Legenda Perompak Naga: Seni Membangunkan Naga dari Laut by Wisnu Suryaning Adji | Book Review

 


“Kita semua adalah ikan di lautan, dan selalu hidup dalam pertarungan. Kita berenang-renang, lalu tanpa disadari hidup kita berakhir dalam sebuah mangkuk sup ikan.”

Legenda Perompak Naga: Seni Membangunkan Naga dari Laut, is a tale that combines pirates, adventures, and the heartwarming bonds of found family. Written with a unique storytelling style reminiscent of fairy-tales, this book captivates readers from the very beginning, immersing us in a fantastical world where characters have intriguing names based on their roles on the ship - from Juru Masak, the cook, to the enigmatic Perompak Naga.

(Legenda Perompak Naga: Seni Membangunkan Naga dari Laut, merupakan kisah yang menggabungkan kisah perompak, petualangan, dan hubungan found family. Ditulis dengan gaya penceritaan yang unik yang memgingatkan kita pada dongeng, buku ini menarik pembaca dari awal, yang membawa kita dalam dunia fantasi di mana karakter memiliki nama-nama menarik berdasarkan peran mereka di kapal - dari Juru Masak, seorang tukang masak hingga Perompak Naga yang penuh teka-teki.)

 

BOOK INFORMATION

Title                       : Legenda Perompak Naga: Seni Membangunkan Naga dari Laut

Author                  : Wisnu Suryaning Adji

Language             : Indonesian

Length                  : 296 pages

Released             : April 12, 2021

Read                    : July 27-28, 2023

GR Rating            : 3.98

My rating             : 4.00

 

BOOK REVIEW

Legenda Perompak Naga: Seni Membangunkan Naga dari Laut is a fantasy tale that filled with interesting characters and a unique storytelling style. The book, written by Wisnu Suryaning Adji, takes us on an adventure aboard the Naga Hijau pirate ship, where the protagonist, Juru Masak, discovers his true calling while living his life among pirate crews.

One of the aspects that make this book truly stand out is the use of fascinating names based on the characters' roles in the ship, such as Juru Masak, Perompak Naga, Kelasi Tua, Juru Layar, Tabib, and others. These names add depth to the world-building and create a sense of immersion in the pirate life. Speaking of characters, the enigmatic Perompak Naga steals the spotlight with his charisma and mystery, leaving me yearning for more chapters dedicated to him.

The novel wonderfully explores Juru Masak's passion for cooking and his interactions with food. The cooking and eating parts of the story are delightful, and I yearn for more culinary adventures and discoveries of ingredients alongside Juru Masak. Moreover, the bonds of found family within the crew of Kapal Naga Hijau, particularly the heartwarming interactions between Juru Masak and Kelana, provide moments of laughter and joy.

Juru Masak, as the main character, is an engaging protagonist with unique qualities: he eschews violence, loves cooking, loyal, clever, avoids conflicts, and shows a stubborn determination. His personality makes him a relatable and endearing character.

The book has a fairy-tale quality, making me feel as though I listen to a narrator recount the adventures of Juru Masak. The comical elements woven into the narrative match the 17-year-old protagonist's youthful spirit and make the story thoroughly enjoyable.

One of the highlights of the book is the tension between Juru Masak and Perompak Naga when the former reveals his dream of becoming a cook for the pirate ship instead of the leader of the pirates. The clash of aspirations between Juru Masak's desire to create culinary masterpieces for food enthusiasts and the pirates' simple appreciation for his cooking adds depth to their dynamic.

The beautiful cover and dragon illustrations separating each chapter add to the overall appeal of the book. Additionally, the shorter pages for each chapter create a reader-friendly experience, making the story feel less intimidating.

However, there are some areas I don't like from this book. The book would be better with more detailed descriptions of the settings to avoid confusion and provide a clearer sense of the characters' surroundings. The pacing could be more consistent as there are instances of rapid transitions between scenes, leaving readers with unanswered questions. Additionally, the motives behind one's action could have been better developed, and hints early on would have added depth to the plot.

I also want more fantasy elements, particularly exploring the pirate's powers of controlling natural elements possessed by Perompak Naga and Juru Masak.

