Lessons in Chemistry by Bonnie Garmus | Book Review

 


"Humans need reassurance. They need to know others survived the hard times. And, unlike other species, which do a better job of learning from their mistakes, humans require constant threats and reminders to be nice."

Lessons in Chemistry by Bonnie Garmus is a mix of historical fiction, feminism, and humor, which tells the story of Elizabeth Zott, a brilliant chemist in the 1960s who refuses to follow society’s rules for women. She constantly faces sexism in her field, but instead of giving up, she pushes back. Then, in an unexpected twist, she ends up as the host of Supper at Six, a cooking show, but instead of just teaching recipes, she uses it to educate and empower women.

(Lessons in Chemistry oleh Bonnie Garmus merupakan perpaduan antara fiksi sejarah, feminisme, dan humor, yang menceritakan kisah Elizabeth Zott, seorang ahli kimia brilian di tahun 1960-an yang menolak mengikuti aturan masyarakat untuk perempuan. Ia terus-menerus menghadapi seksisme di bidangnya, tetapi bukannya menyerah, ia melawan. Kemudian, ia mengalami perubahan yang tak terduga, sehingga ia menjadi pembawa acara Supper at Six, sebuah acara memasak, tetapi tidak hanya mengajarkan resep, ia menggunakannya untuk mendidik dan memberdayakan perempuan.)

 

BOOK INFORMATION

Title                       : Lessons in Chemistry

Author                  : Bonnie Garmus

Released               : April 5, 2022

Read                      : January 30 - February 4, 2023

Length                  : 392 pages

GR Rating            : 4.31

My rating             : 4.50

 

CONTENT WARNINGS

■Discrimination ( sexism, misogyny, and unequal treatment of women in various contexts)

■Abuse and harassment (neglect, sexual harassment, and assault)

■Death

■Religious critique

■Mature themes (relationships, sexuality, and societal expectations)

 

BOOK REVIEW

Lessons in Chemistry by Bonnie Garmus follows Elizabeth Zott, a brilliant chemist in the 1960s who constantly faces sexism in her career. No matter how smart or capable she is, people refuse to take her seriously just because she’s a woman. But instead of giving in, Elizabeth refuses to accept the limits society tries to place on her. Whether in her job, her relationships, or even as a mother, she challenges the traditional roles expected of women and proves that intelligence and ambition have nothing to do with gender.  

What I love about Elizabeth’s story is how she never lets others define her worth. Throughout this book, she deals with unfair treatment, like her colleagues ignore her work, institutions deny her opportunities, and society tries to push her into a more "acceptable" role. But she never backs down. Her story is a reminder that being different isn’t a weakness, but it’s actually a strength. This book also makes us question outdated beliefs about gender roles and how they continue to hold people back, even today.  

One of the biggest themes in this book is gender inequality, especially in male-dominated fields like science. Even now, women in STEM often face bias and fewer opportunities, just like Elizabeth did in her chemistry career. Her shift to becoming a cooking show host also shows how women in media are judged differently than men. Whether in entertainment, politics, or science, women who break the mold often face criticism. This book also shows how expectations about gender roles still exist, where women are often expected to focus on family, while men are supposed to provide and hide their emotions. While things have improved since the 1960s, Elizabeth’s struggles remind us that change doesn’t happen overnight, and there’s still work to be done.

One of the things I love most about this book is how Elizabeth uses chemistry to empower women. She doesn’t just teach them how to cook, she also teaches them science through food, and encourages them to think critically and make their own choices. Society often views cooking as something purely domestic, but Elizabeth turns it into a way to educate and gain independence. This book makes an important point that understanding the world, whether through science or everyday life, gives us the power to challenge unfair rules and expectations.  

Elizabeth never planned on becoming a cooking show host, but when she does, she makes Supper at Six much more than just entertainment. She uses it to teach and inspire women in a way she never expected. I think this is such a powerful message, sometimes, the path to change isn’t what we imagined, but that doesn’t make it any less important. Even today, we see influencers, educators, and activists using social media to break stereotypes and share knowledge. 

