Anxious People by Fredrik Backman | Book Review

 


“They say that a person’s personality is the sum of their experiences. But that isn’t true, at least not entirely, because if our past was all that defined us, we’d never be able to put up with ourselves. We need to be allowed to convince ourselves that we’re more than the mistakes we made yesterday. That we are all of our next choices, too, all of our tomorrows.”

Anxious People by Fredrik Backman is about a failed bank robbery that suddenly becomes a hostage situation. The story follows a group of different characters stuck in an apartment, each dealing with their worries, mistakes, and complicated lives. The storytelling goes back and forth in time, showing the past and present of the hostages, the bank robber, and the police officers in the situation.

(Anxious People oleh Fredrik Backman berkisah tentang perampokan bank yang gagal yang tiba-tiba menjadi situasi penyanderaan. Ceritanya mengenai sekelompok karakter berbeda yang terjebak di sebuah apartemen, di mana masing-masing menghadapi kekhawatiran, kesalahan, dan kehidupan rumit mereka. Pengisahan cerita berjalan bolak-balik, menunjukkan masa lalu dan masa kini para sandera, perampok bank, dan petugas polisi dalam situasi tersebut.)


BOOK REVIEW

Anxious People explores how people connect, which uncovers surprising links between characters who seem totally different. It's about a situation where some strangers end up forming tight bonds through shared challenges and experiences. By digging into their pasts and revealing family dynamics and personal struggles, the book makes you feel for them and shows that we're all connected.

The characters in the book have lives that are all tangled up, showing how relationships can be fragile and complicated. It digs into their quirks and flaws, shaking up the idea of what's considered "normal." Beyond what society expects, people are dealing with their own problems, showing the messy side of human connections. The book pushes readers to look deeper and understand the complexity of relationships.

The story kicks off with a failed bank robbery that turns into a hostage situation nobody saw coming. Through flashbacks and flash-forwards, the author slowly reveals how all these characters' lives are intertwined. With twists and turns, the book keeps you interested while showing the idea that our paths are all connected. Even events that seem unrelated at first end up being part of this bigger chain, showing the balance between our choices and what fate throws our way.

Fredrik Backman brings humor into a tense situation where a bank robbery turns into a hostage situation, creating a funny twist. The narrator cracks jokes about the chaos of modern life, society's expectations, and the struggles of being a grown-up. Using irony, clever wordplay, and witty language, the author makes everyday life and its absurd moments amusing. The characters' interactions, filled with humor, add a fun vibe to the story, proving that laughter can pop up even in tough times.

Anxious People reminds us that characters are just like real people, they have flaws, make mistakes, and need forgiveness. Each character deals with their own challenges, and the story is about getting to know and accepting each other, flaws and all. It pushes us to think about forgiving ourselves and others, saying that understanding each other's struggles leads to forgiveness. The book challenges our snap judgments about characters we might not like at first, showing there's more to them than meets the eye.

The book talks about how nowadays, people have a lot of things to handle. It brings up the pressure to succeed at work, take care of families, and handle everyday tasks. It shows how people pretend to be adult and tackle everything, even when they're feeling lost.

“Do you know what the worst thing about being a parent is? That you're always judged by your worst moments. You can do a million things right, but if you do one single thing wrong you're forever that parent who was checking his phone in the park when your child was hit in the head by a swing. We don't take our eyes off them for days at a time, but then you read just one text message and it's as if all your best moments never happened. No one goes to see a psychologist to talk about all the times they weren't hit in the head by a swing as a child. Parents are defined by their mistakes.”

The book dives into the theme of parenthood, showing the real and sometimes tough parts of raising kids. It points out that even when parents try their best, they might only manage the basics like food and clothes. It explores the highs and lows of being a parent, giving a realistic look at what it's like.

It also chats about how tough it can be for adult, dealing with responsibilities and society's expectations. It brings up the struggle of trying to act like a grown-up when life gets complicated. Lots of people feel like they're failing at being an adult, pretending to have everything under control when they really don't.

The book says that many people pretend they're in control of their lives, but they're not. Life's full of surprises, and the book questions the idea of having everything figured out. It talks about how fragile life can be and how pretending to be in control is just a way to cope.