The use of back-and-forth storytelling between the past and present can be a bit confusing for me. The time lapses between flashbacks and the current story require numerical related memory, to keep up with the story.

Another interesting aspect from this book is exploration of complexities of life on the high seas that weaves a touch of realism into fantastical setting. Something happened to Juru Masak, amidst his adventures aboard the Kapal Naga Hijau, highlights the limited knowledge he possesses about women. Growing up in a predominantly male environment as a pirate, it's rational and understandable that such essential aspects of a woman's life remained unfamiliar to him. This subtle revelation serves as a poignant reminder of the distinct challenges faced by characters navigating a world traditionally dominated by men

(Legenda Perompak Naga: Seni Membangun Naga dari Laut adalah kisah fantasi yang menyenangkan yang penuh dengan karakter menarik dengan gaya penceritaan yang unik. Buku yang ditulis oleh Wisnu Suryaning Adji ini membawa kita berpetualang di atas kapal perompak Naga Hijau, di mana sang protagonis, Juru Masak, menemukan panggilan sejatinya saat dia menjalani kehidupan di antara kawanan perompak.

Salah satu aspek yang membuat buku ini menonjol adalah penggunaan nama-nama yang menarik berdasarkan peran para karakter di kapal, seperti Juru Masak, Perompak Naga, Kelasi Tua, Juru Layar, Tabib, dan lain-lain. Nama-nama ini memperkuat world building dan menciptakan kesan imersif ke dalam kehidupan para perompak. Berbicara tentang karakter, Perompak Naga yang penuh teka-teki mencuri perhatian dengan karisma dan misterinya, membuat aku ingin membaca lebih banyak bab yang membahasnya.

Novel ini mengeksplorasi impian Juru Masak untuk memasak dan interaksinya dengan makanan. Bagian memasak dan makan dari cerita ini asyik untuk diikuti, dan aku jadi ingin lebih banyak kisah petualangan kuliner dan penemuan bahan makanan bersama Juru Masak. Selain itu, ikatan found family di antara kru Kapal Naga Hijau, terutama interaksi yang heartwarming antara Juru Masak dan Kelana, memberikan momen kocak dan kegembiraan.

Juru Masak, sebagai tokoh utama, adalah protagonis yang menarik dengan kualitas unik: dia menghindari kekerasan, suka memasak, setia, pintar, menghindari konflik, dan menunjukkan tekad dengan sifat keras kepalanya. Kepribadiannya ini membuatnya menjadi karakter yang relatable dan menarik.

Buku ini terasa seperti dongeng, yang membuat pembaca seolah-olah sedang mendengarkan seorang narator menceritakan petualangan Juru Masak. Unsur-unsur lucu yang dimasukkan ke dalam narasinya cocok dengan jiwa muda sang protagonis berusia 17 tahun dan membuat buku ini benar-benar menyenangkan untuk dibaca.

Salah satu yang menarik dari buku ini adalah ketegangan antara Juru Masak dan Perompak Naga ketika Juru Masak mengungkapkan mimpinya menjadi juru masak di kapal Naga Hijau dan menolak menjadi bos perompak. Benturan aspirasi antara keinginan Juru Masak untuk menciptakan mahakarya kuliner bagi pecinta makanan dan respon seadanya dari para perompak atas masakannya menambah kedalaman dinamika mereka.

Cover yang indah dan ilustrasi naga yang memisahkan setiap bab menambah daya tarik keseluruhan buku ini. Selain itu, jumlah halaman yang lebih pendek di setiap bab menciptakan kesan yang ramah untuk pembaca, yang membuat buku ini tidak terlalu menakutkan.

Namun, ada beberapa hal yang kurang aku suka dari buku ini. Buku ini akan lebih baik jika deskripsi settingnya lebih mendetail untuk menghindari kebingungan dan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang lingkungan sekitar karakter. Pacing buku juga bisa lebih konsisten karena ada bagian yang transisinya terlalu cepat antar adegan. Selain itu, motif di balik hal yang dilakukan salah satu karakter kurang kuat dan tidak ada petunjuk sejak awal yang memperkuat aksi ini.

