Broken Wings / Sayap-Sayap Patah by Kahlil Gibran | Book Review

 

broken wings kahlil gibran review

Taking place in early 20th-century Lebanon, Broken Wings is all about Selma and Gibran. Their love story goes beyond what society expects and crosses cultural lines. They face tough choices, like giving up what they want and dealing with traditions. Gibran's storytelling really hits home, connecting with readers of all ages.

(Berlangsung di Lebanon awal abad ke-20, Sayap-Sayap Patah bercerita tentang Selma dan Gibran. Kisah cinta mereka melampaui ekspektasi masyarakat dan melintasi batas budaya. Mereka menghadapi pilihan sulit, seperti melepaskan apa yang mereka inginkan dan berurusan dengan tradisi. Pengisahan cerita Gibran benar-benar menyentuh hati, yang menjangkau pembaca segala usia.)

 

BOOK INFORMATION

Title                       : Sayap-Sayap Patah

Original Title       : Al-Ajnihah Al-Mutakassirah

English Title        : Broken Wings

Author                  : Kahlil Gibran

Translator            : Sapardi Djoko Damono

Language             : Indonesian

Publisher             : Bentang Pustaka

Released             : March 2021

Read                      : June 20-21, 2023

Length                  : 140 pages

GR Rating            : 3.95

My Rating            : 4.00

Where to buy      : bentang pustaka official store

 

PHYSICAL BOOK REVIEW

The Indonesian version of Kahlil Gibran's Broken Wings, titled Sayap-Sayap Patah and translated by Sapardi Djoko Damono, takes readers on a journey of love, sacrifice, and finding freedom. Published by Bentang Pustaka, this edition shares a similar cover style with other Gibran books, inviting readers to dive into its 140 pages of heartfelt storytelling.

The book's physical presentation is appealing, with a comfortable font size and spacing that makes reading easy. The cover illustration beautifully reflects the themes of love and longing found in the story. Plus, the matching bookmark adds a nice touch of elegance.

However, I find the book's stiff binding a bit inconvenient, it can be tricky to keep the pages flat while reading.

Sapardi Djoko Damono's translation does justice to Gibran's original text, capturing its poetic language and deep philosophy. Indonesian readers can fully appreciate the profound themes explored in the story. Though there are moments where the translation feels a bit rigid, it doesn't take away much from the overall impact of the story.

(Broken Wings oleh Kahlil Gibran versi Indonesia berjudul Sayap-Sayap Patah dan diterjemahkan oleh Sapardi Djoko Damono membawa pembaca pada perjalanan cinta, pengorbanan, dan menemukan kebebasan. Diterbitkan oleh Bentang Pustaka, edisi ini memiliki gaya sampul yang serupa dengan buku-buku Gibran lainnya, yang mengajak pembaca menyelami 140 halaman yang berisi cerita yang menyentuh hati.

Tampilan fisik buku ini menarik, dengan ukuran font yang nyaman dan spasi yang memudahkan pembacaan. Ilustrasi sampulnya dengan indah mencerminkan tema cinta dan kerinduan yang terdapat dalam cerita. Ditambah lagi, penanda buku yang serasi menambahkan sentuhan elegan yang bagus.

Namun, menurut aku penjilidan buku yang kaku agak merepotkan, dan sulit menjaga halaman tetap rata saat membaca.

Terjemahan Sapardi Djoko Damono sesuai dengan teks asli Gibran, menangkap bahasa puitis dan filosofi mendalamnya. Pembaca Indonesia dapat mengapresiasi sepenuhnya tema-tema mendalam yang dieksplorasi dalam cerita ini. Meskipun ada saat-saat di mana terjemahannya terasa agak kaku, hal ini tidak mengurangi dampak keseluruhan cerita.)

 

BOOK REVIEW

Broken Wings by Kahlil Gibran is a beautiful story that takes us on a journey of love, longing, and freedom. It's set in early 20th-century Beirut, Lebanon, and follows the story of Gibran, a young man, and Selma Karamy, a young woman he meets.