Besides career struggles, this book also challenges traditional ideas about family. Elizabeth is a single mother who raises her daughter in her own way, which proves that being a mother doesn’t have to follow society’s expectations. Even now, many women feel pressured to choose between a career and family, as if they can’t have both. This book makes it clear that intelligence and skill aren’t limited to certain roles, whether someone is a scientist, a working mom, or a caregiver, they all have value.  

This book also doesn’t shy away from showing the harsher realities of being a woman in a male-dominated world. Elizabeth deals with sexual harassment and workplace discrimination, and the story shows how people in power often take advantage of others. Whether it’s in work, education, or media, this book highlights how institutions often resist change to keep things the way they are. It’s frustrating, but it's a reminder that pushing for progress is never easy, yet it’s always worth it.  

Despite all these challenges, this book is also about love, not just romance, but also friendship and family. It shows that love is about respect, support, and connection. Elizabeth’s journey proves that having people who believe in you makes all the difference. Just like Elizabeth found support in unexpected places, this book encourages us to build strong communities that stand up for what’s right.

(Lessons in Chemistry oleh Bonnie Garmus menceritakan kisah Elizabeth Zott, seorang ahli kimia brilian di tahun 1960-an yang terus-menerus menghadapi seksisme dalam kariernya. Tidak peduli seberapa pintar atau cakapnya dia, orang-orang menolak untuk menganggapnya serius hanya karena dia seorang perempuan. Namun bukannya menyerah, Elizabeth menolak untuk menerima batasan yang terus diberikan masyarakat padanya. Baik dalam pekerjaannya, hubungannya, atau bahkan sebagai seorang ibu, dia menantang peran tradisional yang diharapkan dari perempuan dan membuktikan bahwa kecerdasan dan ambisi tidak ada hubungannya dengan gender.

Hal yang aku sukai dari kisah Elizabeth adalah bagaimana dia tidak pernah membiarkan orang lain menentukan harga dirinya. Sepanjang buku ini, dia menghadapi perlakuan tidak adil, seperti rekan-rekannya mengabaikan pekerjaannya, lembaga-lembaga menolak kesempatannya, dan masyarakat mencoba mendorongnya ke peran yang lebih "dapat diterima". Namun dia tidak pernah menyerah. Kisahnya adalah pengingat bahwa menjadi berbeda bukanlah kelemahan, tetapi sebenarnya kekuatan. Buku ini juga membuat kita mempertanyakan keyakinan lama tentang peran gender dan bagaimana hal itu terus menghambat orang, bahkan hingga saat ini. 

Salah satu tema terbesar dalam buku ini adalah ketidaksetaraan gender, terutama di bidang yang didominasi laki-laki seperti sains. Bahkan sekarang, perempuan di STEM sering menghadapi bias dan lebih sedikit kesempatan, seperti yang dialami Elizabeth dalam karier kimianya. Perubahannya menjadi pembawa acara memasak juga menunjukkan bagaimana perempuan di media dinilai berbeda dari laki-laki. Baik dalam hiburan, politik, atau sains, perempuan yang mendobrak batasan sering menghadapi kritik. Buku ini juga menunjukkan bagaimana ekspektasi tentang peran gender masih ada, di mana perempuan sering diharapkan untuk fokus pada keluarga, sementara laki-laki seharusnya memberi nafkah dan menyembunyikan emosi mereka. Meskipun keadaan telah membaik sejak tahun 1960-an, perjuangan Elizabeth mengingatkan kita bahwa perubahan tidak terjadi dalam semalam, dan masih ada pekerjaan yang harus dilakukan.

Salah satu hal yang paling aku sukai dari buku ini adalah bagaimana Elizabeth menggunakan kimia untuk memberdayakan perempuan. Ia tidak hanya mengajari mereka cara memasak, ia juga mengajarkan mereka sains melalui makanan, dan mendorong mereka untuk berpikir kritis dan membuat pilihan mereka sendiri. Masyarakat sering kali menganggap memasak sebagai sesuatu yang murni domestik, tetapi Elizabeth mengubahnya menjadi cara untuk mendidik dan memperoleh kebebasan. Buku ini mengemukakan poin penting bahwa memahami dunia, baik melalui sains maupun kehidupan sehari-hari, memberi kita kekuatan untuk menantang aturan dan ekspektasi yang tidak adil.

