[ Recipe ] Lala Lala Chahan




Hai! Jika di blog saya satunya, saya membuat Para Para Chahan The Series yang isinya adalah beberapa resep chahan kreasi saya, maka kali ini saya membuat satu hidangan nasi goreng spesial bulan Ramadhan (lebih tepatnya muncul karena kepepet challenge BPN), yaitu Lala Lala Chahan.

Para Para Chahan adalah menu nasi goreng khas Jepang yang identik dengan bulir nasi yang terpisah-pisah alias tidak menggumpal. Menu para para chahan ini ada karena, menurut yang saya baca, nasi di Jepang adalah jenis nasi yang menggumpal, jadi dibutuhkan teknik memasak khusus untuk membuatnya terpisah-pisah. Karena tidak semua orang bisa melakukan teknik memasak yang memerlukan kekuatan otot tangan dan wajan besar serta api yang besar, maka ada bahan tertentu yang dicampurkan pada bahan nasi agar tidak menggumpal.

Teknik ini sangat bermanfaat bagi saya yang hampir setiap hari punya nasi dengan tekstur menggumpal.

Kali ini, karena yang saya buat adalah jenis nasi goreng yang saya sendiri bingung, nasi gorengnya saya buat sesuka hati dalam waktu sekitar 15 menitan, tanpa ada bahan tambahan lain seperti sosis, daging maupun sayuran. Namun nasi goreng ini saya buat masih dengan teknik yang sama dengan memasak Para Para Chahan ala rumahan yang biasa saya pakai, maka hidangan ini saya beri nama Lala Lala Chahan.

Jangan mengunjuk rasa saya ya wahai saudara-saudaraku, biarkan saya bahagia dengan penemuan Lala Lala Chahan ini.


Lala Lala Chahan

Untuk 1 porsi

Bahan :
1 piring nasi
3 butir bawang merah
2 siung bawang putih
1 buah tomat, potong kecil-kecil
1 sdm kecap asin
1 sdt lada bubuk
1 butir telur
Minyak goreng
Seledri
Daun bawang

Cara membuat :
1. Pecahkan 1 butir telur kemudian campurkan dengan sepiring nasi, aduk rata.
2. Tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum.  
3. Masukkan potongan tomat, masak hingga tomat tidak terlalu basah.
4. Masukkan nasi yang sudah dicampur dengan telur. Besarkan api, kemudian aduk rata dengan cepat sehingga nasi tidak menggumpal.
5. Bumbui dengan kecap asin dan lada. Aduk rata. Angkat.
6. Sajikan dengan daun bawang dan seledri yang sudah dicincang.

Problem yang saya temui selama ini adalah karena waktu sahur dan berbuka adalah saat tanpa cahaya matahari, maka pencahayaan foto kurang bagus sehingga hasilnya grainy. Namun, untuk resep ini kebetulan saya tidak puasa, sehingga saya bisa dapat pencahayaan yang bagus untuk foto makanan kali ini yang saya ambil saat siang hari, sekalian makan siang, hihi.

Pelajaran yang dapat saya ambil dari 2 resep sebelum ini adalah meskipun saya kurang puas dengan hasil foto yang saya dapatkan, daripada saya menghabiskan waktu untuk terus mencoba menghasilkan foto yang saya inginkan, saya putuskan untuk menggunakan foto terbaik yang bisa saya dapat saat itu. Di lain waktu bisa saya perbaiki lagi.

Saya selalu teringat satu buku yang pernah saya baca yang intinya, kita bisa memperbaikinya nanti, semua ‘awal’ pasti tidak sebagus yang diharapkan, namun kita masih bisa terus memperbaiki dan berkembang seiring waktu. Kita hanya perlu melakukannya sekarang.

Pelajaran yang saya dapatkan adalah kalau tidak ikut challenge BPN, maka hidangan Lala Lala Chahan ini mungkin tidak akan ada.

Punya resep nasi goreng yang berbeda atau dengan cerita yang unik di balik pembuatannya? Atau bahkan memfavoritkan varian nasi goreng dari negara lain? Bisa share di kolom komentar di bawah ini ya. Jangan lupa sertakan link untuk menuju blog yang berisi resepnya ya, biar saya bisa berkunjung balik.

0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.