The Gingerbread Witch by Alexandra Overy | Book Review



The Gingerbread Witch is a fantasy book for middle-grade readers about Maud, a young witch made from magical gingerbread by Mother Agatha. It combines classic fairy tales like Hansel and Gretel and Little Red Riding Hood. After witch hunters push Mother Agatha into an oven, Maud sets off on a dangerous journey into the Shadelands to get the First Witch's spellbook. On her adventure, she meets witch hunters, makes friends with magical creatures, and learns about the struggle between good and evil.

(The Gingerbread Witch adalah buku fantasi untuk pembaca middle-grade tentang Maud, seorang penyihir yang terbuat dari roti jahe ajaib oleh Mother Agatha. Kisah ini memadukan dongeng klasik seperti Hansel dan Gretel dan Little Red Riding Hood. Setelah para witch hunter memasukkan Mother Agatha ke dalam oven, Maud memulai perjalanan berbahaya ke Shadelands untuk mendapatkan buku mantra First Witch. Dalam petualangannya, dia bertemu dengan para witch hunter, berteman dengan makhluk-makhluk ajaib, dan belajar tentang pertarungan antara kebaikan dan kejahatan.)


BOOK REVIEW

The Gingerbread Witch by Alexandra Overy follows Maud, a character on a journey to understand herself. Being made of gingerbread, Maud struggles with her unique identity, which shows the importance of accepting and understanding oneself. Throughout the story, we see Maud grow as she deals with the challenges of being different, and makes her a character we can relate to and root for.

Maud's relationships with her gingerbread companions, like Nuss the squirrel and Grim the three-legged wolf, show the value of loyalty and sticking together.

The introduction of witch hunters allows the story to explore themes of prejudice and misunderstanding. Maud's interactions with the Wolves, including well-known characters like Hansel and Gretel, offer a fresh perspective on stereotypes and finding common ground. This makes us think more deeply about the complexities of characters and the blurred lines between good and evil.

At the heart of the story is Maud's brave journey to bring back her mentor and face the dangers of the Shadelands. This theme of courage and determination inspires us to face challenges and keep going, no matter what.

(The Gingerbread Witch oleh Alexandra Overy menceritakan kisah Maud, seorang karakter dalam perjalanan untuk memahami dirinya sendiri. Terbuat dari roti jahe, Maud berjuang dengan identitas uniknya, yang menunjukkan pentingnya menerima dan memahami diri sendiri. Sepanjang cerita, kita melihat Maud tumbuh saat dia menghadapi tantangan dalam menjadi berbeda, yang menjadikannya karakter yang dapat kita pahami dan dukung.

Hubungan Maud dengan teman-teman kue jahenya, seperti Nuss si tupai dan Grim si serigala berkaki tiga, menunjukkan nilai kesetiaan dan kekompakan.

Kemunculan para witch hunter diperkenalkan memungkinkan cerita ini mengeksplorasi tema prasangka dan kesalahpahaman. Interaksi Maud dengan the Wolves, termasuk karakter terkenal seperti Hansel dan Gretel, menawarkan perspektif segar tentang stereotip dan menemukan titik temu. Hal ini membuat kitq berpikir lebih dalam tentang kompleksitas karakter dan kaburnya garis antara kebaikan dan kejahatan.

Inti cerita ini adalah perjalanan Maud yang berani untuk mengembalikan mentornya dan menghadapi bahaya di Shadelands. Tema keberanian dan tekad ini menginspirasi kitq untuk mengatasi tantangan dan terus maju, apa pun yang terjadi.)


THE FAVORITES

■The Gingerbread Witch by Alexandra Overy takes place in a magical world full of gingerbread wonders, spellbooks, and fantastical adventures. From enchanted gingerbread creatures to the mystical journey through the Shadelands, the book's whimsical setting adds a magical touch to the story.

