lailiving
lailiving
  • Home
  • Personal
  • About
  • Features
    • Beauty
    • Health
    • Learning
    • Support
    • Documentation
      • Privacy Policy
      • Disclaimer
      • Comment Policy
      • Archives
  • Contact Us



Hello! New year is about to come. Have you set your dreams for 2020? How do you welcome 2020 in order to elevate your life to be better? For me, I either use journal and vision board to list my dreams and goals so that I know which ones I need to focus on. This time, I’m going to show you how I create my simple vision board for the year of 2020. I don’t have set rules to make my vision board so it would be different each year depends on what currently inside my mind.

For 2020, I want to focus more on the root or meaning of the things I’m going to do. The years before I put my focus in physical things which makes me realize that I was about to forget the meaning of it, I didn’t enjoy the process because I’m too goal oriented. But, it doesn’t mean that kind of vision board is wrong. There is no mistakes in creating your own vision board. As long as you are empowered and motivated, anything can be in it. 

It’s not about creating instagrammable stuff but deeper than that. For me, Vision board is about anything you want to put your energy and focus on, the things which lead you and pull you back into the right path when you get distracted during the journey. It’s one of the tools you can come back to when you feel clueless and getting lost.

Things you have to  put on your vision board :
Anything (you can use clips from magazine, newspaper, brochure, or you can make your own by drawing or taking photos) which speaks most to your dreams and goals for the year

Materials you can use for vision board :
Anything (you can use the real white board, wire mesh screen/wire memo board, wood board, art paper, or any wide paper you like). You don't have to buy expensive stuff for creating vision board. For me, it's easier for me to use available stuff in my home.

Things you may need :
Pin
Paper clips
Adhesive tape
Scissors
Colored papers
Colored pens

Other option is vision board in online or digital version which makes it easier and less paper, but as I want to see my vision board right after waking up everyday, I made a physical one to put on my wall. You can also browse for online vision board maker too to make it quicker.

This year I made the quote myself on my computer and browsed for some pictures then printed them out

I reuse A3 art paper available in my room (it’s actually from my 2019 wall calendar) to put all the clips. I planned to buy wire memo board to make it reusable, but I’m going to move around 2020-2021, so I try to not add new stuff  in my room.

Yeah. This is it! My vision board 2020 is ready (some of the pics were removed due to privacy) 



I arrange them as I want to, there is nothing called ugly when creating your own life motivator. As long as it motivates and pushes you toward your goals, it's enough. You may add more clips / photos into your vision board later. You can change it as you want in the middle of your journey. Vision board is personal, there is no rules. Even if there are set rules, nobody will blame you for creating the different one for yourself, right? It's like your life, you have so much freedom you need to build and paint it as your preferences.

Don't be afraid. You are going to make all of your dreams come true. Leave all the judgement, focus on the goals and keep moving forward.

So, that’s my simple and easy 2020 vision board. How about yours? Do you use other techniques to create your vision board? Share yours in the comment box below. 


All photos by lailiving



Sebagian besar bulan November masih bersuhu tinggi seperti bulan sebelumnya, meski di 3 hari pertama sempat turun gerimis, keadaan yang membuat saya tidak bisa tidur nyenyak ini bertahan hingga seminggu setelah fase mercury retrograde berakhir. Baru setelahnya, saat ibu saya sudah berangkat ke luar kota, sore harinya turun hujan yang sangat lebat, yang tentu saja membuat suhu di malam hari lebih sejuk sehingga saya bisa tidur dengan nyenyak hingga esok harinya. Meski suhu pagi hari terukur 22 derajat, namun rasanya tidak sepanas pagi-pagi sebelumnya. Sepertinya sudah masuk musim dingin? Semoga saja ya, hahaha, biar saya lebih cepat masuk ke mode hibernasi akhir tahun.

1. Surabaya X Beauty 2019

Untuk pertama kalinya setelah sekian kali ingin datang ke JXB, akhirnya saya bisa datang ke acara Female Daily yang diadakan paling dekat dengan tempat tinggal saya yaitu di Surabaya. Sebenarnya saya tidak tahu banyak tempat di Surabaya, namun ya sudahlah, saya memutuskan untuk berangkat sendiri. Ternyata ada teman saya yang tinggal di Surabaya yang juga mau datang ke SXB, jadinya saya tidak sendirian, mengingat ternyata eventnya diadakan di lantai paling atas Tunjungan Plaza. Sebenarnya saya mau beli lipstik dan hydrating toner, namun kemudian saya teringat toner hada labo saya yang super eternal dan tidak bisa habis masih ada 2 botol lagi, dan saya masih punya beberapa lipstik maybelline yang masih tersentuh ujungnya. Demi menjadi konsumen yang baik, saya harus menghabiskan dulu semuanya sebelum membeli yang baru. Hihi.