The book dives deep into Gibran and Selma's strong emotional bond and budding romance. But their love faces challenges from society's rules, cultural expectations, and the traditional beliefs of their time. They also come from different religious backgrounds, which makes things even more complicated.

Gibran shows us how Gibran and Selma struggle against the expectations of their families, traditions, and society. The story talks about love, sacrifice, and the search for who they really are and what they want in life. It teaches us that true love can overcome any barriers, whether they're religious, cultural, or societal.

Gibran uses beautiful, poetic language to explore the depths of human feelings and the complexities of relationships. Broken Wings makes us think about the power of love, the limits society puts on us, and our constant desire for freedom and spiritual connection. The story also looks at how patriarchal societies can hold people back.

The characters' lives are heavily influenced by the rules and traditions of society. These norms shape how they act and what choices they make. Selma, especially, feels a strong duty to her family and worries about what people will think. She loves Gibran, but she also wants to do what's right for her family's honor, which puts her in a tough spot.

The book also talks about how culture and religion affect the characters. Selma and Gibran have different backgrounds, so their relationship goes against what's expected. This causes problems as they try to figure out how to be together while still respecting their traditions.

Broken Wings shows how society has different rules for men and women. Selma has to follow certain rules because she's a woman, like being obedient and putting her family first. Gibran faces pressure too, as he's expected to act a certain way because he's a man. Their love challenges these rules, which makes life hard for them. People judge them and they have to deal with disapproval from their families and others around them.

The book is also about the struggle between doing what you want and doing what's expected. Selma and Gibran have their own dreams and desires, but they're constantly torn between following them and following society's rules. This conflict drives a lot of their decisions and actions, showing how tough it can be to stay true to yourself in a world where everyone expects something different from you.

(Sayap-Sayap Patah karya Kahlil Gibran adalah sebuah kisah yang indah yang membawa kita pada perjalanan cinta, kerinduan, dan kebebasan. Kisah ini berlatarkan awal abad ke-20 di Beirut, Lebanon, dan mengikuti kisah Gibran, seorang pemuda, dan Selma Karamy, seorang wanita muda yang ia temui.

Buku ini mendalami ikatan emosional dan percintaan Gibran dan Selma yang kuat. Namun cinta mereka menghadapi tantangan dari aturan masyarakat, ekspektasi budaya, dan kepercayaan tradisional pada masanya. Mereka juga berasal dari latar belakang agama yang berbeda, sehingga membuat segalanya menjadi lebih rumit.

Gibran menunjukkan kepada kita bagaimana Gibran dan Selma berjuang melawan ekspektasi keluarga, tradisi, dan masyarakat. Ceritanya berbicara tentang cinta, pengorbanan, dan pencarian siapa mereka sebenarnya dan apa yang mereka inginkan dalam hidup. Hal ini mengajarkan kita bahwa cinta sejati dapat mengatasi segala hambatan, baik itu agama, budaya, atau sosial.

Gibran menggunakan bahasa yang indah dan puitis untuk mengeksplorasi kedalaman perasaan manusia dan kompleksitas hubungan. Sayap-Sayap Patah membuat kita berpikir tentang kekuatan cinta, batasan yang diberikan masyarakat kepada kita, dan keinginan kita yang terus-menerus akan kebebasan dan hubungan spiritual. Kisah ini juga melihat bagaimana masyarakat patriarki dapat menghambat masyarakat itu sendiri.

Kehidupan para tokoh sangat dipengaruhi oleh aturan dan tradisi masyarakat. Norma-norma ini membentuk cara mereka bertindak dan pilihan apa yang mereka ambil. Selma, khususnya, merasakan tanggung jawab yang besar terhadap keluarganya dan khawatir dengan apa yang dipikirkan orang lain. Dia mencintai Gibran, tapi dia juga ingin melakukan apa yang benar demi kehormatan keluarganya, yang membuatnya berada dalam posisi sulit.

