Hai, aku balik lagi! Kali ini bukan bahas review buku, tapi kita bakal ngobrolin audiobook, yang mungkin udah jadi teman sehari-hari buat sebagian dari kalian. Ada yang lebih suka dengerin buku ketimbang baca? Atau jangan-jangan ada yang belum pernah nyobain sama sekali? Atau kalian pengen banget baca buku tapi jadwal padat banget? Oke, tenang, di post ini aku bakal bahas semua hal tentang audiobook, dari pengertian sampai plus-minusnya. Buat yang masih ragu, mungkin setelah ini kamu bakal kepo buat coba!
AUDIOBOOK ITU APA SIH?
Simpelnya gini: audiobook itu kayak punya personal storyteller yang bacain buku buat kamu. Bukan mata kamu yang bekerja buat baca buku, tapi telinga kamu yang aktif.
◾ Menurut Kamus Oxford :
an audiocassette or CD recording of
a reading of a book, typically a novel.
◾ Menurut Kamus Cambridge :
a recording, on a CD or made
available on the internet, of a book being read aloud:
Intinya, audiobook = buku versi audio yang bisa kamu dengarkan kapan aja, dimana aja!
SEJARAH SINGKAT AUDIOBOOK
Fun fact! Sejarah audiobook ini cukup menarik lho. Audiobook pertama kali muncul tahun 1930-an, awalnya dibuat oleh The American Foundation for the Blind buat membantu tuna netra khususnya korban Perang Dunia. Mulia banget kan tujuan awalnya? Nah, versi lengkapnya baru ada tahun 1935, yaitu rekaman novella Typhoon karya Joseph Conrad [1]. Bayangin, dulu masih piringan hitam, sekarang bisa streaming di mana aja. How cool is that?
6 ALASAN KENAPA AUDIOBOOK ITU GAME CHANGER
1. 🎯 Multitasking Level: Expert
Gak perlu duduk manis baca buku tebel, audiobook bisa kita dengarkan sambil ngapain aja.
✔ Olahraga sambil baca → Treadmill jadi less boring
✔ Masak sambil dengerin novel → Dapur jadi lebih aesthetic (somehow)
✔ Commuting sambil belajar → Perjalanan jadi productive time
✔ Beberes rumah sambil berpetualang → Housework feels like quest
Pro tip: Aku sering dengerin audiobook speed 1.5x, tapi kalau naratornya udah cepet (kayak I'm Glad My Mom Died), aku slow down ke 0.5x.
2. 🌍 Bikin Buku Lebih Terjangkau Buat Semua Orang
Audiobook tuh literally membuka akses baca untuk:
✔ Tuna netra → Obviously, ini memang tujuan awal
✔ Dyslexic readers → lebih gampang mencerna cerita lewat audio
✔ Orang dengan keterbatasan fisik → Ga perlu repot pegang buku
✔ Language learners → Listening skill langsung terasah
✔ Workaholics → Sibuk bukan excuse lagi
✔ Anak kos dan yang budget mepet→ lebih murah daripada beli buku fisik, apalagi kalau langganan bulanan.
✔ Lansia → Mata udah lelah, telinga masih oke
3. 🎭 Pengalaman "Membaca" yang Lebih Seru
Ini yang bikin audiobook kadang lebih seru dari baca biasa:
Narator profesional yang bisa:
✔ Bikin suara beda-beda untuk tiap karakter
✔ Ngasih intonasi yang pas buat setiap scene
✔ Bring characters to life literally, kayak dengerin drama radio, kayak Emily Woo Zeller di Charlie Thorne and the Last Equation.
Sound effects yang immersive:
✔ Audiobook Bambi ada suara hutan asli → Auto adem
✔ Some thriller audiobooks ada background music yang bikin merinding
Aksen authenticity:
✔ British accent buat setting London
✔ Southern drawl buat cerita dari Texas
✔ Bahkan aksen daerah buat buku lokal
4. 📚 Koleksi Makin Beragam
Sekarang tuh audiobook udah available dalam:
✔ Berbagai bahasa: dari Indonesia sampai Mandarin, bisa buat belajar sekaligus!
✔ Berbagai genre dan topik: mulai dari isu sosial, politik, sampe fantasi absurd ada semua
✔ Diverse narrators: beda latar belakang, beda budaya, beda gaya bacanya, jadi lebih relatable
✔ Various authors: Fresh perspectives from around the world
5. 💰 Wallet-Friendly (Surprisingly!)
