sempat kehilangan kepercayaan diri karena saya
gampang gerah dan berkeringat saat itu. Sementara teman-teman saya yang lain
yang juga berhijab, terlihat biasa saja.
Dari waktu ke waktu, saya mengenakan hijab tanpa
memiliki tujuan, hanya menuruti ‘kewajiban’ yang bagi saya sama sekali tidak
mengena di hati saya. Tahu kan rasanya saat kita melakukan sesuatu tanpa
mengetahui makna dan tanpa punya tujuan melakukannya? Seperti itulah masa
remaja saya.
Namun, saya terus mengamati sekeliling saya dan tetap
menjalani kehidupan normal sebagai remaja pada umumnya, meski saya masih ‘blank’.
Hingga saya mencapai satu titik lain dimana saya memutuskan untuk benar-benar
mengenakan hijab, dan menjadikan hijab sebagai bagian hidup saya.
Karena saya anak pertama, maka tentu saja contoh
hijab satu-satunya di rumah hanyalah ibu saya yang beraliran hijab instan. Saya
tidak sepenuhnya suka mengenakan hijab ini karena bentuk muka saya ini terlalu
pemilih, sehingga pengamatan saya mengenai hijab terus berlanjut sehingga saya menemukan
cara bagaimana mengenakan hijab yang nyaman, tidak gerah dan sesuai keinginan
yang tentu berbeda dari gaya ibu saya.
Beberapa cara saya mengenakan hijab dengan nyaman hingga
saat ini adalah sebagai berikut :
1. Mengikat
Ikat rambut agar rapi dan tidak terlalu kencang agar
tidak sakit kepala. Adik saya pakai stocking bekas yang sudah bolong yang
dijadikan sebagai pengikat rambut yang menurut saya patut diberi hastag
lifehack, hihi.
2. Tidak keramas
Saya berusaha untuk tidak keramas sebelum pakai
hijab, karena saya tidak akan mengeringkan rambut pakai pengering rambut melainkan
secara alami. Maka demi kenyamanan dan kesehatan rambut saya, saya tidak akan
keramas kalau saya akan keluar rumah. Kalaupun terpaksa saya harus keramas,
maka saya berusaha mengeringkan rambut dan tidak mengikatnya terlalu kuat.
2. Under cap
Menggunakan under cap atau dalaman hijab yang
berfungsi melindungi rambut agar tidak keluar dan berantakan, sehingga tampilan
hijab saya rapi atau dalam bahasa Inggris : tidak mowol mowol.
3. Mengunci
Pakai peniti atau jarum pentul atau tidak sama
sekali. Pastikan kita mengunci hijab kita dengan baik sehingga kita tidak
berulang kali memperbaiki hijab terutama saat meeting dan acara penting lainnya
yang tentu saja membuat kita tidak fokus. Sejujurnya sampai hari ini saya tidak
bisa pakai jarum pentul, sehingga sudah bisa ditebak bahwa saya adalah aliran
peniti gemas.
4. Pilih yang nyaman
Tidak ada peraturan benar-salah untuk menggunakan
hijab berdasarkan warna kulit, bentuk muka dan lain sebagainya. Se-nyaman-nya
kita saja. Kita bisa pilih berbagai warna, jenis dan bahan hijab yang paling
nyaman kita pakai sehari-hari. Memang butuh waktu untuk mencoba-coba berbagai
hijab yang nyaman kita pakai.
a. Hijab instan atau hijab tidak instan
Yang manapun bisa dipilih. Hijab instan lebih cepat
dan praktis digunakan, namun buat saya tidak semua hijab instan cocok dengan
muka saya. Sedangkan hijab tidak instan (entah ini sebutannya apa) modelnya
bisa dibuat sesuai keinginan pemakainya, bisa disesuaikan bentuk muka dan
pakaian serta make-up yang dikenakan, namun butuh waktu lebih lama untuk
menggunakannya.
b. Warna
Kita juga pastinya punya warna-warna tertentu yang
bisa membuat kita nyaman. Seperti contohnya, saya tidak nyaman mengenakan
pakaian atau hijab warna kuning dan putih karena membuat warna kulit saya terlihat
buluk seperti belum mandi.
c. Bahan
Untuk bahan, saya lebih suka bahan yang menyerap
keringat dan mudah dibentuk, saya menghindari hijab dari bahan yang licin,
mengkilap dan bersifat panas karena saya sangat mudah kegerahan yang pastinya
membuat saya tidak nyaman kalau sudah kegerahan dan hijab miring-miring tidak
karuan.