Elizabeth tidak pernah berencana untuk menjadi pembawa acara memasak, tetapi ketika ia melakukannya, ia menjadikan Supper at Six lebih dari sekadar hiburan. Ia menggunakannya untuk mengajar dan menginspirasi perempuan dengan cara yang tidak pernah ia duga. Menurutku ini adalah pesan yang sangat kuat, karena terkadang, jalan menuju perubahan tidak seperti yang kita bayangkan, tetapi itu tidak membuatnya menjadi tidak penting. Bahkan saat ini, kita melihat para influencer, pendidik, dan aktivis menggunakan media sosial untuk mematahkan stereotip dan berbagi pengetahuan.

Selain perjuangan karier, buku ini juga menantang gagasan tradisional tentang keluarga. Elizabeth adalah seorang ibu tunggal yang membesarkan putrinya dengan caranya sendiri, yang membuktikan bahwa menjadi seorang ibu tidak harus mengikuti ekspektasi masyarakat. Bahkan sekarang, banyak perempuan merasa tertekan untuk memilih antara karier dan keluarga, seolah-olah mereka tidak dapat memiliki keduanya. Buku ini memperjelas bahwa kecerdasan dan keterampilan tidak terbatas pada peran tertentu, baik seseorang adalah seorang ilmuwan, ibu yang bekerja, atau pengasuh, semuanya memiliki nilai. 

Buku ini juga tidak malu untuk menunjukkan kenyataan pahit menjadi seorang perempuan di dunia yang didominasi laki-laki. Elizabeth mengalami pelecehan seksual dan diskriminasi di tempat kerja, dan ceritanya menunjukkan bagaimana orang-orang yang berkuasa sering kali memanfaatkan orang lain. Baik dalam pekerjaan, pendidikan, atau media, buku ini menyoroti bagaimana lembaga sering kali menolak perubahan untuk mempertahankan keadaan sebagaimana adanya. Memang membuat frustrasi, tetapi ini adalah pengingat bahwa mengusahakan perubahan tidak pernah mudah, tetapi selalu sepadan. 

Terlepas dari semua kesulitan ini, buku ini juga tentang cinta, bukan hanya romance, tetapi juga persahabatan dan keluarga. Buku ini menunjukkan bahwa cinta adalah tentang rasa hormat, dukungan, dan koneksi. Perjalanan Elizabeth membuktikan bahwa memiliki orang-orang yang percaya kepada kita akan membuat perbedaan. Sama seperti Elizabeth yang menemukan dukungan di tempat-tempat yang tak terduga, buku ini mendorong kita untuk membangun komunitas yang kuat yang membela hal yang benar.)


"When a woman gets pregnant outside of marriage, does the man who made her pregnant get fired, too?"


THINGS I LOVE

■One of the things I love most about this book is how it talks about gender inequality, education, and breaking stereotypes. Elizabeth Zott’s struggles in her career and personal life feel real, especially for women who have faced similar challenges. This book doesn’t just show the unfairness, it also makes us think about why these problems exist and why they need to change.  

■Elizabeth herself is such an interesting character. She’s smart, independent, and refuses to follow society’s expectations. She’s not written to be "likable" in the traditional sense. She stands her ground no matter what, which can be both frustrating and inspiring at the same time.  

■I also love how Bonnie Garmus mixes serious topics with humor and sharp dialogue. This book deals with sexism, grief, and resilience, but it never feels too heavy. 

■Another interesting thing from this book is how it connects chemistry with everyday life. Elizabeth explains scientific concepts through cooking, which is such a creative way to make science feel more approachable. Even if you’re not into science, the way it’s used in the story makes it really interesting.  

■What really makes this book special is its message of empowerment. Even with all the struggles Elizabeth faces, this book leaves us feeling inspired. It shows that even when society tries to hold you back, progress is possible.