2. Aplikasi : KAI Access

Saya yang selama ini kalau naik kereta suka beli tiket langsung di loket, kaget karena menurut petugas loket, mulai 1 September lalu pemesanan tiket hanya bisa dilakukan lewat aplikasi KAI Access. Sedangkan pembelian di loket hanya dilayani 3 jam sebelum keberangkatan, jika tiket masih ada. Seminggu sebelum berangkat, saya sudah menginstal aplikasi ini, namun stasiun keberangkatan dan tujuan saya tidak bisa muncul di aplikasi. Saya yang harusnya berangkat hari Sabtu jadi komplain ke petugas loket karena tiket fisik sudah habis sementara aplikasi saya tidak bisa digunakan. Akhirnya aplikasi di handphone saya diutak atik, diuninstal diinstal lagi direstart hingga beberapa kali. Entahlah. Baru bisa muncul semua stasiunnya. Entah apa yang terjadi sebelumnya, padahal saya sudah menginstal aplikasi sesuai petunjuk di stasiun. 

Akhirnya saya berangkat hari Minggu, karena tiket keberangkatan yang tersisa hanya hari Minggu setelah subuh. Haha. Alhasil saya sarapan di Surabaya begitu sampai disana. 

Pelajaran yang bisa saya ambil dari kejadian ini adalah saya harusnya komplain soal aplikasinya begitu saya tidak bisa menemukan stasiun yang akan saya tuju, sehingga saya bisa berangkat di hari yang sudah saya rencanakan. Selain itu, untuk tips, saat mengakses di siang hari memang sering beberapa stasiun tidak bisa muncul, jadi mending kegiatan pesan memesan ini dilakukan di pagi hari waktu masih segar-segarnya, haha.

Penggunaan tiket online ini tentunya akan mengurangi penggunaan kertas sebagai tiket fisik, dan tentu saja dimaksudkan agar lebih praktis, bisa beli tiket di rumah. Namun, sepertinya memang harus ada peningkatan di bidang teknis untuk mengurangi kejadian macam yang saya alami. 


3. My Last Train

Untuk tiket kepulangan dari Surabaya, saya berhasil dapat kereta terakhir dan saya tidak dapat tempat duduk, tapi tidak apa-apa yang penting saya bisa pulang, begitu pikir saya saat memesan tiketnya.

Begitu kereta datang, saya memilih gerbong terakhir yang biasanya ada nomor 5 di badannya. Namun, gerbong yang saya naiki tidak ada nomornya, karena saya sudah memutuskan mau naik di gerbong paling belakang.

Gerbong tersebut isinya staf kereta api, begitu saya masuk, mereka mempersilakan saya duduk dimanapun yang saya mau. Begitu pula rombongan sekeluarga yang kebetulan tidak dapat tiket duduk, juga dipersilakan duduk dimanapun mereka mau. Sepanjang perjalanan, staf yang duduk di kursi paling belakang, dangdutan dong. Jadinya gerbong ini tidak membuat saya ngantuk, tidak seperti pengalaman saya sebelumnya saat naik kereta paling akhir dari Surabaya dimana saya selalu ketiduran dan terbangun begitu melewati Sidoarjo dan Pasuruan. 

Bisa dibilang saya dan semua penumpang yang dipersilakan duduk dimanapun dalam gerbong tersebut dapat keberuntungan. Hingga di stasiun tujuan terakhir di Malang, tidak ada satupun dari kami yang digusur oleh pemilik kursi yang kami duduki, jadi itu benar-benar kursi tak berpenghuni mungkin ya. Selain itu, menurut ibu-ibu yang sekeluarganya tidak dapat tempat duduk, yang akhirnya duduk di samping saya, di gerbong sebelumnya cukup penuh dengan penumpang yang berdiri hingga lesehan di dekat perbatasan gerbong. Meski sebelumnya saat saya tidak kebagian tiket duduk, saya selalu memilih gerbong terakhir, namun ini pertama kalinya saya dapat satu gerbong spesial, tanpa perlu pindah pindah duduk hingga sampai di Malang. 