5. Melihat referensi
Ketika kita blank sama sekali tidak mengetahui harus
pakai hijab seperti apa, kita bisa melihat contoh hijab yang dipakai oleh
selebriti atau vlogger. Namun kadang satu model hijab yang terlihat bagus di
orang lain, bisa terasa tidak nyaman saat kita pakai. Bahkan ada satu waktu
beberapa hijab yang saya beli ternyata tidak nyaman saya pakai, namun waktu
dipakai ibu saya jadi pas. Sehingga kembali lagi pada point sebelumnya, pilih
yang nyaman dari semua referensi yang didapat.
6. Punya beberapa hijab dengan warna berbeda-beda
Terutama yang sesuai dengan pakaian yang kita miliki.
Warna-warna netral seperti hitam, putih, dan abu-abu bisa bisa dengan mudah
digabungkan dengan berbagai warna pakaian dan berbagai motif. Tidak menutup
kemungkinan kita bisa menggunakan hijab dengan warna bersebrangan dengan pakaian
yang kita gunakan. Menurut saya mengenakan pakaian tidak ada benar dan salah
dalam menggabungkan warna pakaian.
Bagi yang sama sekali tidak tahu harus beli hijab
yang bagaimana, beli yang polos terlebih dahulu, karena akan cocok dengan
pakaian polos maupun bermotif, dan juga bersifat netral untuk semua jenis
wajah.
Menurut pengalaman saya pribadi, ada motif-motif
tertentu juga yang sepertinya tidak ditakdirkan untuk saya pakai, seperti motif
macan, motif zebra dan motif garang lainnya.
7. Pakai aksesoris jika diperlukan
Mengenakan pin atau aksesoris hijab juga bisa
dijadikan pilihan saat kita mengenakan hijab yang polos. Namun bagi saya yang
pelupa, saya memilih untuk tidak mengenakannya daripada saya meninggalkannya
saat wudhu atau saat selesai sholat dan lupa sampai keesokan harinya. Biasanya
aksesoris hanya saya pakai kalau ada acara seperti wisuda.
8. Ingat kembali tujuan pakai hijab
Mengingat kembali tujuan kita mengenakan hijab akan
memberikan panduan pada kita jenis dan model hijab apa yang bisa kita gunakan.
Saya sendiri melewati fase berbeda dalam mengenakan hijab dari saya remaja
hingga sekarang, yang semuanya mempengaruhi gaya hijab saya dari waktu ke
waktu. Cara saya mengenakan hijab waktu sekolah tentu sudah jauh berbeda dari
yang sekarang saya pakai. Ketika waktu sekolah saya mengenakan hijab karena
‘disuruh’, saya pakai yang disediakan meskipun beberapa jenis tidak nyaman saya
gunakan. Sedangkan saat ini, saya mengenakan hijab karena keinginan saya
sendiri, sehingga saya berusaha mengenakan yang terbaik dan ternyaman yang bisa
saya dapat.
Setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk menyayangi dirinya sendiri.
Bagi saya pribadi, mengenakan hijab bukan lagi sebuah
kewajiban atau sesuatu yang mengikat dan membatasi saya. Saya tetaplah saya
yang sama, kemampuan saya saat pakai hijab tetap sama dengan saya yang tidak
pakai hijab. Mengenakan hijab adalah salah satu cara saya untuk menyayangi diri
sendiri dengan cara melindunginya.
Tubuh yang sudah dipilih untuk bersama saya selama 20
tahun lebih ini terus bekerja keras melindungi saya, melakukan berbagai hal
bersama saya. Maka, salah satu cara untuk berterima kasih dan menyayanginya
adalah dengan melindunginya. Salah satu perlindungan itu adalah dengan hijab.
Maka saya tidak lagi menganggap hijab sebagai sesuatu yang dipaksakan dan bukan
juga sesuatu yang mengerikan hanya karena sekelompok orang berhijab melakukan
perbuatan tidak baik, bukan juga sarana untuk menjadikan diri sendiri merasa
lebih baik dari orang lain.
Nah bagaimana menurut kalian? Punya kisah sendiri
tentang hijab atau punya tips pakai hijab yang nyaman dan asik? Share di kolom
komentar di bawah ini ya. Jika mengalami masalah seputar kolom komentar, bisa
mengirimkan pesan lewat halaman Contact.
0 Comments
Please comment using Google Account or URL blog, so that I could visit your blog next time