✔ Audiobook subscription kayak Storytel/Scribd → One price, unlimited books
✔ Lebih murah daripada beli buku fisik satuan
✔ No storage cost → Ga perlu mikir beli rak buku baru
✔ Easy access → Cuma butuh smartphone
✔ Banyak promo dan diskon → sering ada cashback atau free trial buat new user
6. 😌 Self-Care Mode: Activated
Mendengarkan audiobook tuh surprisingly therapeutic:
✔ Perfect wind-down activity after long day
✔ Beberapa narator punya suara yang calming
✔ Escapism yang sehat
✔ Bisa bikin fokus & blocking noise, cocok buat yang gampang terdistraksi sama suara berisik
✔ Kadang malah bikin ngantuk (which can be good or bad, depending) (perfect buat yang susah tidur!)
TAPI ADA MINUSNYA JUGA SIH
1. 👀 Susah Fokus dan Gampang Kelewat Detail
Kadang, dengerin buku ternyata lebih sulit daripada baca tulisan. Kenapa?
❌ Gampang terdistraksi. Mind wandering is real. Kalau sambil nyetir atau kerja, bisa-bisa kelewat plot twist penting!
❌ No visual cues. Ga ada gambar, diagram, atau formatting
❌ Tergantung sama narator, kalau bacanya cepet atau nggak jelas, bisa-bisa malah bingung sendiri
Personal experience: Waktu dengerin Rebel of the Sands, banyak detail penting yang missed karena multitasking. Lesson learned! Akhirnya harus repeat berkali-kali.
2. 🎙️ Narrator Make or Break
Suara narator itu segalanya! Kalau cocok, seru banget. Kalau nggak? Bisa-bisa malah bikin sakit kepala.
❌ Aksen aneh atau bacanya kaku. Pernah denger audiobook yang naratornya kayak robot? No, thanks!
❌ Pengucapan bahasa asing yang salah, misalnya kata-kata Melayu dibaca kayak orang Inggris, jadi ngga natural banget.
❌ Karakter jadi flat. Kalau narator nggak bisa hidupin emosi tokoh, ceritanya jadi membosankan.
Contoh gagal: Waktu dengerin Queen of the Tiles, karakter utamanya terasa kaku banget, narrator baca kata Melayu dengan pronunciation Inggris. Membingungkan sekali bestie!
3. 👁️ No Visual Element
Buat yang suka coret-coret buku atau lihat ilustrasi, audiobook bisa bikin frustasi, karena:
❌ Nggak bisa lihat gambar/grafis. Kalau bukunya ada peta atau diagram, ya wasalam.
❌ Nggak bisa highlight atau catat. Meskipun ada fitur bookmark, tetep aja ngga senyaman baca fisik.
❌ Nggak ada feeling balik halaman. Kadang ngga kerasa udah sampai mana, bikin galau sendiri.
❌ Ga bisa quick scan atau flip back easily.
Solusi: Kadang aku baca buku fisik sambil dengerin audiobook (kayak pas baca Babel dan Vespertine), biar lebih immersive!
4. 📱 Tergantung Teknologi dan Sinyal
Audiobook tuh nggak bisa lepas dari gadget dan internet. Kalo lagi sial, bisa bete sendiri.
❌ Kalau sinyal jelek, audiobook putus-putus
❌ Baterai habis. Bayangin lagi seru-serunya, eh HP lowbat.
❌ Aplikasi error. Kadang tiba-tiba crash, terus harus cari lagi bagian terakhir yang kita denger.
Horror story: Waktu mudik, sinyal lemah → audiobook streaming stop di tengah jalan. Frustrating banget!
REKOMENDASI AUDIOBOOK BUAT PEMULA
Buat yang pengen coba audiobook (terutama bahasa Inggris), cek blog post aku sebelumnya ya! Ada rekomendasi audiobook enak buat newbie. Blog post ini bukan iklan storytel, tapi kalau kamu ingin coba-coba,
langganan Storytel bisa jadi opsi yang terjangkau.
Tips: Start dengan genre yang udah familiar, narrator yang pronunciation-nya jelas, dan jangan takut untuk menyesuaikan speed sesuai comfort level.
YOUR TURN!
Kalau kamu udah pernah coba audiobook atau pernah gagal dengerin audiobook, share dong pengalaman kamu di komen! Atau kalau ada rekomendasi audiobook bahasa Inggris yang beginner-friendly, I'm all ears! 👂
P.S.: This is not a sponsored post, tapi kalau mau coba, Storytel bisa jadi starting point yang affordable untuk explore audiobook world.
Happy listening, book lovers! 📖🎧
REFERENCE:
1. Kennedy, M. (2017, September 20). Unique copy of first full-length audio book found in Canada. The Guardian. https://www.theguardian.com/books/2016/nov/21/unique-copy-of-first-full-length-audio-book-found-in-canada
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.