Buku ini juga berbicara tentang bagaimana budaya dan agama mempengaruhi karakter. Selma dan Gibran memiliki latar belakang yang berbeda sehingga hubungan mereka bertentangan dengan ekspektasi. Hal ini menimbulkan masalah ketika mereka mencoba mencari cara untuk bersama sambil tetap menghormati tradisi mereka.

Sayap-Sayap Patah menunjukkan bagaimana masyarakat memiliki aturan yang berbeda terhadap pria dan wanita. Selma harus mengikuti aturan tertentu karena dia seorang wanita, seperti patuh dan mengutamakan keluarga. Gibran juga menghadapi tekanan, karena dia diharapkan bertindak dengan cara tertentu karena dia laki-laki. Cinta mereka menantang aturan-aturan ini, yang membuat hidup mereka sulit. Orang-orang menghakimi mereka dan mereka harus menghadapi ketidaksetujuan dari keluarga mereka dan orang lain di sekitar mereka.

Buku ini juga tentang perjuangan antara melakukan apa yang kita inginkan dan melakukan apa yang diharapkan dari kita. Selma dan Gibran mempunyai impian dan keinginan masing-masing, namun mereka terus-menerus terpecah antara mengikuti impian dan keinginan tersebut dan mengikuti aturan masyarakat. Konflik ini mendorong banyak keputusan dan tindakan mereka, yang menunjukkan betapa sulitnya untuk tetap jujur pada diri sendiri di dunia di mana semua orang mengharapkan sesuatu yang berbeda dari kita.)

 

WHAT I LOVE

■Gibran's writing is like poetry. He uses metaphors and vivid descriptions that paint a picture in your mind and make you feel like you're right there in the story. His words are so powerful that they make you feel deeply about the emotions and ideas he's expressing.

■Broken Wings talks about love, longing, freedom, and finding yourself. These are things that everyone goes through, no matter where they're from or what their background is. Because these themes are so universal, readers from all walks of life can connect with the characters and their struggles.

■This book really makes you feel things. It shows the highs of love, the lows of feeling trapped by society, and the longing for something more. The characters' emotions are so raw and real that you can't help but feel for them and empathize with what they're going through.

■Gibran's writing isn't just about telling a story, it's also about making you think about life and the big questions. Broken Wings makes you ponder love, the meaning of life, and what it means to be human.

■Even though Broken Wings is set in the past, its messages are still relevant today. It talks about things like society's expectations, diversity, and the search for love and freedom, which are issues that people still deal with today. So, even though it was written a long time ago, it still has something important to say to modern readers.

(■Tulisan Gibran ibarat puisi. Dia menggunakan metafora dan deskripsi jelas yang memberikan gambaran dalam pikiran kita dan membuat kita merasa seperti berada tepat di sana dalam cerita. Kata-katanya begitu kuat sehingga membuat kita merasakan emosi dan gagasan yang diungkapkannya secara mendalam.

■Sayap-Sayap Patah berbicara tentang cinta, kerinduan, kebebasan, dan menemukan diri sendiri. Ini adalah hal-hal yang dialami semua orang, tidak peduli dari mana mereka berasal atau apa latar belakang mereka. Karena tema-tema ini sangat universal, pembaca dari semua lapisan masyarakat dapat terhubung dengan karakter dan perjuangan mereka.

■Buku ini benar-benar membuat kita merasakan banyak hal. Buku ini menunjukkan keindahan cinta, kesedihan saat terjebak oleh ekspektasi masyarakat, dan kerinduan akan sesuatu yang lebih. Emosi para karakter begitu apa adanya dan nyata sehingga kita tidak bisa tidak merasakannya dan berempati dengan apa yang mereka alami.

■Tulisan Gibran bukan sekadar bercerita, tapi juga membuat kita berpikir tentang kehidupan dan pertanyaan-pertanyaan besar lainnya. Sayap-Sayap Patah membuat kita merenungkan cinta, makna hidup, dan apa artinya menjadi manusia.

