True Mothers by Mizuki Tsujimura | Book Review

 


True Mothers (also known as Asa ga Kuru in Japanese) by Mizuki Tsujimura really sticks with people who read it. It's about families, adoption, teenage pregnancy, and the difficulties faced both by the adopted and birth mothers. You can really get into the characters' heads and feel what they're feeling as you read.

(True Mothers (juga dikenal sebagai Asa ga Kuru dalam bahasa Jepang) karya Mizuki Tsujimura sangat melekat pada orang yang membacanya. Kisah ini tentang keluarga, adopsi, kehamilan remaja, dan kesulitan yang dihadapi baik oleh ibu angkat maupun ibu kandung. Kita benar-benar dapat memahami pikiran para karakter dan merasakan apa yang mereka rasakan saat kita membacanya.)

 

BOOK INFORMATION

Title                     : True Mothers

Japanese Title      : 朝が来る

Author                 : Mizuki Tsujimura

Translator            : Mega Dian P.

Language             : Indonesian

Length                  : 444 pages

Released               : February 2023 

Read                     : July 31 - August 1, 2023

GR Rating            : 3.74

My rating             : 4.50

Where to buy      : Penerbit Haru Official Store 

 

BOOK REVIEW

In True Mothers, Mizuki Tsujimura tells a touching story about what it means to be a mother and the special love between mothers and their children. The book dives into adoption and how it makes birth moms and adoptive mothers feel, making you think about what makes a family and what it takes to be a parent.

The main idea of the story is about being a mother and dealing with the ups and downs of raising kids. Tsujimura shows how strong the connection between mothers and their kids can be, even if they're not biologically related. The journey of Satoko and Hikari, the two main characters, shows how being a mother isn't always easy, but it helps them grow and learn along the way.

Set in Japan, the book tackles how society looks down on unmarried mothers, often treating them badly and pushing them away. It also shows how married couples sometimes feel pressured to have kids, and how it feels if they don't meet that expectation. Through Satoko's story, the book talks about how society expects women to be both perfect wives and mothers, to have kids immediately while they're young.

Love is an important topic throughout the story, showing that the bond between a mother and her kid goes beyond just being related by blood. Tsujimura makes it clear that love and closeness can happen between anyone, even if they're not biologically family. This sheds light on adoption and all the strong feelings that come with it.

True Mothers shows how crucial it is to communicate openly to maintain healthy relationships. The book reveals what happens when people don't understand each other or lack of communication. Satoko and Hikari deal with a lot of pressure from themselves and society, which highlights why it's so important to communicate openly to handle tough situations in life.

True Mothers dives into how being a parenting style can really affect children, especially in Hikari's family. Even though Hikari's parents were teachers, they never talked to their kids about relationships or sex education, instead they make those topics taboo and avoid any discussion. Because of this, Hikari and her sister uninformed and ended up facing big consequences, like Hikari getting pregnant early.

The book also shows how strict parenting can affect children differently. Hikari's sister, Misaki, seemed fine on the outside, but she kept her true self and her relationship with her girlfriend a secret, showing how hard it was for her to be herself. Hikari, on the other hand, rebelled against her parents' rules, but they didn't try to understand her. Instead, she looked for love and respect from her boyfriend because she didn't get it at home. It's a strong reminder that families need to be open and supportive. Without that, children like Hikari might look for love and validation elsewhere, instead of getting it from their own family.

True Mothers shows why it's so important for teenagers to learn about their bodies and sexuality. Because Hikari's family never talked about these things, she didn't know much and ended up getting pregnant when she was just 14 years old. The book reminds us how not talking openly about reproduction and sexuality can leave teenagers like Hikari in the dark, making decisions that change their lives without knowing all the facts and consequences.

By sharing Hikari's story, the book tells us we need better sex education. Teenagers should have a safe space to learn accurate information about their bodies and relationships so they can make the best choices for themselves.

(Dalam True Mothers, Mizuki Tsujimura menceritakan kisah mengharukan tentang apa artinya menjadi seorang ibu dan cinta istimewa antara ibu dan anak-anaknya. Buku ini membahas tentang adopsi dan bagaimana perasaan ibu kandung dan ibu angkat, yang membuat kita berpikir tentang apa yang menciptakan sebuah keluarga dan apa yang diperlukan untuk menjadi orang tua.