(Anxious People mengeksplorasi bagaimana orang-orang saling terhubung, yang mengungkap hubungan mengejutkan antara karakter-karakter yang tampak sangat berbeda. Buku ini bercerita tentang situasi di mana beberapa orang yang tidak saling kenal akhirnya membentuk ikatan yang erat melalui tantangan dan pengalaman yang sama. Dengan menggali masa lalu mereka dan mengungkap dinamika keluarga serta perjuangan tiap individu, buku ini membuat kita merasakan perasaan mereka dan menunjukkan bahwa kita semua terhubung.

Karakter-karakter dalam buku ini memiliki kehidupan yang saling berkaitan, yang menunjukkan betapa hubungan bisa menjadi rapuh dan rumit. Buku ini menggali keunikan dan kekurangan mereka, yang mengguncang gagasan tentang apa yang dianggap “normal.” Di luar apa yang masyarakat harapkan, orang-orang menghadapi masalahnya sendiri, yang menunjukkan sisi buruk dari hubungan antarmanusia. Buku ini mendorong pembaca untuk melihat lebih dalam dan memahami kompleksitas hubungan.

Ceritanya dimulai dengan perampokan bank yang gagal yang berubah menjadi situasi penyanderaan yang tidak disangka-sangka oleh siapa pun. Melalui flashback dan flash-forward, penulis perlahan mengungkap bagaimana kehidupan semua karakter tersebut saling terkait. Dengan liku-likunya, buku ini membuat kita terus tertarik sekaligus menunjukkan gagasan bahwa jalan kita semua terhubung. Bahkan peristiwa-peristiwa yang awalnya tampak tidak ada hubungannya, akhirnya menjadi bagian dari rantai yang lebih besar, yang menunjukkan keseimbangan antara pilihan-pilihan kita dan nasib yang menimpa kita.

Fredrik Backman membawa humor ke dalam situasi menegangkan di mana perampokan bank berubah menjadi situasi penyanderaan sehingga menimbulkan twist yang lucu. Narator melontarkan lelucon tentang kekacauan dalam kehidupan modern, ekspektasi masyarakat, dan perjuangan menjadi orang dewasa. Dengan menggunakan ironi, permainan kata yang cerdik, dan bahasa yang jenaka, penulis membuat kehidupan sehari-hari dan momen-momen absurdnya menjadi lucu. Interaksi para karakter yang penuh dengan humor menambah kesan menyenangkan dalam cerita, yang membuktikan bahwa tawa bisa muncul meski di masa-masa sulit.

Anxious People mengingatkan kita bahwa karakter-karakter ini sama seperti manusia nyata, mereka memiliki kekurangan, melakukan kesalahan, dan membutuhkan pengampunan. Setiap karakter menghadapi tantangannya masing-masing, dan ceritanya tentang mengenal dan menerima satu sama lain, kekurangan dan semuanya. Hal ini mendorong kita untuk berpikir tentang memaafkan diri sendiri dan orang lain, dengan mengatakan bahwa memahami perjuangan satu sama lain akan menghasilkan pengampunan. Buku ini menantang penilaian instan kita tentang karakter yang mungkin tidak kita sukai pada awalnya, dengan menunjukkan bahwa ada lebih dari yang terlihat pada mereka.

Buku ini berbicara tentang bagaimana saat ini, banyak sekali hal yang harus ditangani seseorang. Hal ini memunculkan tekanan untuk sukses di tempat kerja, mengurus keluarga, dan menangani tugas sehari-hari. Ini menunjukkan bagaimana orang berpura-pura menjadi dewasa dan mengatasi segala hal, bahkan ketika mereka merasa tersesat.

“Do you know what the worst thing about being a parent is? That you're always judged by your worst moments. You can do a million things right, but if you do one single thing wrong you're forever that parent who was checking his phone in the park when your child was hit in the head by a swing. We don't take our eyes off them for days at a time, but then you read just one text message and it's as if all your best moments never happened. No one goes to see a psychologist to talk about all the times they weren't hit in the head by a swing as a child. Parents are defined by their mistakes.”

