[ Life Lesson ] Let Them Go




Bulan ini menjadi bulan paling sibuk sejak masuk tahun 2019. Saya mendapat beberapa pekerjaan yang datangnya bersamaan dan deadlinenya hampir bersamaan.  Salah satu proyek yang saya kerjakan adalah  proyek dari klien dengan revisinya yang mengingatkan saya pada masa kuliah.

Tahun lalu, saya sempat stress karena proyek ini. Saya jadi sakit setelah proyek ini selesai. Untuk itu, tahun ini saya mencoba membuat diri saya lebih tenang. Tenang mengerjakan desain dan tenang menghadapi apapun yang dikatakan oleh sang klien. Demi kesehatan mental dan fisik saya sendiri.

Sejauh ini proyek inilah yang tercepat yang saya kerjakan dibandingkan dengan proyek yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan saya dapat waktu luang untuk mempublish blog post yang harusnya saya publish minggu lalu di blog saya satunya. Meskipun ini bukan satu-satunya proyek bulan ini, namun saya rasa ini adalah pertanda saya bisa mengerjakan proyek-proyek selanjutnya dengan penuh kedamaian dalam diri saya.

Salah satu pelajaran penting dari proyek ini adalah saya harus merelakan semua hal negatif dalam diri saya untuk pergi jauh.

Bagaimana caranya?

1. Pikiran negatif tidak akan membantu, menyelesaikan atau membangun
Saya menyadarkan diri sendiri bahwa apapun reaksi yang saya berikan, klien tersebut tetap akan bersikap seperti itu, karena sudah dari sononya begitu. Jadi, daripada energi saya terkuras untuk overthinking, mengeluh, dan juga khawatir dengan banyaknya revisi yang akan diberikan, lebih baik saya tetap tenang dan mengerjakan pekerjaan dengan fokus.

Kekhawatiran, keluhan dan overthinking tidak akan menyelesaikan pekerjaan. Pekerjaan saya bisa selesai hanya kalau saya kerjakan, dia tidak akan mengerjakan dirinya sendiri, dia tidak akan pergi dari situ. Apapun reaksi yang saya berikan baik positif maupun negatif, pekerjaan itu akan tetap seperti itu. Saya tidak bisa mengurangi pekerjaan itu atau skip begitu saja, yang bisa saya lakukan adalah mengerjakannya dengan perasaan damai.

2. Mengganti perasaan negatif dengan perasaan positif
Agar saya bisa mengerjakan dengan perasaan yang ringan, saya tidak berusaha untuk meminta agar porsi pekerjaan saya dikurangi atau sejenisnya, yang saya bisa lakukan hanya mengubah reaksi saya terhadap pekerjaan tersebut.

Mungkin pada awalnya rasanya masih berat, saya masih ingin mengeluh. Tapi saya selalu mengingatkan diri sendiri bahwa kata-kata yang saya ucapkan juga mempengaruhi diri saya sendiri. Kata-kata positif akan membangun, kata-kata negatif akan meruntuhkan. Jadi, daripada saya mengeluh, saya mengatakan hal-hal baik kepada diri saya seperti “Setelah ini beli es krim favorit” “Kita makan siang dengan onigiri” “Besok bisa bangun agak siang”. Kadang ada satu waktu saya menengok pantulan wajah saya di cermin dekat saya, kemudian berkata pada diri sendiri “Hai cantik, kamu sudah cantik, jangan biarkan segala kata-kata dan pikiran buruk itu meng-undo kecantikanmu”. Agak lucu, namun manjur juga.

3. Apa yang bisa saya pelajari dari hal ini
Saya tidak berfokus pada betapa sulitnya proyek yang saya kerjakan, namun pada hal-hal baru yang mungkin bisa saya pelajari dari proyek ini. Saat saya terhenti pada satu titik, saya tidak mulai berpikiran yang aneh-aneh, saya bertanya pada diri sendiri “Pelajaran apa yang bisa saya pelajari dari problem ini?” atau saya memberikan waktu pada diri saya untuk membuka diri  dan menerima inspirasi dari sekitar saya. Saya teringat satu lagu berjudul Hajimari no Melody (Melody of the Beginning) bahwa apapun yang terjadi di dunia ini pasti ada maknanya. Berlaku untuk semua hal di kehidupan saya, semuanya pasti ada maknanya, pasti ada satu pelajaran yang bisa saya dapatkan.


Meski saya tidak tahu berapa lama proses revisi proyek ini akan berjalan, saya yakin semua ini pasti akan selesai pada akhirnya, dan saya akan baik-baik saja. Saya akan tetap jadi saya, saya tetap menerima gaji di bulan selanjutnya, saya tetap bisa menulis blog, saya tetap bisa makan makanan favorit saya. Saya tidak kekurangan apapun dari dalam diri saya.  Saya tetap bisa bahagia seperti yang saya inginkan.


Saya sadar bahwa segala tekanan, kekhawatiran, keluhan, overthinking dan kata-kata negatif tidak akan pernah memperbaiki atau menyelesaikan atau membantu. Jadi, tidak ada gunanya saya memelihara hal-hal negatif tersebut dalam diri saya. Saat mereka datang kembali, saya akan membebaskan  mereka untuk pergi. Saya sudah merelakan mereka pergi dari kehidupan saya.





Title picture edted by lailiving
Background photo by Grant Lemons

4 Comments

  1. Betul banget mba lala, segala bentuk hal negatif seperti itu secara gak sadar akan tertanam dalam diri kita bila kita ga segera menjauhinya, teruslah berpikiran positif, tetap bersemangat, dan jangan lupa berinvestasi, eeaa :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya mbak, berpikiran negatif juga bakal bikin semua hal yang kita lihat jadi butek, hihi, saya mulai tertarik berinvestasi nih :D

      Delete
  2. Poin 1 bener banget. Sebanyak apapun kita ngeluh, pekerjaan gak akan selesai jika tidak dikerjakan. Maka, tetap kerjakanlah 🤣🤣🤣 !. Mengeluh kadang buang2 waktu ya... Malah bikin stress sendiri..

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener mbak, mengeluh bikin capek aja padahal pekerjaan ga ada yang selesai :"D

      Delete

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.