Ide utama cerita ini adalah tentang menjadi seorang ibu dan menghadapi suka duka membesarkan anak. Tsujimura menunjukkan betapa kuatnya hubungan antara ibu dan anak-anak mereka, meskipun mereka tidak memiliki hubungan biologis. Perjalanan Satoko dan Hikari, dua karakter utamanya, menunjukkan bagaimana menjadi seorang ibu tidak selalu mudah, namun membantu mereka tumbuh dan belajar sepanjang prosesnya.

Berlatar di Jepang, buku ini membahas bagaimana masyarakat memandang rendah ibu yang belum menikah, sering kali memperlakukan mereka dengan buruk dan menjauhi mereka. Buku ini juga menunjukkan bagaimana pasangan suami istri terkadang merasa tertekan untuk memiliki anak, dan bagaimana rasanya jika mereka tidak memenuhi ekspektasi tersebut. Melalui kisah Satoko, buku ini bercerita tentang bagaimana masyarakat mengharapkan perempuan menjadi istri sekaligus ibu yang sempurna, dan untuk segera memiliki anak selagi masih muda.

Cinta adalah topik penting sepanjang cerita, yang menunjukkan bahwa ikatan antara seorang ibu dan anaknya lebih dari sekadar hubungan darah. Tsujimura menjelaskan bahwa cinta dan kedekatan bisa terjadi di antara siapa saja, meskipun mereka secara biologis bukan keluarga. Hal ini menyoroti adopsi dan semua perasaan kuat yang menyertainya.

True Mothers menunjukkan betapa pentingnya berkomunikasi secara terbuka untuk menjaga hubungan yang sehat. Buku ini mengungkapkan apa yang terjadi jika orang tidak memahami satu sama lain atau kurang komunikasi. Satoko dan Hikari menghadapi banyak tekanan dari diri mereka sendiri dan masyarakat, yang menyoroti mengapa sangat penting untuk berkomunikasi secara terbuka untuk menangani situasi sulit dalam hidup.

True Mothers mendalami bagaimana pola asuh orang tua benar-benar dapat mempengaruhi anak-anak, terutama di keluarga Hikari. Meskipun orang tua Hikari adalah guru, mereka tidak pernah berbicara dengan anak-anaknya tentang hubungan atau pendidikan seks, malah menjadikan topik tersebut tabu dan menghindari diskusi apa pun. Oleh karena itu, Hikari dan kakaknya kurang mendapat informasi dan akhirnya menghadapi konsekuensi yang besar, seperti Hikari yang hamil dini.

Buku ini juga menunjukkan bagaimana pola asuh yang ketat dapat mempengaruhi anak secara berbeda. Kakak perempuan Hikari, Misaki, tampak baik-baik saja dari luar, tapi dia merahasiakan jati dirinya dan hubungannya dengan pacar perempuannya, yang menunjukkan betapa sulitnya dia menjadi dirinya sendiri. Hikari, sebaliknya, memberontak terhadap peraturan orang tuanya, tetapi mereka tidak berusaha memahaminya. Sebaliknya, dia mencari cinta dan rasa hormat dari pacarnya karena dia tidak mendapatkannya di rumah. Ini adalah pengingat yang kuat bahwa keluarga harus terbuka dan saling mendukung. Tanpa itu, anak-anak seperti Hikari mungkin akan mencari cinta dan pengakuan di tempat lain, alih-alih mendapatkannya dari keluarganya sendiri.

True Mothers menunjukkan mengapa sangat penting bagi remaja untuk belajar tentang tubuh dan seksualitas mereka. Karena keluarga Hikari tidak pernah membicarakan hal ini, dia tidak tahu banyak dan akhirnya hamil ketika dia baru berusia 14 tahun. Buku ini mengingatkan kita bagaimana tidak berbicara secara terbuka tentang reproduksi dan seksualitas dapat membuat remaja seperti Hikari tidak tahu apa-apa, sehingga mengambil keputusan yang mengubah hidup mereka tanpa mengetahui semua fakta dan konsekuensinya.

Dengan membagikan kisah Hikari, buku ini memberi tahu kita bahwa kita memerlukan pendidikan seks yang lebih baik. Remaja harus memiliki ruang yang aman untuk mempelajari informasi akurat tentang tubuh dan hubungan mereka sehingga mereka dapat membuat pilihan terbaik untuk diri mereka sendiri.)

 

THINGS I LOVE

■ True Mothers talks about motherhood, adoption, love, loss, and identity. The way the author writes about these things hits you hard and sticks with you. I admire how she isn't afraid to dive into the tough parts of being human, making the story really powerful and touching.