Aku juga ingin lebih banyak elemen fantasi yang disertakan dalam cerita, terutama mengeksplorasi kekuatan yang mampu mengendalikan elemen alam yang dimiliki oleh Perompak Naga dan Juru Masak.

Penceritaan kisah yang bolak-balik antara masa lalu dan masa kini sedikit membingungkan buat aku. Selang waktu antara flashback dan cerita saat ini lumayan membutuhkan ingatan seputar angka untuk tetap memahami ceritanya.

Hal yang menarik adalah  eksplorasi kompleksitas kehidupan di laut lepas yang menggabungkan aspek realisme ke dalam latar fantasi. Kejadian yang dialami Juru Masak, di tengah petualangannya di atas Kapal Naga Hijau, menyoroti keterbatasan pengetahuan yang ia miliki tentang perempuan. Tumbuh di lingkungan yang didominasi laki-laki sebagai perompak, sangat masuk akal dan dapat dimengerti bahwa aspek-aspek penting dari kehidupan perempuan  tetap asing baginya. Pengungkapan ini berfungsi sebagai pengingat akan tantangan yang dihadapi oleh karakter yang hidup di dunia yang secara tradisional didominasi oleh laki-laki.)

 

THINGS I LOVE

■The creative character naming based on their roles in the pirate ship. From the skilled Juru Masak (Cook) to the enigmatic and powerful Perompak Naga (Dragon Pirate), the crew of Kapal Naga Hijau comes alive with distinct personalities and responsibilities that add depth to the story.

■The inclusion of cooking and eating parts adds a delectable dimension to the narrative. The book tantalizes readers' senses as they accompany Juru Masak in his culinary adventures. Juru Masak's passion for cooking becomes a heartwarming aspect that resonates with readers who share a love for the culinary arts.

■The bonds of found family among the crew of Kapal Naga Hijau and Juru Masak foster heartwarming interactions, particularly with Kelana. 

■Juru Masak, as the main character, embodies admirable traits of avoiding violence, loyal, clever, and stubborn, set him apart and make him a relatable and inspiring protagonist.

■The book's unique storytelling and writing style feels like a fairy-tale, as if a narrator is reading the story for the readers. Additionally, the comical quality of the storytelling perfectly complements the youthful spirit of the 17-year-old protagonist.

■The tension between Juru Masak and Perompak Naga regarding Juru Masak's dream of becoming a cook for the pirate ship adds depth and complexity to their relationship. This conflict becomes a favorite aspect for me, as it highlights the clash of aspirations and priorities.

■The captivating cover design, adorned with a dragon and sword illustration, and the presence of markers with dragon illustration in it, to separate chapters adds convenience, while the shorter pages make the book approachable and reader-friendly.

(■Penamaan karakter yang kreatif berdasarkan peran mereka di kapal perompak. Dari Juru Masak (tukang masak) yang terampil hingga Perompak Naga (pemimpin kapal perompak) yang penuh misteri dan kuat, awak Kapal Naga Hijau menjadi hidup dengan kepribadian dan tanggung jawab berbeda yang menambah kedalaman cerita.

■Dimasukkannya bagian memasak dan makan menambah dimensi yang menyenangkan pada narasinya. Buku ini menggoda pembaca saat mereka menemani Juru Masak dalam petualangan kulinernya. Semangat Juru Masak untuk memasak menjadi aspek yang heartwarming yang cocok dengan pembaca yang memiliki minat pada dunia kuliner.

■Ikatan found family di antara awak Kapal Naga Hijau dan Juru Masak menumbuhkan interaksi yang heartwarming, terutama Juru Masak dengan Kelana.

■Juru Masak, sebagai karakter utama, menonjol dalam sifatnya dalam menghindari kekerasan, setia, pintar, dan keras kepala, yang membedakannya dan menjadikannya protagonis yang relatable dan menginspirasi.

■Gaya bercerita dan penulisan buku yang unik terasa seperti dongeng, di mana seolah-olah seorang narator sedang membacakan cerita untuk para pembaca. Selain itu, kualitas cerita yang komikal melengkapi dengan sempurna semangat muda dari protagonis yang berusia 17 tahun.

