Tempat Buka Puasa Favorit Kaum Muda




Kalau bicara soal tempat buka puasa favorit, kira-kira tempat seperti apa yang terbayang di pikiran? Karena saya hanya punya satu tempat buka puasa favorit yaitu di rumah, maka saya pun penasaran bagaimana dengan orang lain. Untuk menjawab rasa penasaran itu, kali ini saya membuat survey kecil-kecilan mengenai tempat buka puasa favorit, melalui Google Form, Twitter Polling dan bertanya langsung via chat.

Awalnya saya bertanya kepada teman-teman yang biasa berinteraksi dengan saya saja setiap hari, dan jawaban mereka semuanya sama seperti saya. Saya berpikir, mungkin karena jangkauannya terlalu sempit, dan mereka ada teman-teman saya (yang biasanya teman adalah cerminan diri sendiri, jadi 11 12 begitu deh) maka saya pun membuatnya lebih luas dengan twitter poll dan google form. Karena waktunya hanya belasan jam saja, jumlah yang terkumpul tidak terlalu banyak sehingga saya lebih mudah mengolah data-data tersebut.

Dan hasilnya adalah (hasil dari polling twitter, google form dan direct chat) sebagai berikut :



Menurut saya pribadi, saya menyukai buka puasa di rumah karena memang lebih hemat dan karena saya juga tidak membeli makanan di luar, saya tahu persis bahan-bahan yang digunakan dan juga proses memasaknya, lebih sesuai selera saya. Selain itu, karena saya punya kesempatan untuk buka puasa di rumah bersama keluarga, maka tentunya saya bisa jadi mengobrol dengan keluarga saya setelah seharian bekerja di luar. Selain itu, waktu yang digunakan juga lebih fleksibel, sehingga saya tidak akan melewatkan ibadah sholat Maghrib hingga Tarawih.

Lalu bagaimana dengan mereka yang juga memilih berbuka  puasa di rumah atau kos?


“Di rumah. Karena hemat, gak keluar duit banyak, bebas mau makan berapa banyak, bisa ditinggal solat dulu tanpa khawatir nanti ga kebagian makan atau keabisan, bareng keluarga lebih asik ngobrolnya daripada ngobrol sama orang lain (yang kadang kondisinya lagi ngumpul bukber sama orang yg kita terpaksa ketemu. Makanan favorit sih kolak pisang, sop buah, teh manis anget” - Kak Agustin

“Aku juga lebih suka buka puasa di rumah, karena lebih leluasa, lebih..... nyaman aja gitu. Yang sering dimakan sih ayam goreng, ayam suwir, ayam bakar, ayam kecap, sama cumi rica-rica, pokoknya selain manis-manis aku suka semua” – Inda

“Di rumah. Karena aku anak rumahan. Menu buka puasa favorit, sayur nangka, sayur waluh basantan (orang Banjar nyebutnya gitu), terus lauknya ikan nila goreng sama ayam goreng” - Shofia

“Karena aku juga anak rumahan. Makanan favorit : mie goreng indomie biasa direbus tapi jangan sampe terlalu mateng, terus digoreng aja sama bumbu-bumbunya, jadinya mie goreng biasa atau bikin sendiri. Kalo cemilan wajib itu cilok” – Elta 

“Kalau di rumah makan apa aja enak karena bareng keluarga. Yang paling penting ada es teh atau es blewah. Momen ramadhan hanya setahun sekali, apalagi bagi mereka yang rantau atau pernah rantau. Kumpul bareng keluarga bisa jadi langka. Kekeluargaannya itu lho meski cuma makan tahu penyet enak banget sama teri. Kalo bukber ngabisin duit, dan kebanyakan ghibah, terus ga taraweh” - Yuni

“Saya nyaman.  Menu buka puasa favorit sih apapun yang penting halal. Bakso, nasgor, puding, es, serbat” - Amana

“Karena bisa makan tanpa sungkan-sungkan. Menu buka puasa favorit : mie instant goreng rasa original yang banyak sayurnya, ayam krispy yg tebel tepungnya dan kriuk plus sambel dikit, capcay yg dilengkapi pentol daging, pecel/urap-urap plus lauk pindang goreng yg asin nan garing, bihun plus lauk tahu fantasy,  semayi, pepes tongkol yg pedes dikit, ikan lele bumbu merah kemangi, dan ayam panggang bumbu rujak 😙 sukaak.” - El Ha

“Karena berbuka bersama keluarga terasa lebih menyenangkan. Menu buka puasa favorit : Terutama makanan yang berkuah, minuman dingin dan segar” - Tisya