■ One thing I love about True Mothers is how it tells the story. It follows two mothers, Satoko and Hikari, who are totally different. As you read, you start to wonder about what led Hikari to give her baby up for adoption. It keeps you guessing and wanting to know more.

■ What stands out to me about True Mothers is how it tackles tough issues like the social stigma unwed mothers face in Japan and society expectations for married couple. By shining a light on this, the book challenges what's considered normal by society.

■ In True Mothers, you get to see things from different angles, which helped me understand each character better. I got really into Satoko, Hikari, and everyone else's problems and decisions. Seeing things from different viewpoints made me realize that life isn't just good or bad, and people do things for all sorts of reasons.

■ Tsujimura is great at making characters feel real. In True Mothers, you feel their happiness and sadness, and you cheer for them when things go well and feel bad when they struggle. It made the story feel genuine, and I really cared about what happened to each character.

■ What I really liked about True Mothers is how the characters change and grow. Satoko, Hikari, and the others go through a lot during the book, and you see them become different people as they deal with their problems. Seeing their ups and downs made me feel like I was right there with them, going through life's twists and turns.

(■ True Mothers berbicara tentang peran ibu, adopsi, cinta, kehilangan, dan identitas. Cara penulis menulis tentang hal-hal ini membuat kita terpukul dan ceritanya terus kita ingat. Aku mengagumi bagaimana buku ini tidak takut untuk terjun ke bagian sulit menjadi manusia, yang membuat ceritanya sangat kuat dan menyentuh.

■ Satu hal yang saya sukai dari True Mothers adalah cara penyampaian kisahnya. Kisah ini mengikuti dua ibu, Satoko dan Hikari, yang sangat berbeda. Saat kita membaca, kita mulai bertanya-tanya tentang apa yang menyebabkan Hikari menyerahkan bayinya untuk diadopsi. Itu membuat kita terus menebak-nebak dan ingin tahu lebih banyak.

■ Hal yang menonjol tentang True Mothers adalah bagaimana True Mothers mengatasi masalah-masalah sulit seperti stigma sosial yang dihadapi ibu-ibu yang tidak menikah di Jepang dan ekspektasi masyarakat terhadap pasangan yang sudah menikah. Dengan menyoroti hal ini, buku ini menantang apa yang dianggap normal oleh masyarakat.

■ Dalam True Mothers, kita dapat melihat berbagai hal dari berbagai sudut pandang, yang membantu kita memahami setiap karakter dengan lebih baik. Aku jadi dapat benar-benar memahami masalah dan keputusan Satoko, Hikari, dan semua orang. Melihat berbagai hal dari sudut pandang yang berbeda membuat kita menyadari bahwa hidup tidak hanya baik atau buruk, dan orang-orang melakukan sesuatu karena berbagai alasan.

■ Tsujimura hebat dalam membuat karakternya terasa nyata. Dalam True Mothers, kita merasakan kebahagiaan dan kesedihan mereka, dan kita ikut senang mereka ketika segala sesuatunya berjalan baik dan merasa sedih ketika mereka mengalami kesulitan. Hal ini membuat ceritanya terasa asli, dan aku sangat peduli dengan apa yang terjadi pada setiap karakter.

■ Yang sangat aku sukai dari True Mothers adalah bagaimana karakternya berubah dan bertumbuh. Satoko, Hikari, dan yang lainnya melalui banyak hal sepanjang buku ini, dan kita melihat mereka menjadi orang yang berbeda saat menghadapi masalah mereka. Melihat suka duka mereka membuatku merasa seperti berada di sana bersama mereka, melewati liku-liku kehidupan.)

 

CONCLUSION

True Mothers by Mizuki Tsujimura is a story that makes you think about what it means to be a mother, adoption, and the pressure society puts on us. With strong characters and a great plot, it sticks with you and shows why it's important to be kind, talk openly, and understand each other in relationships. True Mothers reminds us how powerful a mother's love can be and leaves you thinking about all the feelings that come with it.

(True Mothers karya Mizuki Tsujimura adalah kisah yang membuat kita berpikir tentang apa artinya menjadi seorang ibu, adopsi, dan tekanan yang diberikan masyarakat kepada kita. Dengan karakter yang kuat dan plot yang bagus, buku ini melekat di benak kita dan menunjukkan mengapa penting bagi kita untuk bersikap baik, berbicara secara terbuka, dan memahami satu sama lain dalam suatu hubungan. True Mothers mengingatkan kita betapa kuatnya cinta seorang ibu dan membuat kita memikirkan semua perasaan yang menyertainya.)

0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.