■Ketegangan antara Juru Masak dan Perompak Naga terkait mimpi Juru Masak menjadi juru masak di kapal perompak menambah detail dan kerumitan hubungan mereka. Konflik ini adalah aspek favorit buat aku, karena menyoroti benturan aspirasi dan prioritas.

■Aku suka desain cover yang cantik, yang dihiasi dengan ilustrasi naga dan pedang, dan adanya penanda dengan ilustrasi naga untuk tiap bab, sedangkan halaman yang lebih pendek membuat buku ini tidak terlalu menakutkan dan mudah dibaca.)

 

THINGS THAT COULD'VE BEEN IMPROVED

■At times, the portrayal of the surroundings is vague, leading to confusion for readers about the exact location of certain events or actions taken by the characters. 

■Pacing. There are instances where the narrative moves too swiftly, abruptly transitioning to the next part, leaving me with unanswered questions or feeling rushed. Conversely, at other times, the pacing is appropriately set, allowing for a more engaging and well-paced story progression. 

■One thing that needs a clearer explanation is the motive for the character who did something important. Hints about potential actions from the beginning would have allowed for a stronger and satisfying narrative development.

■I want for more fantasy elements in the story, particularly concerning the abilities of the characters, Perompak Naga and Juru Masak. Their unique powers to control nature elements hold great potential for exciting and enchanting scenes.

■The back and forth plot between the past and the present can be somewhat confusing for me. I have to remember how many years had passed since the latest flashback and add it to calculation to know how old Juru Masak was in the current flashback.

(■Terkadang penggambaran lingkungan sekitar karakter tidak jelas, yang menyebabkan kebingungan bagi pembaca tentang lokasi pasti dari peristiwa atau tindakan tertentu yang dilakukan oleh karakter. 

■Pacing buku. Ada saat-saat di mana cerita bergerak terlalu cepat, tiba-tiba beralih ke bagian berikutnya, sehingga ada pertanyaan yang belum terjawab atau terasa tergesa-gesa. Sebaliknya, di lain waktu, pacingnya pas, yang memungkinkan perkembangan cerita yang lebih menarik dan bergerak dengan baik. 

■Hal yang kurang jelas adalah motif bagi karakter yang melakukan sesuatu yang penting. Petunjuk tentang potensi atau kemungkinan karakter melakukan aksi ini sejak awal akan memungkinkan perkembangan narasi yang lebih kuat dan memuaskan.

■Aku ingin lebih banyak unsur fantasi dalam cerita, terutama mengenai kemampuan karakter, seperti Perompak Naga dan Juru Masak. Kekuatan unik mereka untuk mengontrol elemen alam memiliki potensi yang besar. 

■Plot bolak-balik antara masa lalu dan masa kini bisa agak membingungkan buat aku karena disajikan berurutan antara masa lalu satu dengan yang lainnya. Aku harus mengingat waktu yang sudah berlalu sejak flashback terakhir dan melakukan perhitungan untuk mengetahui berapa usianya saat flashback diceritakan.)

 

CONCLUSION

Legenda Perompak Naga: Seni Membangunkan Naga dari Laut is an entertaining adventure that captivates readers with its interesting characters, unique writing style, and delightful culinary elements. It's suitable for those who seek a well-crafted tale without an overwhelming number of characters. While there are areas that could be improved, the book's charm and heartwarming interactions make it a delightful read in the fantasy genre.

(Legenda Perompak Naga: Seni Membangunkan Naga dari Laut adalah kisah petualangan yang menghibur yang memikat pembaca dengan karakternya yang menarik, gaya penulisan yang unik, dan elemen kuliner yang menyenangkan. Buku ini cocok untuk pembaca yang mencari kisah yang dibuat dengan baik tanpa jumlah karakter yang terlalu banyak. Meskipun ada area yang masih dapat ditingkatkan lagi, daya tarik buku dan interaksi yang heartwarming antar karakternya menjadikannya bacaan yang menyenangkan dalam genre fantasi.)

0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.