“Karena masakan rumah lebih enak. Menu buka puasa favorit, yang penting ada sayurnya” - Diniah

“Di kos tercinta, karena bisa makan pakai gaya sendiri 😂 gak dibatasin waktu. Jadi bisa santaiiii... mau sholat dulu mau makan dulu, gak ada batasan dan tanggungan kalau makan di kos. Makanannya yang jelas nanak nasi sendiri. Seringnya beli sayur, kalau mau pakai lauk, beli lauk mentah lalu masak sendiri. Buka minum pertama air putih! Rasa segernya udah nggak ada yang ngalahin. Untuk makannya, pilih nasi anget, sayur apa aja; biasanya sih sayur bayem apa sawi gitu, sama tempe goreng. Faaaaav banget. Kalau sempet, bikin sambel. Terus minum abis makannya teh tawar anget. Duh gak ada yg nandingin ini mah!” - Gayatri

“Di kos. Karena murah dan bergizi. Bisa masak sendiri” - Mas

“Di kos. Makanannya beli di warung barokah, karena dekat dengan kos” – Ridho


Inilah pendapat mereka yang berbuka puasa selain di rumah atau kos, seperti di kampus, masjid, dan tempat kerja.


“Di rumah anak les, karena sekalipun ramadhan aku tidak libur ngelesi dari jam 3 sampe 8 malam. Biasanya dimasakin. Seneng sih, tapi ga enak juga sama ortunya. Kalo dulu bawa sendiri, masak pas sahur, dibawa sampe buka puasa. Trus udah lembek gitu ga enak” - Michi

“Di kampus. Alasannya, alternatif paling aman dan disetujui teman-teman (pakai grabfood). Menu buka puasa favorit : Es buah, nasi, ayam, sayur, buah-buahan” - Nadya Era

“Masjid yang ada takjil gratisnya. Alasannya karena gratis. Menu buka puasa favorit : nasi padang” - Fuad

“Lalapan dan Es Degan Mergan. Karena murah dan banyak, rasa Insya Allah enak. Menu buka puasa favorit : Es buah” - Ridwan


Dari hasil survey singkat di atas, saya menyimpulkan bahwa rata-rata yang mengikuti survey yaitu dari kalangan muda mulai mahasiswa hingga usia kerja yaitu usia 18 hingga 35 tahun, lebih memilih berbuka puasa di rumah atau kos daripada di tempat makan tertentu. Mereka yang masih harus beraktivitas di luar pun memilih berbuka puasa di tempat mereka beraktivitas  seperti masjid, kampus dan tempat kerja. Hal ini juga membuktikan bahwa puasa memang bukan sebuah halangan untuk tetap beraktivitas seperti biasa baik bekerja, menuntut ilmu maupun berorganisasi.

Saya sendiri dulu pernah merasakan buka puasa di jalan saat magang, karena jam kerja selesai jam 5, dan jarak yang ditempuh cukup jauh, hingga seringkali saya buka puasa di jalan. Karena tidak ada angkot, dan saat itu belum ada jasa ojek online, saya jalan kaki dong, lewat depan kuburan dan jembatan juga yang gosipnya banyak hantunya, hihihi.

  
Berbuka puasa adalah kebaikan, baik dilakukan bersama dengan teman atau keluarga yang bisa mempererat rasa kekeluargaan. Berbuka puasa sendiri juga merupakan kebaikan untuk diri sendiri, untuk lebih mengenal diri sendiri. Makan tanpa tergesa-gesa dan menikmatinya adalah salah satu cara untuk berterima kasih pada tubuh kita dan berterima kasih atas apapun yang bisa kita santap hari itu.  

Nah, bagaimana? Punya cerita tentang tempat buka puasa favorit? Bagikan di kolom komentar ya, bisa login menggunakan google account, twitter, maupun facebook. Cantumkan URL blog juga, jadi saya bisa berkunjung balik ke blog kalian.

Terima kasih sudah berpartisipasi dalam survey kali ini baik melalui direct chat, twitter poll dan google form. Tanpa kalian semua, blog post ini tidak ada. Semoga kebaikan yang kalian berikan akan menarik kebaikan-kebaikan lainnya yang lebih banyak kepada kehidupan kalian. Untuk kritik, saran, komentar, bisa kalian kirimkan lewat kolom komentar di bawah atau via halaman Contact. Terima kasih. Selamat menjalankan ibadah puasa. Mari terus berbagi kebaikan.



Title picture edited by lailiving
Background photo by Little John
All the survey answers above are those which have been allowed by the participant to be published in this blog

0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.