4. Playlist (If You don’t Love Yourself, Invisible, Paprika)

If You Don’t Love Yourself adalah track dari album The Script yang berjudul Sunsets & Full Moon. Dari judulnya sudah ketahuan ini lagu tentang apa, jika kita tidak bisa mencintai diri sendiri maka kita tidak bisa mencintai siapapun. Sangat related dengan kehidupan saya, dimana saya di masa lalu merasa bahwa cinta adalah sesuatu yang eksternal yang tidak bisa ditebak dan bisa membuat kita salah langkah. Seiring bertambahnya usia, saya menyadari bahwa cinta itu tidak perlu kita cari karena kita sendiri adalah cinta. Cinta adalah sesuatu yang indah, yang selama ini dikatakan sebagai sumber kesedihan hingga keputusasaan adalah ego manusia. Seperti kata lirik lagu grup favorit saya C-ute : all of that is not love, but ego.
Spotify
YouTube

Invisible adalah satu track terbaru dari salah satu solois favorit saya, Zara Larsson. Yay. Track ini dirilis untuk theme song Netflix Series berjudul Klaus. Invisible adalah lagu yang membuat saya terharu begitu saya pertama kali mendengarkannya. The greatest thing you’ll ever know is invisible. Satu lagu yang benar-benar langsung saya suka terutama karena suara mbak Zara yang tidak pernah tidak saya suka. Huhu. Love buat mbak Zara pokoknya. How many words does it really take to make a change? How many fights is it gonna take to convince what joy could bring? Lirik ini nyambung sekali dengan kegiatan saya menonton serial gundam bulan lalu, hihi. Lirik lainnya yang membuat saya terharu adalah : You can’t take it, steal it, but you can always be it. Ya benar, sesuatu yang selalu diperebutkan ternyata ada dalam diri kita sendiri.
Spotify
YouTube

Paprika adalah lagu yang diciptakan oleh solois hits Yonezu Kenshi untuk NHK Ouen Song Project. lagu ini dinyanyikan oleh grup anak-anak bernama Foorin yang selanjutnya pada tahun ini Yonezu melakukan self-cover lagu ini dengan vibe yang berbeda. Menurutnya, Paprika dia ciptakan dengan menempatkan dirinya sebagai anak-anak kembali, sehingga lagu ini mampu diterima dan dinikmati oleh anak-anak. Lagunya sendiri juga membuat saya terharu, karena menurut saya membuat saya melihat kebahagiaan, kemurnian dan kebebasan anak-anak di dalamnya. Paprika, we can make our dreams come alive. Rain or shine, we'll find a way to play again another day.
Spotify (Foorin)
YouTube (Foorin)
YouTube (Foorin Team E) (English version)
YouTube (Yonezu Kenshi)





Title picture and photo by lailiving
Background photo by Nathan Cowley
Newer Posts Older Posts Home

ABOUT ME

Contact | Collaboration |

Hey there! I’m Lala. Welcome to lailiving, my little corner of the internet where I share things I love such as books I ca't stop thinking about, songs that are always on repeat, bullet journaling, and random musings about life. I write in Bahasa Indonesia and English, so you’ll find a mix of both here! I’m always up for fun collaborations, creative projects, or anything that aligns with my interests. If you’re looking for someone to review products, share experiences, or create engaging content, let’s chat! You can find my contact links around this blog. Also, don’t be shy, drop a comment and let’s talk!.

Professional Reader

Reviews Published
Web Hosting
Web Hosting
Foods
Self Growth

Add to Reading List

POPULAR POSTS

  • Review Hada Labo Gokujyun Ultimate Moisturizing Face Wash: Favorit Sejak 2015
  • Review Jujur Pakai Iconnet di Malang Setelah 1 Tahun: Worth It?
  • 100+ Buku Gratis di British Council Library via Libby App
  • Cara Mudah Menggunakan Aplikasi Libby untuk Baca Buku Gratis
  • Review Wardah Lightening Oil-Infused Micellar Water: Kulit Bersih, Lembap, dan Kalem
  • Blood Over Bright Haven by M. L. Wang | Book Review
  • Fairy King vs. Mere Mortal: Ultimate Red Flag Checklist
  • Cara Membuat E-Card British Council Library untuk Pinjam Buku di Libby
Blogger Perempuan

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates

DMCA.com Protection Status