■Meskipun Sayap-Sayap Patah berlatar di masa lalu, namun pesan-pesannya masih relevan hingga saat ini. Buku ini berbicara tentang hal-hal seperti ekspektasi masyarakat, keberagaman, dan pencarian cinta dan kebebasan, yang merupakan isu-isu yang masih dihadapi masyarakat hingga saat ini. Jadi, meskipun ditulis sudah lama sekali, namun masih ada hal penting yang bisa disampaikannya kepada pembaca modern.)

 

WHAT I'VE LEARNED

■Broken Wings shows us that love is powerful enough to overcome any obstacles, whether they're cultural differences, religious beliefs, or what society expects from us.

■The book tells us how important it is to be true to who we are and not let society or traditions hold us back. It encourages us to follow our own path and do what feels right for us, even if others don't agree.

■Broken Wings makes us think about what it means to sacrifice for someone you love. It asks tough questions about when it's worth it to give up something for someone else and when it's important to take care of ourselves.

■This book challenges us to question the rules society sets for us and to fight against unfair treatment. It reminds us that we don't have to accept things just because "that's the way they've always been."

■Broken Wings shows the fact that we're all different, whether it's our culture, religion, or background. It shows us that when we come together and accept each other's differences, amazing things can happen.

■The book encourages us to take time to think about our own beliefs and what we're searching for in life. It reminds us to pay attention to our inner selves and to explore our spirituality and what it means to us.

(■Sayap-Sayap Patah menunjukkan kepada kita bahwa cinta cukup kuat untuk mengatasi segala rintangan, baik itu perbedaan budaya, keyakinan agama, atau apa yang masyarakat harapkan dari kita.

■Buku ini memberi tahu kita betapa pentingnya jujur pada diri kita sendiri dan tidak membiarkan masyarakat atau tradisi menghalangi kita. Hal ini mendorong kita untuk mengikuti jalan kita sendiri dan melakukan apa yang dirasa benar bagi kita, meskipun orang lain tidak setuju.

■Sayap-Sayap Patah membuat kita berpikir tentang apa artinya berkorban demi orang yang dicintai. Buku ini menanyakan pertanyaan-pertanyaan sulit tentang kapan sebaiknya menyerahkan sesuatu demi orang lain dan kapan penting untuk menjaga diri sendiri.

■Buku ini menantang kita untuk mempertanyakan aturan yang ditetapkan masyarakat bagi kita dan melawan perlakuan tidak adil. Hal ini mengingatkan kita bahwa kita tidak harus menerima segala sesuatu hanya karena "hal itu memang selalu terjadi".

■Sayap-Sayap Patah menunjukkan fakta bahwa kita semua berbeda, entah itu budaya, agama, atau latar belakang kita. Ini menunjukkan kepada kita bahwa ketika kita bersatu dan menerima perbedaan satu sama lain, hal-hal menakjubkan bisa terjadi.

■Buku ini mendorong kita untuk meluangkan waktu untuk memikirkan keyakinan kita sendiri dan apa yang kita cari dalam hidup. Ini mengingatkan kita untuk memperhatikan diri kita sendiri dan mengeksplorasi spiritualitas kita serta apa artinya bagi kita.)


CONCLUSION

Broken Wings by Kahlil Gibran is a classic book that digs deep into love, freedom, and what it means to be human. With its timeless messages, characters we can relate to, and powerful symbols, it gives us a lot to think about. It makes us look at ourselves and how society affects us. Broken Wings reminds us how strong love is, why personal freedom matters, and how we can grow and become better people.

(Sayap-Sayap Patah oleh Kahlil Gibran adalah buku klasik yang menggali tentang cinta, kebebasan, dan apa artinya menjadi manusia. Dengan pesan-pesannya yang tak lekang oleh waktu, karakter-karakter yang dapat kita pahami, dan simbol-simbol yang kuat, buku ini memberi kita banyak hal untuk dipikirkan. Buku ini membuat kita melihat diri kita sendiri dan bagaimana masyarakat mempengaruhi kita. Sayap-Sayap Patah mengingatkan kita betapa kuatnya cinta, mengapa kebebasan pribadi penting, dan bagaimana kita dapat tumbuh dan menjadi orang yang lebih baik.)

0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.