■One of the coolest things about the book is how it flips classic fairy tales. By putting new spins on old favorites like Hansel and Gretel and Little Red Riding Hood, Overy gives readers a fresh and imaginative look at familiar stories. These unexpected twists and turns keep readers interested and excited. Mixing classic tales with new ideas makes the book a fun and refreshing read.

■A really interesting part of the story is how it blurs the lines between good and evil. The interactions between witches and witch hunters make the story more complex, which challenge our usual ideas of who's good and who's bad. This makes us think about stereotypes and the complicated reasons behind characters' actions.

(■The Gingerbread Witch oleh Alexandra Overy berlatar di dunia magis yang penuh dengan keajaiban kue jahe, buku mantra, dan petualangan fantastik. Dari makhluk kue jahe yang ajaib hingga perjalanan melalui Shadelands, latar unik buku ini menambahkan sentuhan menghibur pada cerita.

■Salah satu hal paling keren tentang buku ini adalah bagaimana buku ini mengubah dongeng klasik menjadi jauh berbeda dari aslinya. Dengan memberikan sentuhan baru pada kisah lama seperti Hansel dan Gretel dan Little Red Riding Hood, Overy memberi pembaca pandangan segar dan imajinatif tentang cerita-cerita yang sudah dikenal ini. Liku-liku tak terduga ini membuat pembaca terpikat dan bersemangat. Memadukan kisah-kisah klasik dengan ide-ide baru menjadikan buku ini bacaan yang menyenangkan dan menyegarkan.

■Bagian yang sangat menarik dari cerita ini adalah bagaimana cerita ini mengaburkan batas antara kebaikan dan kejahatan. Interaksi antara penyihir dan pemburu penyihir membuat cerita menjadi lebih kompleks, menantang gagasan kita tentang siapa yang baik dan siapa yang jahat. Hal ini membuat kita berpikir tentang stereotip dan alasan rumit di balik tindakan karakter.)


THE DRAWBACKS

■I noticed that the story's speed changed throughout. It started off slow when new characters were introduced and at the beginning of Maud's journey. But then it picked up speed during the exciting battle scenes or important parts of the story.

■The way Alexandra Overy writes might not be for everyone. I found myself reading the book slower than other middle-grade books I've read before. The writing style and how the story is told might be a bit more complicated or need more focus to understand.

(■Menurutku kecepatan cerita berubah sepanjang waktu. Kisah ini dimulai dengan lambat ketika karakter baru diperkenalkan dan di awal perjalanan Maud. Namun kemudian kecepatannya meningkat selama adegan pertempuran seru atau bagian penting cerita.

■Cara Alexandra Overy menulis mungkin tidak cocok untuk semua orang. Aku mendapati membaca buku itu lebih lambat dibandingkan buku middle-grade lain yang pernah aku baca sebelumnya. Gaya penulisan dan cara penyampaian cerita mungkin sedikit lebih rumit atau memerlukan lebih banyak fokus untuk memahaminya.)


CONCLUSION

The Gingerbread Witch by Alexandra Overy takes you to a magical world full of gingerbread wonders, where the classic fairy tales we know get a cool twist. It's like Hansel and Gretel and Little Red Riding Hood got a remix! The story dives into some deep topics about good and evil, especially with the witches and witch hunters. But, the beginning is a bit slow when new characters show up, and things speed up during the action scenes. Also, the writing style might make you take your time reading it.

(The Gingerbread Witch karya Alexandra Overy membawa kita ke dunia ajaib yang penuh dengan keajaiban roti jahe, tempat dongeng klasik yang kita kenal mendapatkan sentuhan keren. Seperti Hansel and Gretel dan Little Red Riding Hood remix! Kisah ini menyelami beberapa hal mendalam tentang kebaikan dan kejahatan, terutama dengan para penyihir dan pemburu penyihir. Namun, permulaannya agak lambat ketika karakter baru muncul, dan segalanya menjadi lebih cepat selama adegan aksi. Selain itu, gaya penulisannya mungkin membutuhkan waktu lebih untuk membacanya.)

0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.