Buku ini menyelami tema menjadi orang tua, menunjukkan bagian nyata dan terkadang sulit dalam membesarkan anak. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun orang tua sudah berusaha semaksimal mungkin, mereka mungkin hanya mengatur hal-hal mendasar seperti makanan dan pakaian. Hal ini mengeksplorasi suka dan duka menjadi orang tua, yang memberikan gambaran realistis tentang bagaimana rasanya menjadi orang tua.

Buku ini juga membahas tentang betapa sulitnya bagi orang dewasa, menghadapi tanggung jawab dan ekspektasi masyarakat. Hal ini membahas perjuangan untuk mencoba bertindak seperti orang dewasa ketika hidup menjadi rumit. Banyak orang merasa gagal menjadi orang dewasa, berpura-pura mengendalikan segalanya padahal sebenarnya tidak.

Buku ini mengatakan bahwa banyak orang berpura-pura bahwa mereka dapat mengendalikan hidup mereka, padahal sebenarnya tidak. Hidup penuh kejutan, dan buku ini mempertanyakan gagasan untuk mengetahui segalanya. Buku ini berbicara tentang betapa rapuhnya kehidupan dan bagaimana berpura-pura memegang kendali hanyalah sebuah cara untuk menghadapinya.)


THE FAVORITES

■Interesting characters: The book has a lot of different characters, each with their own quirks and imperfections. I really like that these characters feel real and are easy to remember. The author shows diverse personalities in a genuine way, making the story more interesting for readers. I enjoy the complexity these characters bring to the story, making it a more enjoyable read.

■Humor: Even though the book talks about serious things, it also has funny parts that I really like. The author uses clever and witty writing to bring humor into the story. I enjoy how the humor balances out the serious parts, making the book more entertaining. It not only makes me laugh but also shows that the author can find funny moments in life's challenges.

■Connections between people: The book talks about how people connect with each other, and this is something I really connect with. The stories of the characters show how important it is to understand and care about each other. I like how the relationships between the characters feel real, and I can see myself in the characters' journeys and how their connections affect the overall story.

■Life's uncertainties: The book makes me think about how life is unpredictable, and this is something I relate to. It acknowledges that life can be uncertain, and the characters deal with challenges just like in real life. Readers connect with the genuine portrayal of life's uncertainties and unexpected turns, making the story feel relatable.

■Themes of forgiveness and acceptance: The book explores themes like forgiveness and accepting yourself, and I really like this part. The characters' journeys toward redemption and forgiveness add a deep emotional layer to the story. I appreciate how the book thoughtfully explores these themes, making me think about my own experiences and the human connection.

■How the story is told: The way the story is told, with flashbacks, different perspectives, and intertwined storylines, keeps readers interested. The way the author tells the story adds complexity, making readers curious about the characters' lives. The storytelling approach makes the book more engaging, offering a layered reading experience.

■Quotes: This book has some seriously deep quotes that really make me stop and think about life. These reflective lines add a philosophical vibe to the story, nudging readers to ponder the big ideas and messages tucked within its pages.

■Heartwarming moments: In the middle of all the challenges the characters face, there are moments that make readers feel warm inside. I love how the book explores love, empathy, and our shared human connection. These scenes make the story emotionally powerful and memorable.

■Writing style: I really like how Fredrik Backman writes because it's simple and emotional. His writing style makes it easy for readers to connect with the characters and their experiences. The author's skill in expressing complex emotions in a simple way makes the book relatable and engaging.

(■Karakter yang menarik: Buku ini memiliki banyak karakter berbeda, masing-masing dengan keunikan dan ketidaksempurnaannya sendiri. Aku sangat suka karakter-karakternya yang terasa nyata dan mudah diingat. Penulis menunjukkan kepribadian yang beragam dengan cara yang otentik, yang membuat cerita menjadi lebih menarik bagi pembaca. Aku suka kompleksitas yang ditunjukkan oleh karakter-karakter ini di dalam cerita, yang menjadikan buku ini bacaan yang lebih menyenangkan.

■Humor: Meskipun buku ini membicarakan hal-hal serius, ada juga bagian lucunya yang sangat aku sukai. Penulis menggunakan tulisan yang cerdik dan jenaka untuk menghadirkan humor ke dalam cerita. Aku menikmati bagaimana humornya menyeimbangkan bagian-bagian yang serius, yang membuat buku ini lebih menghibur. Tak hanya membuat tertawa, buku ini juga menunjukkan bahwa penulis bisa menyampaikan bahwa ada momen-momen lucu dalam tantangan hidup.