(■Salah satu hal yang paling aku sukai dari buku ini adalah bagaimana buku ini membahas tentang ketidaksetaraan gender, pendidikan, dan mendobrak stereotip. Perjuangan Elizabeth Zott dalam karier dan kehidupan pribadinya terasa nyata, terutama bagi perempuan yang menghadapi masalah serupa. Buku ini tidak hanya menunjukkan ketidakadilan, tetapi juga membuat kita berpikir tentang mengapa masalah ini ada dan mengapa masalah ini perlu diubah.

■Elizabeth sendiri adalah karakter yang sangat menarik. Dia cerdas, mandiri, dan menolak untuk mengikuti ekspektasi masyarakat. Dia tidak diciptakan untuk menjadi "disukai" dalam pengertian tradisional. Dia teguh pada pendiriannya apa pun yang terjadi, yang bisa membuat frustrasi sekaligus menginspirasi.

■Aku juga suka bagaimana Bonnie Garmus memadukan topik serius dengan humor dan dialog yang tajam. Buku ini membahas seksisme, kesedihan, dan keteguhan, tetapi tidak terasa terlalu berat.

■Hal menarik lainnya dari buku ini adalah bagaimana ia menghubungkan kimia dengan kehidupan sehari-hari. Elizabeth menjelaskan konsep ilmiah melalui memasak, yang merupakan cara kreatif untuk membuat sains terasa lebih mudah dipahami. Bahkan jika kamu tidak suka sains, cara penggunaannya dalam cerita membuatnya sangat menarik.

■Yang benar-benar membuat buku ini istimewa adalah pesannya tentang pemberdayaan. Dengan semua permasalahan yang dihadapi Elizabeth, buku ini membuat kita merasa terinspirasi. Buku ini menunjukkan bahwa kemajuan itu mungkin terjadi, bahkan ketika masyarakat mencoba menghentikan kita.)


THINGS I DON'T LIKE

■ How Elizabeth becomes a famous cooking show host and manages to influence millions feels unrealistic, considering how strict gender roles were in the 1960s. I love the idea of her using the show to empower women, but sometimes it felt too idealistic for the time period.  

■Another thing that felt a bit off was the way Elizabeth’s dog, Six-Thirty, was written. He’s a great character, but his advanced thoughts and vocabulary felt out of place. I get that he’s meant to be special, but his sections didn’t always fit with the realistic tone of the book.

( ■ Bagaimana Elizabeth menjadi pembawa acara memasak terkenal dan berhasil memengaruhi jutaan orang terasa kurang realistis, mengingat betapa kakunya peran gender pada tahun 1960-an. Aku suka ide tentang dirinya yang menggunakan acara tersebut untuk memberdayakan perempuan, tetapi terkadang terasa terlalu idealis untuk periode waktu itu.

■Hal lain yang terasa agak aneh adalah cara anjing Elizabeth, Six-Thirty, ditulis. Ia adalah karakter yang hebat, tetapi pemikiran dan kosakatanya yang canggih terasa tidak pada tempatnya. Sepertinya ia dimaksudkan untuk menjadi istimewa, tetapi kemunculannya tidak selalu cocok dengan vibes realistis buku ini.)


CONCLUSION 

Elizabeth Zott’s journey shows the struggles women face in male-dominated fields, the pressure to fit into traditional roles, and the ongoing fight for gender equality. While some parts of the story feel a bit unrealistic, and not every choice worked for me, this book’s message of empowerment and change is still really powerful. With its mix of humor, science, and social commentary, Lessons in Chemistry is a powerful read that reminds us real progress comes from those who refuse to conform.

(Perjalanan Elizabeth Zott menunjukkan perjuangan yang dihadapi perempuan di bidang yang didominasi laki-laki, tekanan untuk menyesuaikan diri dengan peran tradisional, dan perjuangan berkelanjutan untuk kesetaraan gender. Meskipun beberapa bagian cerita terasa agak tidak realistis, dan tidak semua pilihan di buku ini cocok buat aku, pesan buku ini tentang pemberdayaan dan perubahan masih sangat kuat. Dengan perpaduan humor, sains, dan komentar sosial, Lessons in Chemistry adalah bacaan powerful yang mengingatkan kita bahwa kemajuan sebenarnya datang dari mereka yang menolak untuk menyesuaikan diri.)

 

0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.