■Hubungan antar manusia: Buku ini berbicara tentang bagaimana orang-orang saling terhubung satu sama lain, dan ini adalah sesuatu yang sangat relate dengan aku. Kisah para tokohnya menunjukkan betapa pentingnya memahami dan peduli satu sama lain. Aku suka bagaimana hubungan antar karakter terasa nyata, dan aku dapat masuk dalam perjalanan karakter dan bagaimana hubungan mereka memengaruhi keseluruhan cerita.

■Ketidakpastian hidup: Buku ini membuat kita berpikir tentang betapa hidup tidak dapat diprediksi. Buku ini mengakui bahwa hidup bisa jadi tidak pasti, dan para karakter menghadapi tantangan seperti dalam kehidupan nyata. Pembaca dapat memahami gambaran nyata tentang ketidakpastian dan perubahan tak terduga dalam hidup, sehingga membuat cerita ini terasa relevan.

■Tema pengampunan dan penerimaan: Buku ini mengeksplorasi tema-tema seperti pengampunan dan penerimaan diri sendiri, dan aku sangat menyukai bagian ini. Perjalanan karakter menuju penebusan dan pengampunan menambah lapisan emosional yang mendalam pada cerita. Aku suka bagaimana buku ini mengeksplorasi tema-tema ini dengan hati-hati, yang membuat aku berpikir tentang pengalaman diri sendiri dan hubungan antarmanusia.

■Cara penyampaian cerita: Cara penyampaian cerita, dengan kilas balik, perspektif berbeda, dan alur cerita yang saling terkait, membuat pembaca tetap tertarik untuk terus membaca. Cara penulis bercerita mampu menambah kompleksitas sehingga membuat pembaca penasaran dengan kehidupan para tokohnya.

■Kutipan: Buku ini memiliki beberapa kutipan mendalam yang benar-benar membuat aku berhenti dan berpikir tentang kehidupan. Bagian reflektif ini menambah aspek filosofis pada cerita, yang mendorong pembaca untuk merenungkan ide-ide dan pesan-pesan yang terselip di halaman-halamannya.

■Momen heartwarming: Di tengah segala tantangan yang dihadapi para karakternya, ada momen-momen yang membuat pembaca merasakan kehangatan batin. Aku suka bagaimana buku ini mengeksplorasi cinta, empati, dan hubungan manusia. Adegan-adegan ini membuat cerita menjadi kuat secara emosional dan berkesan.

■Gaya penulisan: Aku sangat menyukai cara Fredrik Backman menulis karena sederhana dan emosional. Gaya penulisannya memudahkan pembaca terhubung dengan para karakter dan pengalaman mereka. Keahlian penulis dalam mengekspresikan emosi yang kompleks dengan cara yang sederhana ini membuat buku ini relevan dan menarik.)


CONCLUSION

Anxious People brings together interesting characters, humor, and deep thoughts about how we connect with each other. Fredrik Backman nails it with a bunch of characters, each with their own quirks and goof-ups, making the story super relatable and memorable. The mix of humor, even in serious moments, shows off the author's wit and keeps the story fun. It dives into forgiveness, accepting yourself, and dealing with life's curveballs, making readers reflect on their own journeys. Backman's simple but emotional writing style makes Anxious People a touching ride through life's ups and downs.

(Anxious People menyatukan karakter-karakter menarik, humor, dan pemikiran mendalam tentang bagaimana kita terhubung satu sama lain. Fredrik Backman memadukannya dengan sekumpulan karakter, masing-masing dengan keunikan dan kesalahannya sendiri, menjadikan ceritanya sangat menarik dan berkesan. Perpaduan humornya, bahkan di momen-momen serius, menunjukkan kecerdasan penulisnya dan membuat ceritanya tetap menyenangkan. Buku ini membahas tentang pengampunan, menerima diri sendiri, dan menghadapi tantangan hidup, membuat pembaca merenungkan perjalanan mereka sendiri. Gaya penulisan Backman yang sederhana namun emosional membuat Anxious People menjadi perjalanan yang menyentuh dalam naik turunnya kehidupan.)

0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.